Selama ini masyarakat umum mempunyai semacam standar kecantikan dan ketampanan. Cantik itu langsing , putih dan glowing , Tampan itu berotot , berdada bidang, sixpack atau punya badan ideal.
Tidak bisa dipungkiri dunia memberikan apresiasi dan privilege lebih kepada mereka yang good looking. Hal inilah yang akhirnya menjadikan orang yang merasa tidak sesuai dengan standar tersebut merasa rendah diri , tidak puas terhadap tubuhnya sendiri dan menimbulkan kesehatan mental yang buruk, depresi, perilaku tidak sehat seputar makanan ( Eating disorder ) dan olah raga.
Akhirnya muncullah gerakan dan istilah Body Positivity , gerakan ini lahir sebagai penolakan gagasan bahwa tubuh harus sesuai dengan standar tertentu dan mendorong orang untuk menerima tubuh mereka apa adanya secara positif. Terlepas dari bagaimana masyarakat dan budaya populer memandang bentuk, ukuran, dan penampilan yang ideal.
Gerakan body positivity ini betujuan untuk
- Mengubah pandangan masyarakat mengenai tubuh
- Mengajak semua orang untuk menerima tubuh mereka
- Menolong orang – orang agar lebih percaya diri dan bisa menerima badannya dengan apa adanya.
- Mengatasi standar tubuh yang tidak realistis
Gerakan body positivity tidak terbatas pada standar ukuran fisik saja tetapi juga bagaimana pandangan masyarakat terkait , ras , gender , sexsuality dan kecacatan.
Akan tetapi gerakan body positivity yang bertujuan membantu orang lebih baik dengan tubuhnya tidak terlepas dari masalah dan kritikan.
Ketika media dan iklan membombardir dengan standar kecantikan dan kesehatan seseorang , dan kondisi masyarakat yang masih mengagung-agungkan fisik yang sempurna sebagai standar tentu susah sekali.
Orang yang merasa di bawah standar yang ‘terpaksa’ positif dengan perasaannya, alih – alih merasa positif malah akan merasa lebih tertekan dan malu karena merasa berjalan bersebrangan dengan pandangan mayoritas masyarakat, merasa sendiri dan memiliki perasaan negatif.
Menutupi pemikiran negatif dengan pesan positif hanya membantu sementara. Pendekatan yang lebih baik adalah berusaha mengganti pola pikir negatif dengan yang lebih realistis mengenai citra tubuh kita.Citra tubuh memang berperan dalam konsep diri, tetapi itu bukan segalanya.

Tidak apa-apa untuk mengakui bahwa kita tidak harus mencintai segala sesuatu tentang tubuh kita. Tidak apa-apa untuk merasa netral atau bahkan acuh tak acuh terhadap tubuh kita ( Body neutrality ).
Fokus saja pada melakukan hal-hal yang membuat merasa nyaman dengan tubuh yang dimiliki sekarang. Tunjukkan rasa hormat untuk tubuh kita . Makanlah makanan sehat karena itu memberi energi pada pikiran dan tubuh. Berolahraga karena membantu kita merasa kuat dan berenergi, bukan karena mencoba mengubah atau mengendalikan tubuh kita.
Kenakan dan beli pakaian untuk tubuh yang dimiliki sekarang—bukan untuk versi diri kita yang direncanakan di masa depan ketika sudah ideal.
Bersihkan media sosial dari akun yang membuat kita tidak nyaman dengan diri sendiri. Jika terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, kita cenderung tidak merasa nyaman dengan diri sendiri. Ikuti akun yang inspiratif dan yang memberi perasaan positif.