Mempunyai anak di bawah umur lima tahun atau yang disebut balita sangat menyenangkan namun juga melelahkan. Anak seusia tersebut masih harus terus dalam pengawasan sehingga kita tidak bisa meninggalkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Rumah jadi berantakan dan tidak enak dipandang. Cucian baju, piring kotor, mainan, dan barang-barang lain berserakan dimana-mana.
Semua orang mengharapkan rumahnya selalu rapi dan bersih. Suami yang baru pulang kerja pasti juga lebih senang melihat rumahnya tertata dan terawat. Namun dalam keadaan ibu harus mengasuh balita dan tidak ada asisten rumah tangga yang membantu, hal tersebut sepertinya mustahil. Apalagi jika si kecil sedang aktif-aktifnya bergerak. Agar rumah tetap nyaman, coba lakukan hal ini!
1. Kebersihan rumah nomor satu
Tidak harus rapi, tetapi rumah harus selalu bersih. Si kecil dapat bergerak, memegang barang kemudian memasukkan tangan ke mulut. Jika tidak bersih, maka kuman dari barang yang dipegang bisa berpindah ke badan si kecil. Setiap bangun pagi, pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah menyapu dan mengepel lantai, terutama area bermain. Area ini mudah kotor sehingga dalam sehari bisa saja kita beberapa kali menyapu dan mengepelnya.
2. Prioritaskan Balita Anda
Sebagai ibu, mengurus anak Balita adalah yang utama. Pekerjaan lain dapat ditunda, namun si balita tidak. Tinggalkan pekerjaan yang lain ketika dia membutuhkan perhatian. Pastikan balita kita sudah mandi dan makan, baru urus pekerjaan lainnya.
3. Utamakan mencuci pakaian yang benar-benar kotor karena makanan, minuman atau bahan yang meninggalkan noda lainnya.
Balita bisa saja berganti baju 4-5 kali dalam sehari. Ketika makan, pakaiannya sering terkena tumpahan sayur atau makanan lain. Begitu juga ketika meminum susu. Tumpahan susu dapat menodai pakaiannya. Jika kondisi terbatas dan pekerjaan mencuci harus dikerjakan manual karena tidak ada mesin cuci, maka utamakan mencuci pakaian yang terkena noda membekas. Pakaian yang terkena tumpahan makanan, susu dan mainan berwarna harus segera dicuci karena jika tidak noda akan membandel dan dapat merusak pakaian. Untuk pakaian lain yang kotor karena debu atau keringat menjadi prioritas berikutnya. Noda debu dan keringat relatif lebih mudah dibersihkan.
4. Tidak semua pakaian harus selalu disetrika.
Pakaian yang disetrika rapi selain enak dipandang juga akan membuatnya lebih awet karena serat kain kembali seperti semula. Pakaian dari bahan yang tidak mudah kusut seperti jeans dan kaos tidak perlu selalu disetrika setiap habis dicuci. Lakukan selang seling, jika hari ini setelah dicuci kemudian disetrika, berikutnya cukup dicuci dan dilipat rapi.
5. Keluarkan barang hanya yang benar-benar dibutuhkan
Barang yang jarang digunakan sebaiknya disimpan di gudang atau tempat penyimpanan khusus. Piring, mangkok, gelas, dan perlengkapan lain cukup keluarkan sejumlah anggota keluarga. Selain menghindari barang tersebut rusak karena dibuat mainan oleh balita kita juga membuat ruang makan lebih rapi. Balita yang super aktif bisa-saja tiba-tiba ke ruang makan, mengambil dan memecahkannya. Tidak masalah hanya barang-barang itu saja yang digunakan. Yang terpenting adalah barang tersebut masih dapat difungsikan dengan baik.
6. Prioritas memasak
Kegiatan memasak, persiapan dan membereskan perlengkapannya membutuhkan waktu yang tidak sedikiti. Jika si balita sudah mulai makan, prioritaskan memasak untuk makanannya karena dia perlu makanan higienis dan bertekstur khusus. Selain itu dengan memasak makanan si balita dapat memperhatikan asupan gizinya. Menu makanan balita berbeda dengan anggota keluarga yang lain sehingga kita bisa saja harus memasak beberapa menu yang membutuhkan waktu lama. Untuk anggota keluarga yang lain, kita bisa membeli lauk matang sehingga tidak terlalu merepotkan.
7. Perhatikan keamanan
Barang-barang sepele bisa membuat si balita terluka. Kita harus memperhatikan hal ini. Jangan menaruh barang sembarangan. Jika memang tidak sedang diperlukan, simpan barang jauh dari jangkauannya. Masukkan barang-barang tersebut ke kotak penyimpanan atau kardus sehingga lebih aman.
Ketika anak balita kita sedang tidur adalah golden time untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Beberapa pekerjaan mungkin dapat dilakukan sekaligus. Misalnya sambil menunggu sayur matang, kita dapat mencuci pakaian atau menyapu dan mengepel lantai.
Mengurus rumah sekaligus mengurus balita pasti sangat melelahkan. Namun kita harus menikmati setiap momen. Waktu tersebut tidak akan lama dan tidak akan terulang. Ketika si balita beranjak besar, kita akan merindukan masa-masa sibuk mengurus rumah sambil mengasuhnya.