Serangga dengan perut bercahaya ini sering kali kita dengar dalam banyak cerita. Banyak mitos yang bahkan mengkaitkan kunang-kunang dengan hal mistis, seperti berasal dari kuku orang mati atau menandakan kehadiran makhluk astral.
Lalu bagaimana menurut sains?
Berikut fakta menarik mengenai kunang-kunang yang perlu kamu ketahui:
1. Tidak semua kunang-kunang bercahaya
Di seluruh dunia serangga yang biasa disebut sebagai kunang-kunang mencakup lebih dari 2.000 spesies.
Namun dari 2.000 spesies tersebut, tidak semuanya menghasilkan cahaya.
2. Cahaya kunang-kunang tidak panas
Kunang-kunang yang mengeluarkan cahaya menghasilkannya dari proses kimia antara oksigen dengan pigmen yang disebut luciferin.
Enzim luciferase bekerja pada luciferin saat terdapat ion magnesium, ATP (adenosine triphosphate) dan oksigen untuk menghasilkan cahaya dengan panas yang sangat rendah.
Selanjutnya kristal uric acid yang terdapat di dalam sel-sel tubuh kunang-kunang akan membuat cahaya bersinar keluar tubuh.
3. Cahaya kunang-kunang merupakan cahaya paling efisien
Proses produksi cahaya yang berlangsung dalam tubuh kunang-kunang berlangsung dengan sangat efisien.
Bahkan disebut sebagai cahaya yang paling efisien di dunia. Sebab hampir 100% dari energi pada reaksi kimia diubah menjadi cahaya.
4. Kunang-kunang menggunakan cahayanya untuk memikat pasangan
Cahaya kunag-kunang bersinar dalam pola yang unik untuk setiap spesies. Setiap pola kerlipan digunakan untuk menemukan pasangan potensial.
Biasanya kunang-kunang jantan akan terbang sambil mengeluarkan cahaya dengan pola kerlip tertentu untuk mencari betina.
Beberapa kunang-kunang hanya berkelip sekali, sementara ada pula yang berkelip hingga berkali-kali.
Kunang-kunang betina akan menunggu di tanah hingga melihat penampilan cahaya yang menarik.
Betina akan merespon dengan mengeluarkan cahaya dengan sekali kerlipan atau mengikuti kerlipan kunang-kunang jantan.
5. Kunang-kunang dapat berkerlip secara serempak
Fenomena saat kunang-kunang berkerlip secara serempak disebut sebagai simultaneous bioluminescence.
Fenomena ini hanya terjadi pada dua tempat di dunia, yaitu di Asia Tenggara dan Great Smoky Mountains National Park di Tennessee.
6. Kunang-kunang dapat menjadi beracun
Saat diserang oleh predator, kunang-kunang akan melakukan pendarahan refleks, yaitu proses saat kunang-kunang mengeluarkan darah yang mengandung senyawa kimia dengan rasa pahit yang bersifat racun bagi hewan vertebrata.
Racun ini dapat membunuh predator kunang-kunang, seperti kadal dan burung. Racun dalam kunang-kunang kemungkinan tidak akan fatal bagi manusia, tapi tetap saja lebih bijak untuk dihindari.
7. Kunang-kunang betina dapat menjadi kanibal
Biasanya kuanng-kunang makan serangga kecil atau pollen. Namun kunang-kunang betina dari genus Photuris lebih menyukai rasa jenisnya sendiri.
Kunang-kunang betina dari genus Photuris dapat meniru pola kerlipan cahaya dari kunang-kunang betina genus Photinus untuk memikat kunang-kunang jantan, kemudian memakannya.
8. Larva kunang-kunang adalah predator
Larva kunang-kunang terlihat seperti cacing yang mengeluarkan cahaya. Larva ini akan mengikuti jejak lendir dari siput dan keong, menggigit lalu menginjeksikan neurotoksin.
Toksin/racun ini dapat melumpuhkan mangsanya sehingga larva kunang-kunang dapat mulai makan.