6 Fakta Unik Kota Depok

A Yahya Hastuti

6 Fakta Unik Kota Depok

Hampir 12 tahun saya menjadi warga Kota Depok dan waktu tersebut belum cukup bagi saya untuk mengetahui Kota Depok lebih jauh lagi karena ternyata masih banyak yang tidak saya ketahui tentang kota yang memiliki 11 kecamatan ini. Setiap saat saya selalu menemukan fakta-fakta baru mengenai kota yang dipimpin oleh Mohammad Idris ini.

Kota Depok merupakan salah satu kota penyangga ibu kota negara yang cukup terkenal dengan segala keunikan dan kontroversialnya. Kota yang berada di selatan Jakarta ini dahulunya merupakan sebuah kecamatan di kabupaten Bogor bagian utara. Karena demi mendukung perkembangan daerah penyangga ibu kota negara maka Depok memisahkan diri dari kabupaten Bogor dan menjadi kota mandiri pada tahun 1999 yang selanjutnya bernama Kota Depok.

Kini, Kota Depok sudah berusia 22 tahun sejak memisahkan diri dari kabupaten Bogor. Di usia yang belum terlalu lama untuk ukuran sebuah kota, Kota Depok mempunyai fakta-fakta unik, baik terkait dengan sejarah berdirinya ataupun aktivitas penduduknya. Inilah 6 fakta unik Kota Depok yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Pernah mempunyai presiden sendiri

sumber : mapio.net
sumber : mapio.net

Hal ini berkaitan dengan sejarah Kota Depok itu sendiri. Saya yakin banyak orang Kota Depok asli yang tidak mengetahui fakta ini, yaitu bahwa Kota Depok pernah memiliki presiden.

Mulanya Kota Depok adalah desa terpencil yang berada di belantara hutan dan semak belukar. Wilayah ini termasuk wilayah partikelir atau tidak termasuk kekuasaan pemerintah Belanda. Pada tahun 1696 seorang tuan tanah yang juga seorang pejabat tinggi VOC yaitu Cornelis Chastelein membeli wilayah tersebut. Cornelis Chastelein menghidupkan kegiatan perkebunan dan pertanian di wilayah tersebut dengan memperkerjakan ratusan budak dari berbagai wilayah, seperti Jawa, Bali, Makasar, Maluku, NTT, Pulau Rote, dan Filipina.

Selain menghidupkan kegiatan perkebunan dan pertanian, Cornelis Chastelein yang merupakan seorang penganut Kristen taat juga menyebarkan agama Kristen. Dalam kegiatan penyebaran agama Kristen tersebut, Cornelis membentuk sebuah organisasi yang bernama De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen atau disngkat DEPOK. Beberapa orang mengatakan, bahwa dari organisasi Kristen yang pertama inilah asal nama Depok namun, ada pula yang menyebutkan bahwa nama Depok sudah ada sebelum masa Cornelis Chastelein.

Menjelang kematiannya, Cornelis Chastelein telah memerdekakan budak-budaknya dan berpesan agar tanah warisannya dikelola secara baik oleh mantan budak-budaknya tersebut. Meski seorang tuan tanah yang memiliki ratusan budak, konon Cornelis memperlakukan budaknya seperti keluarga. Mantan budak-budak Cornelis Chastelein disebut Kaoem Depok. Kaoem Depok memiliki 12 marga. Merekalah yang seringkali disebut ‘Belanda Depok’. Sebenarya Kaoem Depok tidak suka dengan sebutan ini karena terkesan sebagai antek penjajah Belanda.

Mulanya tanah warisan Cornelis Chastelein dikelola bersama-sama oleh Kaoem Depok namun lambat laun mereka memilih mengelola secara sendiri-sendiri. Konflik antar mereka pun muncul hingga akhirnya Depok diizinkan oleh Pemerintah Belanda untuk membentuk pemerintahan dan presiden sendiri yang setara dengan Desa Otonom . Presiden pertama Depok adalah Gerrit Jonathans. Sistem ini berakhir ketika pemerintah Indonesia mengambil alih tanah partikelir Depok.

2. Dulu dikenal sebagai tempat jin buang anak

sumber :pixabay.com/milla-del-monte 
sumber :pixabay.com/milla-del-monte 

Kota Depok pernah dijuluki sebagai tempat jin buang anak. Julukan itu masih melekat hingga akhir tahun 90-an. Konon, julukan itu diberikan karena Kota Depok berada jauh dari keramaian alias sepi, wilayahnya masih banyak hutan dan semak-semak. Listrik pun belum masuk ke seluruh Kota Depok jadi cenderung gelap. Letaknya yang di selatan Jakarta membuat Kota Depok jauh dari pusat pemerintahan maka banyak penduduk enggak menjamahnya.

