Sangat bisa,mengapa? Orang Tuli adalah seseorang yang mengalami masalah pendengaran, biasa disebut dalam istilah medis sebagai tunarungu, yang memiliki arti kerusakan pada pendengaran. Hal ini membuat orang tuli kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mereka biasanya berkomunikasi dengan bahasa isyarat, perantara media sosial, dan menulis di kertas.
Semua orang bisa terjerumus kedalam aliran radikalisme maupun terorisme dan orang tuli lebih mudah terpengaruh karena keterbatasan ilmu yang mereka miliki, berbeda pemahaman mengenai suatu hal, kurangnya interaksi dengan orang lain dan tidak semua orang memahami budaya tuli yang membuat orang tuli merasa tersisihkan dari kehidupan sosial.
“Sebab teman tuli belajar agama itu masih kurang, sama aja seperti ateis” ujar Fajri.
Hal tersebut membuat orang tuli kurang memiliki pedoman hidup yang jelas karena tidak percaya Tuhan. Ditambah lagi kurangnya interaksi dengan orang lain, hal ini disebabkan minimnya orang-orang yang mau belajar bahasa isyarat maupun orang yang mau berinteraksi dengan orang tuli. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh kelompok aliran radikalisme untuk mempengaruhi orang tuli agar mau bergabung dengan aliran tersebut. Dengan melalui berbagai cara seperti menggunakan media gambar maupun interaksi langsung dengan bahasa isyarat. Menurut orang normal itu merupakan hal sepele, tetapi bagi orang tuli itu memiliki daya tarik yang sangat kuat sehingga mereka akan antusias untuk hal tersebut.
Untuk meminimalisir adanya orang tuli yang terpengaruh dengan aliran radikalisme, kita harus bisa membuat orang tuli memiliki pemahaman yang luas. Dengan cara membuat sebuah komunitas orang tuli, seperti Gerkatin (Gerakan kesejahteraan dan Tuna Rungu Indonesia), Komunitas ini berdiri tahun 2017 dan mereka ingin mewujudkan advokasi dengan pemerintah supaya diterima semua orang dengar setara Tuli, jadi kesempatan akses dan beraktivitas dalam advokasi serta edukasi untuk masyarakat mengenai Identitas Tuli dan budaya Tuli.
Dan memiliki misi untuk memberdayakan Tuli agar dapat turut berperan aktif selaku insan pembangunan yang berintegrasi, mandiri dan produktif di era globalisasi.
Meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat umum melalui media sosial dan informasi tentang kemampuan Tuli menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.
Meningkatkan peran Tuli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Meningkatkan fungsi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai bahasa utama di antara para Tuli maupun di antara Tuli dengan non tuna rungu dalam berkomunikasi.