Kanker paru – paru adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada seseorang karena beberapa faktor. Salah satunya bisa karena rokok atau polusi udara.
Dan dari kebanyakan orang masih bertanya, yang mana lebih berbahaya antara rokok atau polusi udara yang meningkatkan resiko kanker paru – paru.
Dilansir dari Merdeka.com bahwa menururut Dokter Spesialis Paru, Sita L. Andarini mengatakan, rokok tetap lebih berbahaya dan harus tetap dihindari jika kita membicarakan mengenai masalah kanker paru – paru.
“Rokok sudah jelas bahan kimianya banyak, karsinogennya sedemikian banyak dan diisap secara langsung. Kalau polusi masih bisa pakai masker,” kata Dokter Sita dalam konferensi pers terkait Hari Kanker Paru Sedunia di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Dokter sita juga menjelaskan bahwa polusi udara juga memang sangat berbahaya untuk kesehatan. Ketika seseorang terpapar oleh asap kendaraan atau asap dari pabrik industri dengan kadar yang sama dengan asap rokok, maka biasanya akan timbul gejala seperti mata perih dan sebagainya.
Ketua PDPI, Agus Dwi Susanto mengatakan berdasarkan data penyebab masalah penyakit kanker paru – paru terbesar adalah dari rokok, Baik di seluruh dunia maupun di Indonesia sendiri.
Dilansir dari Health Liputan6.com bahwa “Di seluruh dunia kira – kira 85 persen penyebab kanker paru – paru adalah rokok. Sedangkan di rumah sakit adalah 86 persen. Kalau internasional, polusi udara menyumbang kanker paru – paru hanya sekitar 3 – 5 persen. Di Rumah Sakit hanya 4 persen,” kata Agus Dwi Susanto.
Hal tersebut dikarenakan ketika perokok menghisap langsung dan dilakukan setiap hari, karsinogen yang masuk ke dalam tubuh berjumlah sangat besar.
Ini berbeda dengan polusi udara yang masih bisa terdistribusi dan bisa diproteksi oleh tubuh.
“Kalau polusi udara, tidak dihirup setiap hari, resikonya sedikit. Tapi kalau setiap hari dekat polusi dengan kadar tinggi dan bertahun-tahun, pasti akan lebih lama terjadinya kanker daripada yang merokok setiap hari,” ujar Agus.