Digstraksi – Siapa tidak kenal dengan series yang satu ini? Avatar: The Last Airbender merupakan series animasi garapan Nickelodeon yang tayang pada tahun 2005 sampai 2008 dengan episode sebanyak 61. Avatar: The Last Airbender atau Avatar: The Legend of Aang (selanjutnya akan disebut ATLA) merupakan series yang menceritakan perjalanan Avatar Aang untuk menyelamatkan dunia setelah Negara Api menyerang dan ingin menguasai dunia.
Setelah live action garapan M. Night Shyamalan pada tahun 2010 lalu dianggap gagal total oleh para penggemar, berita Netflix akan menggarap series live action pada tahun 2018 lalu jelas membuat para penggemar heboh, terutama karena Netflix menggandeng dua creator series ini, Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko. Harapan para penggemar terhadap live action ini sangat positif.
Namun semua itu berubah setelah negara api menyerang.
Pada Agustus 2020 lalu, Bryke (panggilan dari penggemar untuk Bryan dan Mike) meninggalkan proyek live action Netflix karena merasa tidak bisa sejalan terhadap keinginan Netflix. Berita ini membuat harapan para penggemar pupus seketika, bahkan banyak yang kehilangan minat akan live action yang ingin digarap ini. Penggemar cemas bahwa Netflix akan mengulangi kesalahan yang dilakukan M. Night Shyamalan sebelumnya.
Kesalahan-kesalahan tersebut secara garis besar:
1. Casting. Seperti yang kita tau bahwa karakter dalam ATLA berasal dari berbagai suku di seluruh dunia dengan berbagai karakteristik fisik sesuai dengan suku aslinya. Sayangnya, live action M. Night Shyamalan memutuskan untuk meng-casting Katara dan Sokka yang terlalu putih.
2. Karakteristik setiap karakter. Seperti yang kita ketahui Aang dalam serial ATLA merupakan bocah periang dan selalu berusaha berpikir positif. Namun Aang berubah menjadi bocah pesimis, pemurung, cengeng pada serial live action. Sokka si jenius lucu pun berubah jauh dari karakter seharusnya.
3. Script yang payah. Script yang dibuat terlalu datar, kaku, aneh, dan kurang berkesinambungan. Membuat penonton bosan menontonnya.
Apa rencana Netflix pada series ini?
Seperti yang kita tau bahwa pemeran dalam series Avatar: The Last Airbender kebanyakan adalah anak-anak dan remaja. Pemeran utama, Avatar Aang berusia 12 tahun, Toph juga berusia 12 tahun. Katara dan Azula berusia 14 tahun. Sokka dan Zuko berusia 16 tahun. Banyak sekali pemeran berusia remaja dalam series ini seperti Prajurit Kiyoshi, Tsuki dan kawan-kawan, Jet dan kawan-kawannya, Haru, juga kawan-kawan Azula, Mai dan Ty Lee.
ATLA juga memiliki banyak adegan action di dalamnya. Meskipun begitu, dalam series ini tidak ada adegan kekerasan yang ekstrim dan adegan berdarah dalam series ini. ATLA juga memiliki adegan romansa antar remaja diantaranya adalah Zuko dan Mai, Sokka dan Yue, Sokka dan Tsuki, dan tentunya Aang dan Katara. Adegan romansa antara tokoh ini paling jauh adalah berciuman.
Netflix berencana membuat semua karakter dalam series menjadi lebih dewasa untuk adegan action yang lebih sadis dan berdarah, juga untuk adegan romansa dewasa yang melibatkan adegan sex.
Menurut Netflix dengan melakukan hal-hal tersebut, mereka akan menggaet lebih banyak penonton berusia dewasa. Hal ini tidak mendapat reaksi yang bagus dari penggemar. Setelah 12 tahun dari episode series ini terakhir tayang, penggemar berusia dewasa pun masih sangat menyukai series ini. Para penggemar lama juga sering menonton ulang series ini bersama teman, keponakan, anak dan keluarga mereka karena series ini bisa di tonton semua usia tanpa perlu takut akan adanya adegan-adegan kasar yang perlu di sensor.
Tidak hanya penggemar, pengisi suara series ATLA pun khawatir
Sebulan lalu, para pengisi suara dari series melakukan reuni secara online. Dante Basco dan kawan-kawan menyatakan kekhawatiran mereka terhadap live action yang akan dibuat Netflix.
Pengisi suara Appa dan Momo, Dee Bradley Baker, mengatakan bahwa ia tidak yakin bagaimana Netflix bisa menyelesaikan live action lebih baik dari pada seri animasinya. Rasanya seperti, ‘Bagaimana kau [Netflix] membuatnya lebih baik dari pada seri animasinya?’ Meskipun tidak yakin, namun Baker berharap Netflix bisa melakukannya.
Pengisi suara Ty Lee, Olivia Hack mengatakan bahwa melakukan live action ini rasanya seperti mubazir.
Sementara Dante Basco, pengisi suara Zuko, yang merupakan pengisi suara favorit para penggemar, mengatakan bahwa ia mungkin akan terlibat dalam pembuatan seri live action. Dante Basco juga mengharapkan yang terbaik bagi seri live action ini.
Berita terakhir dari Netflix tentang penggarapan seri ini
Berita terakhir? Belum ada berita apapun tentang casting dan crew untuk seri ini sejak keluarnya Bryke dari proyek. Sehingga perkiraan para penggemar yang masih menunggu series ini menjadi meleset jauh. Sejak pertama di umumkan, seri ini diharapkan tayang pada 2020-2021. Namun tampaknya mengalami kemunduran dan masih berada di tahap ‘perencanaan’.
Bagaimana menurut kalian para penggemar? Apakah series live action dari Netflix ini layak untuk di tunggu?