Selama ini mungkin kita menyetujui terhadap sebuah pepatah bahwa “Uang tidak dapat membeli kebahagiaan.”
Namun, apakah itu benar? Ada sebuah studi yang menunjukan bahwa penghasilan yang dimiliki seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan dasar dapat membuat mereka nyaman dalam kehidupannya.
Dari studi ini saja pepatah itu telah gugur.
Para ilmuwan sosial sekarang telah meninggalkan pernyataan itu dan membuat pernyataan baru bahwa “Banyak uang akan membuat bahagia.”
Ini tidak ada kaitannya dengan sifat materialistis seseorang. Namun, lebih kepada tuntutan kebutuhan hidup yang dialami masyarakat dunia.
Orang yang lebih kaya cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik. Kesehatan yang mereka peroleh tentunya membutuhkan biaya.
Mereka mengkonsumsi makanan sehat, memiliki tempat tinggal yang nyaman, memberikan santunan, cukup olahraga, dan rekreasi. Dengan kesehatan yang lebih baik berdampak pada kebahagiaan.
Cukupnya uang juga membuat jalinan dalam hubungan keluarga menjadi lebih baik. Kebutuhan setiap anggota keluarga dapat terpenuhi. Ini dapat meningkatkan kebahagiaan.
Terkadang, kebahagiaan kita adalah seberapa banyak yang kita miliki dibandingkan dengan orang lain.
Jika kita dapat mempertahankan standar hidup yang sama dengan orang-orang di sekitar kita, kita akan mengalami tingkat kesejahteraan yang lebih dan merasa bahagia.
Namun, jika tidak bisa menyamakan kondisi dengan masyarakat di sekitar, kita akan merasa kurang bahagia.
Namun, ada studi yang menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua kaya memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, gangguan makan, dan penyalahgunaan obat terlarang.
Para peneliti juga menemukan bahwa, saat kita semakin kaya, kita mungkin menjadi kurang etis dan kurang berempati.
Terkadang, kekayaan menanamkan rasa kebebasan dan semakin kaya kita, semakin kita tidak peduli dengan masalah dan perasaan orang lain.
Sebaliknya, psikolog di University of California di Berkeley dan San Francisco menemukan bahwa orang-orang berpenghasilan rendah adalah pembaca ekspresi wajah yang lebih baik dan lebih berempati.
Jadi, jika kita memiliki kelebihan harta agar kebahagiaan dapat sepenuhnya kita peroleh, lebih baik harta itu kita gunakan secara bijak dan banyak beramal. Dengan demikian, kebutuhan lahiriah dan batiniah akan terpenuhi.