Di kalangan milenial, istilah ini tidaklah asing, Insecure. Adalah sebuah kata yang melambangkan rasa ‘minder’ terhadap fisik, pencapaian, pasangan dan lain hal yang sering kali terlihat di media sosial.
Insecure ini paling banyak dialami oleh perempuan, di mana perempuan lebih memperhatikan dan mementingkan soal fisik, dan katanya zaman sekarang, yang good looking lebih terpilih daripada yang tidak good looking.
Namun rasa insecure ini, jika semakin dipupuk maka akan menjadi sebuah bumerang bagi seseorang tersebut, oleh karenanya perlu diketahui cara-cara untuk menghilangkan insecure itu.
Hal yang paling penting untuk menghilangkan rasa insecure itu adalah perubahan mindset seseorang.
Jika mindset tidak dirubah, maka sebaik apapun kondisi fisik, finansial, karir bahkan pasangan, insecure itu pasti selalu hadir.
1. Tidak Harus Selalu GOOD LOOKING
Jika seseorang menghinamu karena kulitmu hitam, kusam, badanmu pendek, pesek dan tidak enak dipandang, maka kamu harus sadar, bukan kamu yang sedang dia hina, melainkan Tuhan yakni Allah SWT.
Kita tak pernah meminta untuk diciptakan dengan kondisi fisik seperti saat ini, kita tidak pernah meminta dilahirkan dari rahim ibu kita, kita tidak pernah meminta untuk besar di lingkungan kita yang sekarang.
Maka ketika ada seseorang yang menghina kondisi fisikmu, ketahuilah dia sedang menghina penciptanya juga.
2. Jalan Kesuksesan Tidaklah sama
Ada orang yang sukses bekerja di perusahaan ternama, kuliah di kampus keren, berprestasi dengan IPK yang tinggi dan skill komunikasi yang mumpuni.
Ada juga orang yang sukses di bidang wirausaha setelah bertahun-tahun merintis bisnis yang turun naik.
Ada pula ibu rumah tangga yang sukses menginspirasi dalam mendidik anak hingga diundang dalam talkshow-talkshow bergengsi.
Namun banyak pula dari mereka yang bangkrut di usia muda, terlilit hutang ratusan juta di usia tua, cerai dari pernikahannya dalam usia belia, dan banyak diantara anak muda yang bahkan sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Dari rentetan fenomena tersebut bisa disimpulkan bahwa jalan kesuksesan dari seseorang berbeda-beda, maka tidak ada yang bisa memvalidasi kesuksesan seseorang yang dibandingkan dengan orang lain.
Karena setiap orang memiliki jalan dan waktu kesuksesannya masing-masing
3. Mencoba Banyak Hal, Belajar Banyak Hal
Ketika kamu merasa insecure dengan skill yang kamu miliki, dan ketika kamu ragu dengan langkah yang kamu ambil, maka tugasmu adalah belajar banyak hal dan mencoba banyak hal baru, yang akan mengantarkanmu pada jalan keyakinan bahwa kamu bisa melakukan hal tersebut.
Jika kamu tertarik dengan bisnis, pelajari dengan tekun. Jika kamu senang menulis, terus asah kemampuanmu tanpa henti.
Jika kamu ingin menjadi ibu rumah tangga, belajar ilmu parenting yang mumpuni.
Ketika kamu sudah belajar banyak hal, yakinkan dirimu bahwa waktu yang kamu lewati adalah waktu berharga dan bermanfaat.
Dan katakan pada dirimu bahwa kamu bukan pengangguran.
4. Berhenti Membandingan dengan Kawan di Sosial Media
Banyak teman kita yang sudah pergi berwisata ke luar negeri, di terima di perusahaan ternama, bekerja tekun setiap hari bahkan lembur sesekali.
Ada juga yang sedang melanjutkan kuliah di universitas bergengsi, sementara kamu hanya duduk terdiam mematung diri di hadapan cermin, bahwa kamu tidak menjadi apa-apa.
Sosial media ibarat pedang perang yang tak tahu siapa tuannya.
Dia bisa membantu tuannya untuk menyerang musuh, atau dia bisa membunuh tuannya ketika berada di tangan musuh.
Tergantung siapa yang sedang memegang dan mengendalikannya.
Jika anda bermain sosial media untuk memantau kegiatan teman-teman anda dalam keseharian dan tidak mendapatkan manfaat dari media sosial itu sendiri, saya katakan pada anda bahwa anda harus segera berhenti dan meng-uninstall sosial media anda.
Fokus pada tujuan anda dan proses yang sedang anda tempuh. Anda tidak sedang berkompetisi dengan siapapun, anda hanya sedang berkompetisi dengan diri anda sendiri.
5. Tujuan Akhir adalah Akhirat
Ketika di dunia, akhirat hanyalah cerita, dan ketika di akhirat, dunia hanyalah cerita.
Jika hari ini atau esok lusa adalah hari terakhir anda, maka apa yang sudah anda persiapkan untuk kehidupan di akhirat nanti?
Apakah ketika anda mati anda membawa gelar, gaji, mobil, rumah atau pasangan anda? Anda tahu jawabannya adalah tidak.
Maka dimulai hari ini, anda harus lebih fokus menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat anda, disamping anda mengejar dunia dan merasa insecure terhadap pencapaian anda.