Halo! Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah ASI Eksklusif, baik dari media sosial maupun perbincangan circle-mu yang sudah punya bayi. Ternyata ASI Eksklusif merupakan salah satu program pemerintah loh! Bahkan bagi mereka yang sengaja menghalangi program ASI Eksklusif bisa dikenakan hukuman paling lama 1 tahun penjara dan denda paling banyak 100 juta rupiah.
Apa itu ASI Ekslusif? Kenapa kita sebagai ayah bunda atau calon ayah bunda milenial wajib tau? Let’s check it out!
ASI Ekslusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan full sejak bayi dilahirkan, kecuali ada indikasi medis. Bayi ngga boleh diberi air putih, air gula, atau asupan apapun kecuali ASI hingga 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini karena ASI mengandung zat gizi yang sudah memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kenyang meski hanya diberi ASI.

Kandungan ASI
ASI mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat faktor pendukung pertumbuhan.
- Air memenuhi 88% dari ASI, sehingga bayi 0-6 bulan ngga butuh cairan apapun.
- Protein ASI mengandung whey (mudah cerna), terdiri dari alfa-laktoglobulin yang membantu perkembangan otak.
- Lemak ASI mengandung omega 3 dan 6 yang juga membantu perkembangan otak, serta asam lemak ngga jenuh yakni DHA dan ARA yang membantu perkembangan jaringan saraf dan retina.
- Karbohidrat utama ASI adalah laktosa sebagai energi utama bagi otak.
Manajemen Laktasi
Kasus yang banyak terjadi saat ASI belum keluar atau sangat sedikit keluar saat bayi baru lahir adalah ibu atau keluarga terburu-buru memberikan air putih atau susu formula dengan alasan klasik: kasihan, bayi lapar. Padahal ini bisa dicegah dengan cara kita mengetahui manajemen laktasi yang tepat, yakni:
- Inisiasi Menyusui Dini
Bayi baru lahir akan memiliki cadangan makanan dalam tubuhnya dalam bentuk lemak yang cukup untuk beberapa hari saat produksi ASI masih sedikit. Jumlah ini disebabkan masih berlangsungnya proses perubahan hormon dari hormon kehamilan menuju hormon yang memproduksi ASI (prolaktin).
Hal yang dapat kita lakukan untuk memicu pengeluaran hormon prolaktin adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan terus menerus menyusui bayi. Segera setelah bayi lahir, lakukan IMD dengan cara meletakkan bayi di dada ibu, pastikan terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi. Proses ini menyadarkan otak ibu lebih cepat akan kehadiran bayi, sehingga otak pun segera memerintahkan untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Kita juga bisa minta bantuan tenaga kesehatan yang menangani persalinan untuk melakukan IMD.
- Pemantauan Grafik Pertumbuhan
Ini banyak dilewatkan oleh orangtua. Meski bayi 0-6 bulan baru diberi ASI, tapi pertumbuhannya wajib diamati. Setiap ibu hamil dan menyusui pasti mendapatkan buku KIA yang diberikan oleh pemerintah secara gratis dan bisa didapatkan di berbagai fasilitas kesehatan. Setiap ibu dan ayah wajib mempelajari semua bagian di dalam buku KIA, sehingga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara akurat. Dianjurkan pula untuk rutin ke posyandu agar tumbuh kembang bayi dapat terpantau oleh tenaga kesehatan dengan baik.
Pemantauan ini perlu dilakukan agar jangan sampai kita merasa sudah ASI Eksklusif tapi ternyata berat badan bayi belum kunjung naik atau bahkan menurun dari berat lahir hingga mendekati garis merah. Bila hal ini terjadi, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Nah, semoga bermanfaat yaa. Meski mungkin ada di antara kita belum memasuki tahap persalinan bahkan jenjang pernikahan, tapi sebaiknya kita sudah mengetahui hal-hal ini agar anak kita kelak tumbuh dan berkembang secara optimal. Semangat!