Final Fantasy bisa dikatakan sebuah JRPG yang selalu berhasil menyajikan sebuah cerita yang bercampur aduk dan memukau. Mulai dari Awal serinya hingga seri terakhir yang mereka rilis Final Fantasy 7 Remake.
Dibalik semua romansa yang dihadirkan pada setiap seri Final Fantasy, mereka juga game-game Final Fantasy juga memiliki berbagai kisah sedih yang mampu menitikan air mata para pemain game Final Fantasy Series.
Tetapi sebelum masuk kedalam pembahasan, artikel ini mengadung spoiler yang cukup sadis.
Jadi untuk kalian yang belum memainkan dan bermasalah dengan spoiler skip aja ya. Tanpa Babibu lagi berikut adalah 6 Momen Tersedih Dalam Game RPG Final Fantasy yang Mampu Menitikan Air Mata
Palom And Parom (Final Fantasy IV)
2 saudara penyihir cilik yang menjadi teman petualang Cecil di Final Fantasy IV.
Meski masih bocah Palom dan Parom mengobarkan dirinya menjadi batu untuk menahan pergerakan tembok yang siap membunuh rekan-rekannya.
Meski pada akhirnya Palom dan Parom berhasil hidup kembali, tetapi mereka berdua yang digambarkan berpamitan dengan senyuman polos ala anak kecil.
Membayangkan Anak sekecil itu berani untuk mengobarkan dirinya mampu membawamu larut kedalam alunan kesedihan.
Meskipun demikian hal ini masih bisa diperdebatkan dengan kematian Tellah setelah menggunakan Meteor.
Tetapi anak sekecil itu mengobarkan diri, faktor tersebut memang sulit untuk dihilangkan.
Celes Lompat Dari Tebing (Final Fantasy VI)
Rasa kesepian yang luar biasa yang dialami oleh Celes setelah gurunya tewas, membawanya menuju suatu tempat untuk menyelesaikan semua.
Sebuah tebing bagi mereka yang merasa sangat buruk melompat dan melepaskan terhadap takdir akan membawanya kemana.
Dengan tetesan air mata dan juga ketidakberdayaan, Celes lompat dari tebing tersebut.
Namun, Takdir berkata lain, ia masih hidup dan menemukan sebuah harapan, bahkan Cid gurunya juga memberikan sebuah jalan untuk menuju harapan tersebut.
Tentu saja setelah momen tersebut, menyadarkan Celes untuk tidak menyerah dan terus maju.
Momen Terakhir Zack (Final Fantasy VII: Crisis Core)
Jika kita blak-blak an mungkin Cloud adalah karakter paling menyebalkan di Final Fantasy 7. Seolah-olah apa yang terjadi pada karakter lain di Final Fantasy 7 sebab dari Cloud.
Tapi kita tak perlu berbicara panjang lebar akan hal itu. Kita hanya fokus pada moment terkeren, dan tersedih dari Zack di Akhir Final Fantasy Crisis Core.
Jika kamu mengikuti anime Berserk, Zack melakukan apa yang dilakukan Guts. Membantai begitu banyak pasukan lawan hingga pada akhirnya tubuhnya belumuran begitu banyak darah.
Pengobarnan yang dilakukan oleh Zack benar-benar luar biasa.
Belum lagi kata-kata terakhirnya terhadap cloud dan juga senyuman di wajahnya walaupun ia berada di ujung hayatnya. Oyasumi, Zack.
Tidus Berpamitan (Final Fantasy X)
Romansa Tidus dan Yuna mungkin sangat sulit di lupakan. Sebuah petualangan panjang yang telah mereka jalani menjadi sebuah cerita yang sangat luar biasa.
Dengan segala perlindungan, tangisan, dan juga bertarung dengan gagah berani, membuat Tidus dan Yuna seperti 2 pasang kekasih yang tidak bisa dipisahkan.
Namun, semua itu dibantah ketika game ini mencapai chapter final. Bahkan ketika Yuna ingin memberikan pelukan terakhir saja tidak bisa.
Momen Yuna yang tak berdaya dan mengatakan “I Love You” serta pelukan Tidus dari belakang.
Keterlaluan , ending dari Final Fantasy X memang keterlaluan. Walau akhirnya pada X-2 Yuna kembali bertemu dengan Tidus.
Vivi Farewell (Final Fantasy IX)
Membicarakan kebenaran tentang masa lalu Vivi saja sudah terlalu berat. Tak heran kita bersimpati terhadap seorang karakter dengan wajah dan kelakuan polosnya, namun diciptakan sebagai mesin penghancur.
Sebuah akhir dari Vivi yang membuatnya memahami arti dari kehidupan sendiri setelah petualangan panjang bersama Zidane dan Kawan-kawan.
Ya, monolog pada ending Final Fantasy IX tidak lain dan tidak bukan adalah Vivi, yang telah meninggal ataupun rusak.
“My Memories Will Be Part Of The Sky…” sebuah quotes dari monolog tersebut dimana ia digambarkan tak mampu lagi melihat dunia bersama teman-temannya.
Berkat monolog tersebut kita bisa membayangkan senyuman Vivi, ketika Happy End dari Final Fantasy IX diperlihatkan.
Kematian Aerith (Final Fantasy VII)
Yups, kematian permanen dalam sebuah game memang selalu menyedihkan, tetapi jika yang mendapat perma death adalah karakter yang dikira bakal menjadi Heroine dan menjadi pasangan sehidup semati tokoh utama.
Mungkin membuatmu merasakan amarah serta kesedihan yang luar biasa.
Dibumbui dengan cut scene 3d serta langkah pelan cloud yang hampir membunuhnya memberikan perasaan yang dag dig dug tidak terkira, sedikit rasa lega ketika cloud berhenti, namun kesedihan benar-benar ditujukan dengan datangnya sephiroth dari langit dan membunuhnya.
Ditambah dengan suara detukan jantung dan juga materia yang memantul serta alunan Aerith Theme. Jenova Life battle serta akhir dari Aerith yang beristirahat dalam LifeStream.
Membuat kematian dari Aerith begitu dramatis dan susah untuk dilupakan bagi sebagian orang.
Itu tadi adalah 6 Momen Tersedih Dalam Game RPG Final Fantasy yang Mampu Menitikan Air Mata, tentu saja hal-hal diatas hadir dari prespektif pribadi.
Dan tentunya banyak sekali momen-moment dari Final Fantasy yang tak kalah sedih dari yang tertera diatas.
Mulai dari Duel Berret, ending Type-0 dan masih banyak lagi yang lain, bahkan pengobarnan Jessie di Final Fantasy 7 Remake.
Jadi, kalian setujukah bahwa momen-momen diatas adalah momen tersedih? atau kamu mempunyai momen sedih dari game Final Fantasy alamu sendiri?
jangan lupa untuk tuliskan komen kalian ya? Terima Kasih sudah berkunjung. Sampai jumpa di artikel berikutnya.