Layar lebar telah lama menjadi rumah bagi banyak karakter yang lahir dari imajinasi penulis. Adaptasi novel Indonesia yang diangkat menjadi film adalah fenomena tak terelakkan lagi di kalangan para sineas.
Transformasi ini memungkinkan penonton untuk melihat karakter-karakter fiksi yang tertulis menjadi hidup dan bergerak di depan mata. Sehingga menyajikan pengalaman yang lebih mengesankan.
Deretan Novel Indonesia yang Diangkat Menjadi Film Populer
Indonesia, dengan kekayaan sastranya, berhasil melahirkan banyak sekali novel terbaik. Novel-novel dengan plot kuat, karakter kompleks dan latar belakang yang unik, kerap menjadi incaran sutradara untuk diangkat ke layar lebar.
Proses adaptasi ini bukan sekadar memindahkan cerita dari halaman ke layar. Tetapi juga melibatkan interpretasi kreatif dari tim produksi untuk menghadirkan visualisasi yang mampu melampaui imajinasi pembaca. Beberapa di antaranya bahkan sukses meraih prestasi gemilang seperti berikut ini.
1. Film Laskar Pelangi (2008)
Di urutan pertama ada Laskar Pelangi yang merupakan film drama inspiratif tentang 10 anak Belitung. Mereka berjuang meraih pendidikan di tengah keterbatasan. Di dalamnya juga menonjolkan kisah persahabatan dan semangat pantang menyerah yang begitu mengharukan.
Laskar Pelangi sendiri adalah adaptasi novel best seller karya Andrea Hirata. Novel populer ini berhasil beredar di 130 negara lebih, dengan versi 40 bahasa asing. Hingga kini, filmnya masih menjadi idola di sejumlah platform streaming.
2. Film Bumi Manusia (2019)
Berikutnya ada Bumi Manusia besutan sutradara Hanung Bramantyo yang terinspirasi novel karya Pramoedya Ananta Toer. Film berdurasi 3 jam 1 menit ini menceritakan tentang kisah cinta terlarang antara pria pribumi dengan gadis Indo-Belanda. Terlepas dari urusan cinta, dua tokoh utama ini mampu menampilkan simbol perlawanan terhadap sikap kolonialisme.
3. Film Negeri 5 Menara (2012)
Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi juga layak masuk dalam deretan novel Indonesia yang diangkat menjadi film dengan popularitas tinggi. Di dalamnya bercerita tentang 6 orang santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka bersahabat dan menimba ilmu di Pondok Madani Darussalam Gontor. Kelima sahabat ini memiliki impian besar untuk membangun “Negeri 5 Menara”. Mimpi ini berhasil membawa mereka ke berbagai penjuru dunia dengan konflik yang unik dan menginspirasi.
4. Film Sabtu Bersama Bapak (2016)
Adhitya Mulya, penulis novel Sabtu Bersama Bapak berhasil menyajikan cerita yang luar biasa. Hal tersebut membuat Monty Tiwa selaku sutradara kondang mengincar novel ini untuk membuat sebuah tontonan menarik.
Sabtu Bersama Bapak bercerita tentang seorang anak laki-laki yang kehilangan ayahnya di usia belia. Dalam film ini, ia pun akan mengenang kilasan-kilasan momen indah bersama sang ayah. Mulai dari bermain sepak bola, memancing hingga bercengkrama.
5. Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013)
Tahun 2013 menandai kejayaan film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang mengadaptasi sastra karya Buya Hamka. Film yang dibintangi sejumlah artis ternama ini bahkan masuk dalam kategori nominasi di Festival Film Indonesia 2014.
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck sendiri bercerita tentang cinta terlarang antara Zainuddin dengan Hayati. Namun, perbedaan latar belakang memaksa keduanya berpisah. Hayati pun dijodohkan dengan Aziz, seorang pengusaha kaya raya berdarah Minang.
6. Film Hujan Bulan Juni (2017)
Novel Indonesia yang diangkat menjadi film selanjutnya adalah Hujan Bulan Juni karya sastrawan senior Sapardi Djoko Damono. Film ini bercerita tentang Pingkan dan Sarwono yang menjalin cinta namun terhalang berbagai macam perbedaan.
Mulai dari jarak, waktu, suku dan agama. Tak menyerah, keduanya berupaya untuk saling memahami. Konflik yang mengharukan dengan ending sulit ditebak membuat Hujan Bulan Juni jadi film terlaris sepanjang 2017.
7. Film Sang Penari (2011)
Terakhir ada film Sang Penari yang mengadaptasi trilogi novel karya Ahmad Tohari berjudul Ronggeng Dukuh Paruk. Di dalamnya bercerita tentang cinta seorang penari ronggeng yakni Srintil dengan tentara bernama Rasus.
Jalinan asmara keduanya mendadak kelam pasca peristiwa G 30 SPKI melanda. Menggandeng sutradara Ifa Isfansyah, film Sang Penari mampu menyabet berbagai penghargaan. Sebut saja kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik dalam ajang FFI 2011.
Nah, itulah deretan novel Indonesia yang diangkat menjadi film populer. Pernah penasaran bagaimana kisah asli di balik film favoritmu? Di Urpilibros, kamu bisa menemukan jawabannya. Temukan novel-novel inspiratif yang menjadi sumber cerita film favoritmu.