Dalam kehidupan sehari-hari tentulah kita sering mengkonsumsi air teh. Namun, terkadang kita sering menemukan air teh yang tampak berkerak di permukaan airnya.
Biasanya itu terjadi karena sumber air yang digunakan untuk membuat teh mengandung kalsium atau zat kapur (air sadah).
Lain halnya bila kita membuat air teh dari air murni. Tidak akan terdapat kerak di permukaan airnya. Apakah air yang berkerak itu aman untuk dikonsumsi?
Sering kali kita menduga bahwa air yang mengandung kalsium atau zat kapur, dalam hal ini juga ditandai dengan munculnya kerak pada permukaan air teh, dapat menyebabkan penyakit ginjal. Itu adalah pemahaman yang salah. Hal ini dikuatkan oleh WHO.
WHO menyimpulkan bahwa: kalsium yang terkandung dalam air akan mampu diserap secara efektif oleh tubuh dan sama halnya seperti kalsium dari susu untuk pembentukan tulang serta dapat mengurangi osteoporosis.
Pernyataan tersebut dapat dilihat dari dua dokumen yang diterbitkan WHO berjudul: “Hardness in Drinking Water” (2011), dan “Calcium and Magnesium in Drinking Water: Public Health Significance” (2009).
Penyakit ginjal sebenarnya disebabkan karena kurangnya cairan. Dalam hal ini, kurang minum air dapat menimbulkan penyakit ginjal.
Dengan demikian, air teh yang terdapat kerak di permukaannya, aman untuk dikonsumsi.
Bahkan, menurut para peneliti dari ETH Zurich di Swiss, teh dengan kerak di permukaannya akan terasa lebih enak daripada minuman yang dibuat dengan air murni. Membuat air teh menggunakan air murni akan terasa pahit.
Bahkan, temuan tim ini berguna bagi industri minuman teh kemasan/botolan. Teh yang dibuat dengan air yang mengandung zat kapur selain enak juga dapat meningkatkan umur simpan minuman teh kemasan.
Nah, mulai sekarang, janganlah kita meragukan untuk mengkonsumsi teh yang terdapat kerak di permukaannya!