Julukan itu mungkin saat ini dirindukan oleh penduduk Kota Depok yang bosan dengan keramaian dan kemacetan kota Depok. Ya, Kota Depok berkembang dengan cepat sejak dibangun Perumnas Depok dan memisahkan diri dari kabupaten Bogor. Efek perkembangan tersebut adalah Kota Depok menjadi kota yang ramai, tidak pernah tidur, berhawa panas, dan tentu saja akrab dengan kemacetan. Seringkali saya membaca di media sosial beberapa penduduk Depok yang sudah lama tinggal di Kota Depok menginginkan Kota Depok seperti dulu yang sepi, berhawa sejuk, tidak riuh rendah seperti sekarang.

Kamu pilih Kota Depok moderen atau ketika masih menjadi ‘tempat jin buang anak’?

3. Berikon belimbing dewa tetapi belimbingnya mulai langka

Sumber : pixabay/chrisad85
Sumber : pixabay/chrisad85

Awal menjadi penduduk Kota Depok, saya kebun belimbing hektaran masih mudah ditemui bahkan sekitar rumah saya saja ada sawah dan kebun belimbing yang sangat luas. Lambat laun sawah dan kebun belimbing tersebut berubah menjadi komplek perumahan dan ruko-ruko.

Saat ini untuk menemukan penjual belimbing di Kota Depok, terutama belimbing dewa tidaklah mudah karena penjualnya nyaris tidak ada. Tidak seperti dahulu yang di sepanjang jalan banyak ditemui penjual belimbing dewa.

Apakah ikon belimbing dewa masih cocok untuk Kota Depok? Menurutku, sih sebaiknya diganti tetapi jangan diganti Ayu Ting Ting lah.

4. Petir di Depok adalah petir terganas di dunia

sumber : pixabay/skitterphoto
sumber : pixabay/skitterphoto

Kota Depok tercatat di Guinness Book Of World Record, lho sebagai kota yang memiliki petir paling ganas dan berbahaya di dunia. Saking ganasnya, kekuatan petir di Kota Depok mampu meratakan bangunan yang terbuat dari beton. Menurut peniliti, petir di Kota Depok paling berbahaya di dunia karena arus petir negatif di Depok berkekuatan 379,2 KA dan petir positinya sebesar 441,1 KA.

Wah, pantas saja, ya Kota Depok seringkali mendapat peringatan dini bila musim hujan datang. Ternyata selain bencana longsor dan banjir kiriman, Kota Depok juga diintai petir yang paling berbahaya di dunia. Harus lebih hati-hati,nih warga Kota Depok, terutama di musim hujan.

5. Terdapat Masjid Kubah Mas, masjid termegah di Asia Tenggara

Sumber : Faela Shafa/d'traveller
Sumber : Faela Shafa/d’traveller

Masjid Kubah Mas selain sebagai tempat untuk beribadah dan tempat dilaksanakannya berbagai kegiatan islami, juga sebagai salah satu destinasi wisata religi kebanggaan Depok. Bangunan masjid yang dibangun oleh Dian Al Mahri pengusaha asal Banten ini memiliki luas 50 hektar dan mampu menampung 20.000 jamaah. Luas sekali bukan?

Selain luas, masjid yang diresmikan pada tahun 2006 ini juga sangat megah bahkan, tercatat sebagai masjid termegah di Asia Tenggara. Selain itu Masjid Kubah Mas yang berada di tepi jalan meruyung ini ini termasuk masjid langka karena hanya ada 7 masjid berkubah emas di dunia ini dan salah satunya adalah Masjid Kubah Mas yang ada di Kota Depok ini. Wah, keren, ya Kota Depok.

6. Kota Depok, tempat pasien terkonfirmasi Covid-19 yang pertama kali di Indonesia

Sumber : pixabay/geralt
Sumber : pixabay/geralt

Pada awal Maret tahun 2020 Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 2 warga Kota Depok terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan demikian 2 pasien tercatat sebagai pasien pertama yang terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia. Konon, 2 pasien tersebut tertular virus tersebut dari warga Jepang.

Publik Indonesia, terutama warga Kota Depok gempar dengan pengumuman tersebut. Kota Depok pun menjadi bahan sindiran skala nasional di media sosial. Bahkan sampai ada pembeli di sebuah marketplace yang membatalkan belanja hanya karena seller berasal dari Depok.

Sejak pengumuman tersebut, apotik dan toko obat antri pembeli yang ingin memborong masker. Akibatnya harga masker melonjak tinggi dan tak masuk akal. Saya salah seorang warga Kota Depok yang kalang kabut mencari masker.

Adakah dari 6 fakta Kota Depok tersebut yang mengejutkan kalian?

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi