Seseorang dapat dikatakan lanjut usia (lansia) saat telah berusia di atas 60 tahun. Panti jompo bukanlah pilihan yang buruk untuk menjalani kehidupan tua bersama.
Banyak orang yang berpikiran apabila mendengar istilah panti jompo atau panti wreda seakan-akan mengibaratkan orang tua yang dibuang.
Padahal, panti jompo merupakan sebuah rumah masa tua yang memperoleh fasilitas yang memadai.
Saat ini, banyak panti jompo yang menawarkan ketenangan, ketentraman, dan kenyamanan yang diperuntukkan bagi para lansia.
Bertambah menuanya umur seseorang, maka mereka akan semakin memerlukan tempat untuk berlindung dan mendapatkan kasih sayang terutama dari keluarga.
Tetapi dalam kenyataannya banyak lansia yang terlantar. Untuk itu, pemerintah membuat suatu lembaga kesejahteraan sosial yang dapat menampung lansia berupa panti sosial untuk lansia sebagai tempat yang menggantikan keluarga dalam upaya memberikan perhatian dan perawatan kepada lansia.
Kini, banyak lansia yang dititipkan di panti jompo karena berbagai macam alasan. Berikut alasan mengapa para lansia lebih baik tinggal di panti jompo.
1. Kebutuhan Fisik dan Biologis
Saat ini banyak panti jompo yang biayanya murah bahkan gratis untuk orang yang tidak mampu.
Panti jompo menjadi pilihan yang tepat bagi seorang lansia dari keluarga yang tidak mampu menanggung biaya kebutuhan pokok lansia seperti kebutuhan makan, minum dan tempat tinggal.
2. Kebutuhan akan keamanan
Seorang lansia tentu diusianya yang senja sangat membutuhkan keamanan dan ketenangan dalam menghabiskan masa tuanya.
Terkadang keluarga tidak dapat memberikan keamanan tersebut, misalnya dikarenakan adanya perebutan harta benda yang dimiliki lansia, sehingga membuat lansia merasa tidak tenang dan aman jika masih tinggal dengan keluarganya.
3. Kebutuhan sosial
Seorang lansia membutuhkan teman untuk berinteraksi, dicintai dan mencintai serta diterima lingkungan dalam pergaulannya.
Lansia akan kesepian jika tinggal dirumah, karena ada lansia yang anak-anaknya pergi merantau, terlalu sibuk bekerja, atau sudah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri.
4. Kebutuhan akan penghargaan atau prestasi
Kurangnya penghargaan terhadap lansia membuat lansia merasa dikucilkan dan tidak memiliki status dan kedudukan sebagai orang yang dituakan atau dihargai dalam keluarganya.
Saat di panti lansia akan mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang diharapkannya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kemampuan mengembangkan keterampilan dan potensi yang ada di dalam diri. Lansia pun diusianya yang sudah senja tetap ingin menggunakan kemampuan, mengembangkan keterampilan dan potensi dalam dirinya.
Banyak kegiatan-kegiatan di dalam panti jompo yang akan membantu para lansia untuk mengaktualisasikan minat dan bakatnya dalam berbagai hal, misalnya melukis, menggambar, merajut, dan lain sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat membuat para lansia yang dititipkan oleh keluarganya dapat merasa tenang jika mereka ada di panti jompo daripada harus tinggal sendirian dirumah.
Selain itu, untuk mengurangi beban keluarganya yang mungkin kurang mampu mengurusnya baik fisik maupun finansial.
Lansia juga tidak akan merasa kesepian karena akan bertemu banyak teman di panti jompo.
Perawat juga akan selalu memantau kesehatan para lansia setiap harinya untuk memastikan mereka sehat secara fisik maupun batin.
REFERENSI
Chandra, Raja Tommy. 2019. Motivasi Keluarga dalam Menitipkan Lansia pada Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/25008/24223+&cd=12&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Humas Undip. 2021. Sosiolog Undip: Dilematis Menitipkan Orang Tua di Panti Jompo. https://www.undip.ac.id/post/22125/sosiolog-undip-dilematis-menitipkan-orang-tua-di-panti-jompo.html.