Harga crypto terbesar, Bitcoin hari ini (16/06) tercatat di harga Rp.308,943,626.32 menurut CoinMarketcap.
Hal ini jelas mengalami penurunan sebesar 60% jika dibandingkan dari harga bulan Mei Rp.527,764,924.52. Sebenarnya, penurunan harga dari cryptocurrency tersebar ini sudah terjadi sejak awal tahun 2022.
Bahkan bila dibandingkan dengan harga awal tahun 2022, harga Bitcoin masih Rp.828,258,000.
Ada banyak faktor yang menjadi penurunan harga Bitcoin ini, seperti semenjak meledaknya perang antar Rusia vs Ukraina.
Dikarenakan perang meledak, orang-orang mulai beralih dari investasi mata uang digital menjadi investasi seperti emas, maupun bahan bakar.
Saham pun mengalami penurunan yang lumayan signifikan sebab perang Rusia vs Ukraina tersebut. Adapun faktor lain penurunan harga Bitcoin, sebagai berikut.
Faktor lain Bitcoin mengalami penurunan:
1. Ketersediaan Permintaan & Penawaran
Sedikitnya pasokan Bitcoin merupakan boomerang tersendiri dari penurunan harga yang signifikan dari Bitcoin.
Pasalnya, pasokan Bitcoin hanya terbatas 21juta keping saja. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah permintaan dan penawaran.
Terlebih lagi dengan pecahnya perang antar Rusia vs Ukraina yang membuat para investor Bitcoin ragu dengan mata uang digital dan mulai beralih ke emas maupun bahan bakar.
Para Pemegang Bitcoin sebelumnya yang ingin menjual dengan harga tinggi, berbanding terbalik dengan permintaan.
Permintaan pembelian untuk bitcoin sangatlah rendah. Karena orang-orang sudah mulai tidak percaya dengan mata uang digita, makanya pembeli berbondong bondong untuk memasang harga pembelian di harga rendah untuk 1 Bitocin.
Hal ini mengakibatkan panic sell, dimana harga Bitcoin mengalami penurunan
2. Berita dan Komentar Tokoh Ternama
Berita dari media, ataupun cuitan twitter dari tokoh-tokoh ternama dunia sangatlah berpengaruh terhadap harga dari mata uang digital.
Sebagai contoh, Elon Musk pada tahun 2021, gencar melakukan cuitan terhadap coin DOGE.
Hal ini sangatlah berperan penting terhadap naiknya coin DOGE tersebut. Berkat Elon Musk, coin DOGE tersebut bisa naik 12.000%.
Tentu saja hal ini juga berpengaruu terhadap Bitcoin.
Apabila ada suatu media mengabarkan berita buruk untuk Bitcoin, maka Bitcoin akan mengalami penuruan dikarenakan aktivitas panic sell.
3. Ketidakpastian Nilai Bitcoin di Masa Depan
Reiff, seorang penulis keuangan veteran yang lulus dari Universitas Yale, mengatakan bahwa salah satu alasan harga Bitcoin berfluktuasi adalah nilai intrinsik aset kripto sebagai penyimpan nilai dan sebagai cara untuk mentransfer nilai.
Mata uang digital juga dinilai kurang efektif, karena tidak terlalu berguna di kehidupan sehari-hari.
Terlebih lagi, mata uang digital dianggap buruk sebagai alat investasi.
4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed).
Menangani kasus inflasi jangka panjang pasca pandemi, The Fed sebagai pemegang kebijakan Bank Amerika, mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan suku bunga.
Hal ini juga merupakan kabar buruk bagi Bitcoin, termasuk juga mata uang digital lainnya.
Hal ini dikarenakan naiknya suku bunga di Amerika, mengakibatkan para investor mata uang digital menarik asset mereka dan lebih mementingkan investasi seperti saham maupun emas.
The Fed juga sudah beberapa kali menaikkan suku bunga di Amerika, yang mengakibatkan para pemegang mata uang digital termasuk Bitcoin, melakukan panic sell.
5. Tingkat Penjualan Bitcoin Meningkat
Semua orang berbondong-bondong menjual banyak asset Bitcoin mereka dalam satu waktu atau sering disebut panic sell.
Hal ini mengakibatkan penurunan harga yang cukup drastis.
Selain berbondong-bondong menjuak Bitcoin secara bersamaan, panic sell juga merupakan kegiatan “jual rugi” asset mereka, yang penting kehilangan (loss) mereka tidak terlalu banyak karena pasar sedang mengalami downtrend.
Dikarenakan Bitcoin ataupun mata uang digital lainnya sedang mengalami downtrend, para pemilik asset Bitcoin sebelumnya berlomba-lomba untuk menjual Bitcoin mereka di harga rendah agar cepat terjual.
Diatas adalah beberapa faktor dari penurunan harga Bitcoin. Sebenarnya masih banyak faktor yang bisa menjadi penurunan harga Bitcoin.
Seperti analisa yang menunjukkan harga tahunan Bitcoin yang menunjukkan bahwa tahun 2022 merupakan “hal wajar” dikarenakan Bitcoin juga sudah pernah mengalami krisis atau yang biasa disebut masa Crypto Winter (penurunan drastis).
Penurunan drastis Bitcoin atau mata uang digital lainnya ini, selain dari faktor permintaan dan penawaran, ada juga campur tangan dari Bank Amerika sebagai negara adidaya.