6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi

Piko Prasetyo

6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi

Tidak bisa dipungkiri merupakan bangsa kuno yang memiliki pengaruh yang masih sangat kental dirasakan pada peradaban Eropa modern. Banyak sekali peninggalan bangsa ini yang akhirnya menjadi dasar bagi dunia modern mulai dari hukum, struktur militer, gaya hidup merupakan segelintir dari banyaknya. Bahkan kata republik sendiri bisa ditelusuri dari kata latin “res publica / sesuatu yang umum” yang ada sejak Roma masih beralaskan marmer.

Sistem Roma sendiri sempat berganti-ganti mulai dari kerajaan, republik dan terakhir kekaisaran. Pada masa keemasan republik ada beberapa jabatan yang sangat penting bagi jalannya roda pemerintahan. Berikut ini enam jabatan penting dalam struktur politik romawi: 

Quaestor

Tugas utama dari seorang quaestor adalah mengorganisir dana negara. Tugas ini meliputi pemungutan pajak, mengatur bagaimana dana yang terkumpul dapat didistribusi dengan baik ke setiap bagian pemerintahan dan melakukan audit pemeriksaan terhadap pemakaian dana. 

Jabatan ini merupakan jabatan terendah dalam cursus honorum, dan untuk menduduki posisi ini calon quaestor dipilih dan menjabat selama setahun. Kualifikasi untuk menduduki jabatan ini adalah pernah mengabdi dalam kemiliteran. Pada awal republik jumlah quaestor hanya sebanyak empat namun seiring berjalannya waktu jumlahnya ditambah untuk memenuhi kebutuhan Romawi yang meningkat seiring melebarnya daerah kekuasaan.

Tribune of the Plebs

6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi
6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi 5

Seorang tribune of the plebs adalah perwakilan rakyat jelata kota Roma (plebs). Pada dasarnya jabatan ini lahir sebagai kompromi kaum aristokrat dan kaum kaya (patricians) agar suara dari rakyat jelata dapat direpresentasikan dalam sidang. Syarat untuk menduduki jabatan ini adalah seorang tersebut haruslah berasal dari golongan rakyat jelata (plebs). 

Tribune of the plebs memiliki kekuasaan penuh mengawasi sidang senat dan melakukan veto terhadap hukum yang akan disahkan di senat. Dalam sekali masa jabatan terdapat empat hingga sepuluh orang yang menduduki jabatan ini. Pada masa republik akhir, seorang diktator yang terkenal karena hampir menghancurkan republik Romawi dari dalam, Lucius Cornelius Sulla mengurangi kekuatan tribune of the plebs sehingga jabatan ini menjadi tidak begitu penting.

Aedile

aedile merupakan jabatan yang menangani perbaikan dan perawatan gedung publik di Roma. Selain itu, aedile bertugas untuk mengatur festival dan pasokan makanan dan kebutuhan kota Roma. Karena posisinya yang cukup krusial dalam kebudayaan bangsa Romawi, seringkali membuat orang yang menduduki jabatan ini sangat terkenal dan memiliki dukungan publik yang tinggi.

Terdapat dua pasang aedile yaitu aediles plebis dan aediles curules. aediles plebis dipilih dari rakyat jelata (plebs), sedangkan aediles curules dapat dipilih dari patrician atau plebs. Perbedaan antara kedua aediles ini terletak pada festival yang menjadi kewajibannya. 

Praetor

6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi
6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi 6

Praetor adalah hakim pada masa republik, tugas utamanya adalah menyelesaikan sengketa dan kriminalitas. Tata cara hukum mengadili praetor cukup mirip dengan hakim modern. Pada saat sidang berlangsung, terdakwa dan jaksa melakukan pembelaan dan tuduhan dengan disaksikan oleh plebs atau patrician yang ingin hadir. 

Terdapat dua jenis praetor yaitu praetor peregrinus dan praetor ubanus. Tugas dari kedua praetor ini sebetulnya sama, namun perbedaannya terletak pada siapa yang menjalani sidang. Apabila permasalahan terjadi antara rakyat warga Roma dan rakyat warga non-Roma maka praetor yang bertugas adalah praetor peregrinus. Sedangkan apabila permasalahan terjadi antara rakyat warga Roma dan rakyat warga Roma maka praetor yang bertugas adalah praetor urbanis.

Consul

6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi
6 Jabatan Penting Dalam Struktur Politik Romawi 7

Consul adalah jabatan tertinggi dalam pemerintahan Romawi pada keadaan tidak krisis. Pada sekali masa jabatan selama setahun, terdapat dua consul yang menjabat. Kedua-duanya bertugas mengadakan rapat senat, membuat hukum dan mengatur negara. Dalam kampanye militer pun keduanya dapat berada di medan pertempuran dan saling bahu membahu memberikan komando (walaupun kasus seperti ini jarang terjadi).

Consul pada umumnya dijabat oleh seorang patrician, hal ini dikarenakan pemilihan consul dilaksanakan dalam comitia centuriata. Dimana comitia centuriata membagi suara berdasarkan jumlah kekayaan. Hal ini memang tidak menguntungkan kaum plebs yang suaranya hanya akan dihitung jika terjadi deadlock pemungutan suara.

Dictactor

Dictator adalah sebuah jabatan yang hanya akan ada di masa krisis. Dictator sendiri langsung dipilih oleh senat dan menjabat selama enam bulan apabila tidak diperpanjang seorang dictator harus meletakan kekuasaannya. Dictator selayaknya consul memiliki tugas yang sama, namun memiliki kewenangan yang lebih besar. 

Pada dasarnya jabatan ini beberapa kali terjadi disaat krisis perang, seperti pada perang punik, pemberontakan spartacus, dan beberapa kasus krisis parah yang lain. Namun pada akhir masa republik jabatan ini disalah gunakan seperti pada masa Sulla dan Julius Caesar. Bahkan sebelum dibunuh oleh anggota senat, Julius Caesar membubarkan posisi ini dan menggantinya dengan Princeps yang nantinya menjadi cikal bakal jabatan kaisar. 

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi