Beberapa manajer top telah menghadapi pemecatan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Nuno Espirto Santo di Tottenham Hotspur dan Ronald Koeman di Barcelona. Dalam sepak bola modern, peran dari seorang manajer sangat fluktuatif, karena sama sekali tidak ada kemanan kerja.
Contohnya adalah yang menimpa Dean Smith, yang dimana dia membantu Aston Villa untuk promosi ke Liga Premier pada musim 2019-2020. Setelah dia memulai musim yang buruk pada berikutnya, Dean Smith tidak dapat menikmati banyak masa tenggang. Setelah lima kekalahan beruntun di Liga Premier, pelatih asal Inggris itu pun kemudian dipecat setelah dia menghabiskan tiga musim di Villa Park.
Seperti yang disadur dari Sporstkeeda, berikut lima manajer klub top Eropa yang bisa dipecat pada tahun 2022.
1. Jose Mourinho
Jose Mourinho dia mmeulai musim dengan di Roma, kemudia dia dapat memenangkan enam pertandingan pertamanya di musim 2021-2022. Namun, ia gagal melanjutkan hal yang sama , karena di AS Roma dia hanya memenangkan satu dari lima pertandingan Serie A terakhir mereka.
Menyusul masa-masa yang mengecewakan bersama Tottenham Hotspur dan Manchester United, pelatih asal Portugal itu kemudian ditunjuk sebagai manajer Roma pada musim panas 2021. itu tampaknya akan sangat cocok untuk klub dan manajer, Mourinho telah mendapatkan kembali reputasinya setelah mengelola klub-klub seperti Porto dan Inter Milan pada tahun-tahun awalnya.
Sama seperti klub-klub tersebut, Roma adalah salah satu klub yang paling bersejarah di sepakbola Eropa. Tetapi harapan dan tuntutan merkea akan jauh lebih sedikit daripada pemain-pemain seperti di Spurs maupun United. Jadi itu akan terlihat sebagai sebuah kesempatan yang sempurnah bagi Mourinho untuk dapat kembali menghidupkan karir manajerialnya yang cemerlang.
Tammy Abraham adalah salah satu rekrutan pertama Mourinho setelah pemain asal Portugal itu pindah ke Roma, dan ABraham menikmati awal yang baik ketika di Roma. Namun, Mourinho mungkin akan masih berada di bawah ancaman pemecatan jika ia gagal untuk dapat menahan kertepurukan Roma di klasemen Serie A.
Beberapa info juga menunjukan jika Jose Mourinho kemungkinan akan bersain untuk dapat peran manajerial di tim nasional Portugal.
2. Carlo Ancelotti
Carlo Anceloti adalah satu manajer paling sukses akhir-akhir ini dengan mengoleksi 20 gelar di bawah asuhannya. Pelatih asal Italia itu adalah salah satu dari segelintir manajer yang telah memenangkan tiga gelar Liga Champions dengan klub yang berbeda yaitu AC Milan dan Real Madrid.
Ini merupakan periode yang kedua bagi Ancelotti sebagai manajer Real Madrid. Pelatih asal Italia meninggalkan proyek jangka panjang di Everton ketika dia menerima tawaran dari Madrid. Sejauh ini, dia telah melakukan pekerjaan yang layak dengan skuat. Real Madrid saat berada di peringkat kedua dalam tabel La Liga 2021-2022, dengan satu pertandingan di tangan atas pemuncak klasemen sementara yaitu Real Sociedad.
Menyusul kekalahan yang mengejutkan 2-1 dari Moldova Sheriff Tiraspol, Los Blacons kembali memenangkan tiga pertandingan Liga Champions UEFA berikutnya. Mereka saat ini duduk di puncak klasemen dan difavoritkan untuk dapat maju ke babak sistem gugur.
Namun, dengan penampilan yang bagus tidak serta merta dapat mengamankan pekerjaaan seseorang di Santiago Bernabeu. Dalam karir pertamannya sebagai manajer Real Madrid, Ancelotti telah memenangkan empat gelar dan penghargaaan Pelatih Klub Terbaik Dunia versi IFFHS. Namun, ia menghadapi pemecata ketika opsi lebih baik pada Rafael Benitez tersedi pada 2015.
Skenario yang sama mungkin akan terjadi pad 2022 jika manajer Mauricio Pochettino dan Zinedine Zidane mengambil alih kursi ke pelatihan di Madrid.
3. Massimilliano Allegri
Massimiliano Allegri tidak diragukan lagi jika salah satu manajer paling sukses di Juventus dalam sejarah mereka. Dia telah memenangkan lima gelar Serie A secara berturut-turut dalam karir pertamanya di klub.
Pelatih asal Italia itu juga telah memenangkan empat gelar Coppa Italia secara berturut-turu dan tiga supercoppa Italia selama masa lima tahun melatihnya di Juventus yaitu antara 2014 dan 2019. Setelah dua tahun melakukan cuti, Alegri kembali melatih Bianconeri menjelang musim 2021-2022
Dalam dua tahun di antaranya, Juventus mengalami masa-masa yang sulit tanpa manajer legendari mereka.
Bianconeri gagal merain sepuluh scudetto secara berturut-turut pada musim lalu. Mereka juga nyaris tidak berhasil meloloskan diri ke empat besar pada hari terakhir musim Serie A 2020 – 2021. Juventus selesai dengan selisih 13 poin dari pemuncak klasemen Inter Milan.
Dalam periode yang keduanya Allegri, Juventus telah mendapatkan kembali penekanan pada fondasi pertahanan yang kuat dan pendekatan serangan balik. Namun, strategi tersebut belum membuahkan hasil, karena Juventus saat ini mendekam di tempat kedelapan klasemen sementara Serie A 2021-2022.
Banyak penggemar Juventus juga berpendapat jika tim mencapai puncaknya dengan Massimiliano Allegri ketika telah dibebaskan dari pekerjaaanya pada tahun 2019. Oleh karena itu, ada kemungkinan jika Allegri bisa tanpa pekerjaan pada musim 2022-2023.
4. Mauricio Pochettino
Setiap manajer di dunia sepakbola pasti akan memeberikan apresiasi saat berada di posisi Mauricio Pochettino. Mantan Manajer Tottenhamm Hotspur tersebut memiliki skuad yang penuh kemewahan seperti Lionel Messi, Kylian Mbappe dan Angel Di Maria.
Namun, dia gagal ketika mendapatkan yang terbaik dari pemain menyerangnya yang sangat berbakat. Meskipun menjadi salah satu manajer paling berbakat di Eropa. Pochetiino memliki lemari trofi yang relatif sepi. Dia memenangkat trofi besar pertamannya pada tahun lalu dalam pertandingan ketiganya bersama PSG.
Pelatih asal Argentina itu juga meraih gelar Coupe de France, namun gagal saat meraih gelar Ligue 1 dan Liga Champions. Itu juga yang menandai kedua kalinya di PSG yang dimana tidak dapat memenangkan gelar Ligue 1 dalam sembilan tahun terakhir.
Di musim yang saat ini sedang berlangsung, PSG unggul sepuluh poin di puncak klasemen sementara Ligue 1. Itu karena lebih berkaitan denagn performa buruk tim lain ketimbang dominasi PSG. Lens yang berada di posisi kedua hanya berhasil meraih 24 poin dalam 13 pertandingan terakhir.
Jika PSG tidak memenangkan gelar Ligue 1 dan tidak ada peningkatan besar di Liga Champions, maka Pochettino bisa keluar dari PSG pada tahun 2022 nanti.
5. Ole Gunnar Solksjaer
Meskipun sangat dengan pintu keluar pada beberapa kesempatan, Ole Gunnar Solskjaer tetap menjadi manajer di Manajer Manchester United.
Pelatih asal Norwegia itu harus menanggung berbagai kritik keras setelah meraih hasil hasil buruk saat melawan Liverpool dan Leicester City dalam satu bulan terakhir. Laporna juga mengklaim jika dia diberi tiga pertandingan untuk dapat menyelamatkan pekerjaanya, yang merupakan tiga pertandingan terakhir Manchester United sebelum jeda internasional.
Setan Merah pada tiga pertandingan tersebut berhasil mencatat satu kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan dalam tiga laga terakhirnya, namun tampakanya Solskjaer masih aman.
Apalagi, setelah kabarnya pengganti dari Solskjaer yaitu Antoni Conte lebih memilih merapat ke Tottenham Hotspur dan satu-satunya manajer yang tersedia di pasar saat ini adalah Zinedine ZIdane, yang dimana dia engga untuk kembali melatih dulu.
Dalam skenari itu, pengurus Manchester United bisa bertahan dengan Solskjaer hingga akhir musim. Pelatih asal Norwegia itu mungkin akan diberi waktu hingga beberapa bulan lagi sebelumnya akhirnya dibuat tentang masa depannya di Old Trafford.