Film KKN Di Desa Penari merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata. Bersumber dari seseorang bernama @Simple_man dalam sebuah cuitannya di Twitter pada tahun 2019 lalu.
Dalam film horor yang mulai tayang pada 30 April 2022 kemarin menampilkan sesosok makhluk halus bernama Badarawuhi yang diperankan oleh Aulia Sarah.
Mengutip pendapat salah seorang pengguna Twitter @RatuNgondyek Kamis, (19/5/2022) konon katanya Badarawuhi merupakan sosok makhluk halus yang berasal dari pantai selatan.
Dia diusir dari kerajaan Pantai Selatan karena merasuki tubuh seorang penari di timur pulau Jawa.
Ratn Narekh adalah salah seorang murid dari ksatria di zaman Prabu Airlangga, Raja Kerajaan Kediri. Ratna Narekh juga merupakan seorang pimpinan desa.
Suatu ketika dia bersama empat saudara perguruannya melarikan diri ke Bali ketika sang guru ditaklukan oleh Mpu Barada.
Namun ternyata Ratna Narekh memilih untuk bersembunyi di daerah timur pulau Jawa dan membuat pemukiman.
Di desa tersebut dibangun sebuah pelataran yang digunakan Ratna Narekh dan penduduk desa untuk memuja dewa dan arwah leluhur dengan menyuguhkan tarian.
Selama di desa, dia tidak pernah menunjukkan kesaktiannya kepada siapapun tujuannya supaya dia tidak terlacak oleh Mpu Barada.
Hidupnya digunakan untuk mempelajari lontar yang dibawanya saat melarikan diri. Sebuah lontar istimewa kemudian dia berhasil mempelajari dua ilmu yaitu kanuragan dan kanujiwan untuk dapat menaklukan pimpinan lelembut di hutan pulau Jawa dan dia juga mendapat anugerah berupa awet muda.
Damai dalam kehidupannya di desa dia pun terusik ketika melakukan perjalanan ke Wonokromo yang saat itu dipimpin seorang pria hidung belang yaitu Ki Lurah.
Sang pemimpin tersebut kerap menggoda wanita yang ada di desanya termasuk wanita yang sudah bersuami.
Melihat kecantikan Ratna Narekh, pemimpin tersebut kepincut dan menawarkannya untuk menginap.
Atas penyambutan yang baik tersebut Ratna Narekh pun menerimaanya. Namun, nahasnya ketika malam hari saat tertidur pemimpin desa tersebut bersama dua anak buahnya berusaha melakukan perbuatan tidak senonoh kepada Ratna Narekh.
Namun, hal tersebut dapat digagalkan karena Ratna Narekh memiliki kesaktian yang membuat mereka bertiga terpental hingga akhirnya mati.
Setelah kematian pimpinan Wonokromo, Ratna Narekh dinobatkan sebagai penerus desa. Konon desa tersebut merupakan gerbang gaib menuju pantai utara Jawa.
Di desa terdapat kolam air atau sendang yang dipercaya sebagai tempat persinggahan Ratu Pantai Selatan, pimpinan ratu Kerajaan Selatan Jawa yang berhubungan baik dengan pimpinan Kerajaan Utara Jawa.
Ratu pantai selatan kembali ke kerajaanya dan menyerahkan sendangnya untuk dijaga oleh beberapa panglima dan ksatria dari pantai selatan.
Ratna Narekh dan penduduknya dilarang untuk mengadakan tarian yang diiringi suara gamelan di sekitaran sendang.
Karena akan mengundang seluruh makhluk gaib termasuk penunggu sendang.
Namun, karena sombong akan kesaktiannya, Ratna Narekh pun melanggarnya, hingga akhirnya dia dan penduduk desa yang tidak berdosa pun dimusnakhkan.
Setelah musnahnya Ratna Narekh dan penduduknya, salah satu penjaga sendang merasuki tubuh penari dan tidak mau keluar.
Sampai akhirnya jasadnya dihancurkan oleh Ratu pantai selatan dan barulah dia mau keluar.
Akhirnya dia dikeluarkan dari Kerajaan pantai selatan dan dilucuti semua kesaktiannya. Sosoknya pun menjadi lontang lantung tak tahu arah akan kemana tujuannya.
Perwujudannya dengan tetap masih menggunakan atribut dari Kerajaan pantai selatan seperti kebaya dan selendang hijau, cantik, dan dapat beranak pinak.
Wujudnya akan berubah ketika dia marah menjadi sosok siluman ular dengan setengah badan ke atas wanita bermahkota sementara setengah badan ke bawh berbentuk ular.
Dia kerap kali menggoda para pria yang ada disekitarnya. Dialah yang disebut dengan Badarawuhi oleh para penduduk Jawa.