Chainsaw Man, Manga Action yang Berbeda dengan Shonen Lainnya

GUTS

Chainsaw Man, Manga Action yang Berbeda dengan Shonen Lainnya

Sebagai generasi terbaru yang terbit pada Maret 2019, tidak banyak  yang akan berekspektasi bahwa manga baru yang satu ini dapat dengan cepat meraih popularitas.

Terutama jika dibandingkan dengan generasi baru lainnya yang sudah terlebih dahulu terkenal seperti Haikyuu, Demon Slayer, dan My Hero Academia yang tidak hanya terkenal tapi juga sudah diadaptasi ke dalam versi animenya.

Namun sejak awal cerita Tatsuki Fujimoto, selaku pengarang dari manga ini, sudah membuat banyak perbedaan yang membuat unik sekaligus spesial dibandingkan berbagai manga yang pernah ditampilkan dalam Weekly Shonen Jump.

Seperti kebanyakan manga shounen, genre dari manga yang satu ini memang masih berkutat seputar action,  tetapi jika dilihat dari judulnya saja maka sudah dapat dibayangkan bahwa adegan pertarungan dalam manga ini brutal dan berdarah-darah, membuatnya lebih mirip jika dikategorikan ke manga seinen.

Belum lagi banyak terselip dark humor dalam setiap dialog dari karakternya, yang kadang membuat ceritanya makin gelap, namun keunikan dari manga ini tidak berhenti sampai disini.

Karakter Protagonis yang “Serba Biasa Saja” 

Chainsaw Man, Manga Action yang Berbeda dengan Shonen Lainnya

Protagonis dalam berbagai manga shonen  selalu memiliki mimpi besar dan berusaha mewujudkan apa yang dicita-citakannya.

Seperti Naruto yang ingin menjadi Hokage, Luffy yang ingin menjadi Raja Bajak Laut, atau Deku yang ingin menjadi Hero No.1. Hampir di setiap manga shonen pasti akan ditemui protagonis seperti itu, namun berbeda dengan Denji.

Denji tidak memiliki mimpi besar yang muluk-muluk yang ingin dia wujudkan, dia hanyalah seorang anak laki-laki dengan kehidupan normal yang harus menghadapi permasalahan hutang sepeninggal ayahnya.

Keinginannya hanyalah melunasi hutang dan bertemu gadis pujaannya. Namun kehidupannya berubah ketika dia bertemu Makima, dimana Denji akan dapat dikabulkan apa yang akan menjadi keinginannya jika dia bersedia bekerja sebagai bawahan Makima sebagai Devil Hunter.

Sebagai seorang Devil Hunter dia  memiliki tugas untuk membasmi para Devil, namun itu dia lakukan hanya sebagai tugas dari pekerjaannya bukan bagian dari keinginan pribadinya untuk menyelamatkan dunia.

Sekilas memang terlihat karakter dari Denji ini maupun kehidupannya terlihat datar, namun itu hanya nampak di luarnya saja.

Setelah menjadi menjadi manusia setengah setan, Denji justru disibukkan dengan aksi hide and seek, dimana dia harus mengejar dan menghabisi para devil, namun disisi lain dia juga menjadi target incaran dari para devil hunter dari berbagai penjuru dunia yang membuat dirinya juga harus lihai bersembunyi.

Alur Cerita yang Tidak Tertebak dan Penuh dengan Kejutan

Chainsaw Man, Manga Action yang Berbeda dengan Shonen Lainnya

Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Denji tidak hanya bertarung seorang diri melawan para Devil yang dapat muncul dimana saja, namun dia ditemani oleh dua orang anggota Devil Hunter lainnya, yang tidak lain adalah  Aki dan Power.

Pada awalnya mereka tidak terlihat akrab dengan Denji  karena perbedaan karakter mereka sendiri, tetapi seiring berjalannya waktu kedekatan mulai ditunjukkan oleh ketiganya, bahkan Denji semakin merasa mereka sudah seperti keluarganya tersendiri.

Aki yang awalnya bersikap dingin, bahkan akhirnya merasa Denji dan Power adalah adiknya sendiri. Keadaan mulai berubah ketika Gun Devil muncul dan menghancurkan berbagai kota dengan korban mencapai ribuan.

Di kemudian hari, ternyata Aki menjadi korban di tengah konfrontasi antara Gun Devil dan Makima, namun Gun Devil sebelum mati berhasil merasuki tubuh Aki dan membuatnya berubah menjadi Gun Fiend.

Di sinilah keputusan berat harus diambil oleh Denji, dimana pada akhirnya dia harus bertarung dan membunuh Aki. 

Chainsaw Man, Manga Action yang Berbeda dengan Shonen Lainnya

Tragedi yang dialami Denji tidak berhenti sampai disitu saja. Ketika Denji yang masih terpukul akibat kematian Aki, kejadian yang lebih memilukan menimpanya, dimana Power harus mati mengenaskan dibunuh oleh Makima di depan mata Denji.

Dari situ akhirnya terkuak bahwa Makima dengan menggunakan kekuatan dari Control Devil merupakan dalang dari semua peristiwa yang terjadi dan hanya memanfaatkan kepolosan Denji untuk meraih tujuan akhirnya.

Tidak banyak mangaka yang membunuh karakter-karakter utamanya dengan cara yang mengenaskan. Mungkin jika kalian pernah membaca Akame Ga Kill hal seperti ini bukanlah hal yang baru, tetapi bagi kebanyakan pembaca manga shonen hal seperti ini tentunya mengejutkan.

Sejak awal cerita, manga yang satu ini memang penuh dengan adegan pertarungan berdarah-darah, dengan kematian yang tidak jarang terjadi, berbagai kejadian tragis pun sering menimpa karakter yang baru saja muncul. B

ahkan pembaca hanya bisa menebak karakter mana yang akan mati pada chapter berikutnya. Namun tidak ada yang menyangka bahwa Fujimoto akan melangkah sejauh itu, dimana karakter sepenting Power bisa mati dengan cara mengenaskan begitu saja, yang membuat pembaca tidak percaya dan diliputi perasaan campur aduk. 

Hal yang tidak tertebak lainnya, adalah di bagian akhir cerita dimana tidak ada yang menyangka bahwa Makima, yang selama ini diidolakan Denji merupakan villain kejam yang memberikan apapun yang membuatnya bahagia, tetapi dia jugalah yang akhirnya merenggut segala kebahagiaan tersebut. 

Akhir kata, manga ini lebih merupakan seinen dengan tragedi di dalamnya daripada sekedar manga action shonen pada umumnya.

Art yang dibuat oleh Fujimoto juga membuat atmosfer gelap tersendiri yang menambah nuansa horror dan kegelisahan yang terasa semakin kental.

Pada saat ini Chainsaw Man memang sudah tamat, namun itu baru bagian pertamanya, rencananya bagian keduanya akan mulai diterbitkan pada tahun 2022.

Selain itu manga ini juga sudah diadaptasi oleh MAPPA ke versi animenya, studio anime yang sama yang sebelumnya sudah sukses dengan Dorohedoro dan Jujutsu Kaisen.

 

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi