Ternyata, susah sekali untuk belajar, dan melakukan segala sesuatu hal yang biasa kita lakukan di luar rumah dan akhirnya harus kita lakukan di dalam rumah. Belakangan waktu ini semenjak Maret tahun lalu adalah keadaan sulit yang mengagetkan, mencemaskan, menakutkan, menyeramkan, membosankan bagi banyak orang termasuk saya.
Suatu keadaan sulit di mana kita semua dihadapkan dengan satu musuh yang bahkan kita tak bisa melihatnya dengan mata telanjang, namun kita harus percaya pada kenyataan ini bahwa mereka memang benar ada, mereka benar-benar menyebar, dan mereka benar-benar berkembang dengan menyebabkan korban jiwa berjatuhan di seluruh negara.
Suatu keadaan yang menyebabkan krisis baru bermunculan dan berdampak pada banyak orang dari segala kalangan dan segala umur, dari berbagai wilayah dan berbagai pergaulan, dari permasalahan kecil sampai besar. Namun, bagaimana agar kita bisa menyelamatkan diri dan terhindar dari krisis, permasalahan, dan pergumulan tersebut?
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah hal yang cukup klise, terlihat contohnya, ada, sering didengar, namun kita kadang tak acuh dengan keberadaannya. Sebuah kata yang memiliki peran besar dalam pilihan kepunahan atau kemajuan, kehidupan atau kematian, kemunduran atau kejayaan, perkembangan atau stagnasi. Kata tersebut adalah: adaptasi.
Adaptasi adalah cara bagaimana sebuah individu (manusia, tumbuhan, bakteri, perusahaan, komunitas, dll) mengatasi sebuah tekanan di sekitarnya untuk tetap bertahan baik itu untuk hidup, melanjutkan kelangsungan, memajukan kesejahteraan, atau mungkin keluar dari situasi buruk. Selanjutnya, bagaimana cara kita agar bisa beradaptasi dan menyelamatkan diri kita dari situasi buruk?
Belum lama ini kebetulan saya mendapatkan tugas untuk menelaah, memahami, dan menganalisis sebuah video mengenai hal ini. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa adaptasi merupakan hal yang krusial baik dalam sebuah krisis, pergumulan, atau bahkan dalam kemajuan zaman.
Mari kita mengambil sebuah contoh sederhana: bakteri. Apa maksudnya?
Mari kita berpikir. Bakteri pada saat ini bertarung (bertahan hidup) dengan segala obat yang diciptakan manusia pada saat ini dan mereka melakukan hal itu dengan beradaptasi. Mereka, harus beradaptasi dengan segala obat ciptaan manusia yang berusaha untuk memusnahkan mereka dan mereka pada akhirnya harus beradaptasi agar tidak punah.
Belum jelas? Mari lihat contoh lain: perusahaan.
Dalam video yang sempat saya sebutkan, diceritakan beberapa perusahaan yang beradaptasi, dan perusahaan yang menolak untuk beradaptasi. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Netflix, Kodak, dan Blockbuster.
Apa yang terjadi dengan mereka?
Netflix, awalnya adalah sebuah perusahaan yang mengirimkan film atau video dari rumah ke rumah. Namun, mereka memutuskan untuk beradaptasi dan melihat perkembangan zaman lalu memutuskan untuk mengeluarkan layanan streaming film, atau TV series. Hal ini menyebabkan Netflix menjadi perusahaan sebesar sekarang dan semaju sekarang bahkan pada tahun ini bisa mengalahkan bioskop karena keadaan pandemi ini. Mengapa bisa terjadi demikian? Adaptasi.
Mari beralih ke contoh berikutnya, yang berlawanan.
Blockbuster dan Kodak, sebuah perusahaan yang memang memiliki beda tujuan dan misi, namun mereka memiliki pergumulan yang sama. Blockbuster LLC, yaitu sebuah perusahaan penyedia layanan penyewaan video game dan film, harus menutup layanan mereka pada 23 September 2010. Mengapa? Mereka menolak untuk beradaptasi.
Kodak? Memang pernah ada masanya untuk perusahaan kamera ini maju dan lancar bahkan sampai setahu saya orang-orang pada zaman itu memanggil semua kamera dengan sebutan: Kodak. Namun, apa yang terjadi? Perusahaan ini mengalami kemajuan yang tak berarti. Mengapa? karena mereka menolak beradaptasi.
Dari kedua contoh nasib perusahaan-perusahaan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa memang diperlukan adaptasi untuk bertahan. Pilihan “adaptasi atau mati” menjadi jelas dan nyata juga ketika kita kaitkan dengan kondisi dan situasi masyarakat sekarang. Apa contohnya? Pendidikan.
Perlu kita akui bahwa dunia pendidikan saat ini (khususnya Indonesia) sedang mengalami kesulitan dalam menghadapi hambatan yang disebabkan oleh pandemi ini. Hampir semua sekolah di Indonesia sebenarnya sama sekali tidak mempersiapkan dan tahu bahwa suatu hari akan ada sistem pembelajaran online seperti yang sekarang sedang diberlakukan.
Kemudian apa pilihan yang mereka hadapi? Beradaptasi atau tertinggal.
Di saat sekolah-sekolah lain juga bersama-sama mengejar ketinggalan dan berusaha agar bisa memberlakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan optimal, suatu sekolah harus ikut beradaptasi dengan perubahan, bukan terus menerus lihat ke belakang dan berharap agar pemberlakuan PJJ ini akan berakhir secepatnya dan kondisi kembali seperti biasanya. Ketika mereka terus berfokus melihat ke belakang ketimbang fokus beradaptasi dengan situasi, maka konsekuensinya adalah ketertinggalan dan kualitas kegiatan belajar mengajar yang jauh di bawah sekolah-sekolah lainnya.
Jadi, kondisi pandemi ini sebenarnya secara tidak langsung memaksa kita untuk belajar dan mengerti bahwa kemampuan untuk beradaptasi adalah suatu hal yang penting untuk dipersiapkan. Ketahuilah bahwa akan tiba saatnya pilihan untuk beradaptasi muncul dalam kehidupan kita. Jangan sampai kemudian kita mengalami ketertinggalan dan kemunduran karena menolak untuk beradaptasi dan melewatkan banyak kesempatan.