Setiap kali mendengar kata kolesterol, gambaran sebagian besar orang pasti tertuju pada penyakit asam urat, jantung koroner, stroke, dan beragam penyakit berbahaya lainnya. Hampir semua orang sadar bahwa berlebihnya kadar kolesterol dalam darah dapat berisiko terjadinya serangan penyakit tertentu. Namun, tidak banyak yang tahu, apa dan bagaimana sebenarnya kolesterol tersebut.
Kolesterol sebenarnya tidak selalu memberi dampak yang negatif terhadap tubuh, karena dia juga dibutuhkan sebagai bahan baku pembuat beberapa hormon serta diperlukan untuk membentuk dinding sel.
Kolesterol sendiri merupakan lemak yang terkandung dalam aliran darah yang secara alami dihasilkan oleh tubuh, dan sebagian terbentuk dari makanan yang kita konsumsi, yakni makanan hewani baik dalam bentuk daging, ikan, susu, keju, margarine, dan sebagainya.
Jika selama ini kita kenal istilah kolesterol tinggi, hal tersebut dikaitkan dengan sifat dasar dari kolesterol yang tidak bisa larut dalam darah, sehingga dibutuhkan lipoprotein untuk mengangkutnya. Berangkat dari situlah kolesterol kemudian dibedakan menjadi 2 jenis, yakni: High Density Lipoprotein (HDL) serta Low Density Lipoprotein (LDL).
HDL adalah kolesterol dengan densitas lipoprotein yang tinggi, karena itu menjadi lemak baik yang dapat mengangkut dan membersihkan timbunan lemak yang melekat pada dinding pembulu darah untuk dibawa ke hati. Idealnya, HDL untuk laki-laki tidak boleh kurang dari 40 mg/dl sedang untuk perempuan di atas 50 mg/dl.
Sebaliknya, LDL merupakan lemak jahat dengan densitas lipoprotein yang rendah, karenanya lemak ini tidak bisa larut dalam darah sehingga melekat pada dinding pembuluh darah, utamanya pembuluh darah kecil yang menjadi penyuplai zat-zat makanan ke otak maupun ke jantung.
Jika lemak jahat ini terus menerus tertimbun, lama-lama akan menebal dan mengeras yang disebut arterioklerosis. Tentu saja arterioklerosis ini pada akhirnya akan menyumbat peredaran darah.
Kadar LDL yang optimal jika di bawah 100 mg/dl, kadar yang masuk kategori borderline/perbatasan jika LDL berkisar antara 100 – 129 mg/dl, dan jika sudah melebihi 130 mg/dl mulai masuk pada tahap berisiko tinggi, apalagi jika sudah mencapai 160 mg/dl harus segera dilakukan pengobatan.
Kadar Kolesterol Tinggi, Penyebab dan Penanganannya
Mereka yang bertubuh gemuk pada umumnya menderita kolesterol tinggi, meski mereka yang kurus juga tidak tertutup kemungkinan untuk menderita hal yang sama, terutama jika terlalu sering mengkonsumsi makanan lemak tinggi dengan kadar serat yang rendah.
Disamping faktor makanan, penyebab lain dari kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Itu sebabnya bagi mereka yang orang tuanya menderita penyakit yang berhubungan dengan kolesterol tinggi, sebaiknya selalu menjaga pola makannya dengan mengurangi makanan yang berlemak dan memperbanyak makanan berserat.
Penyakit yang muncul karena kadar kolesterol tinggi, jika sejak awal ditangani memang tidak akan berisiko pada keselamatan diri. Namun, akan menjadi lebih baik jika kita senantiasa mengontrol sertamengendalikan kadar kolesterol agar selalu normal sehingga tidak berbuntut menjadi penyakit.
Untuk mengontrol dan mengendalikan kadar kolesterol, beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah:
- Mengetahui kadar kolesterol itu sendiri. Caranya dengan melakukan ceck up, entah itu ke tempat praktek dokter, rumah sakit, klinik, atau apotik-apotik yang kini juga sudah banyak yang menyediakan jasa pemeriksaan kadar kolesterol. Usai dilakukan pemeriksaan, dokter, perawat, atau petugas kesehatan biasanya akan memberi saran agar kadar kolesterol tidak lebih dari 200 mg/dl, dengan HDL di atas 40 mg/dl dan LDL di bawah 130 mg/dl.
- Jaga keseimbangan berat badan. Jika merasa mengalami obesitas, usahakan untuk secepatnya mengurangi berat badan, karena menurut penelitian obesitas dapat mengganggu proses metabolisme tubuh disaat melakukan proses penghancuran lemak.
- Olah Raga Rutin juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengendalikan kadar kolesterol, serta membantu meningkatkan kadar lemak baik atau HDL. Olah raga tidak harus berlebihan, tapi cukup dengan melakukan gerakan-gerakan fisik ringan, seperti jogging, gerakan senam yang sederhana, atau olah raga ringan lainnya. Untuk mereka yang bertubuh gemuk, olah raga yang terlalu berat justru akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. (*)
[zombify_post]