Tinggal di Negara yang beriklim tropis menjadi keunikan tersendiri, yakni hanya mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Hal itu terjadi karena Indonesia berada di garis khatulistiwa atau garis yang membagi dua bagian bumi secara vertikal.
Rata-rata musim kemarau di Negara kita terjadi di antara bulan April sampai Oktober, sedangkan musim hujan terjadi di antara bulan November hingga Maret.
Namun, di beberapa tempat terkadang hanya merasakan satu cuaca saja yang dominan.
Saat ini, kita sedang dihadapkan dengan musim kemarau yang hingga mencapai 36ºC di beberapa wilayah.
Hal itu tentu saja menjadi buah bibir masyarakat, terlebih jika ia merasakan suhu ekstrem itu di wilayahnya.
Berdasarkan perkiraan cuaca oleh BMKG, Indonesia akan mengalami keterlambatan musim kemarau.
Namun, akhir-akhir ini media massa dihebohkan dengan suhu cuaca panas di salah satu daerah Tangerang Selatan, dimana suhu pada daerah tersebut mencapai angka 36ºC. Kenaikan suhu tersebut terjadi di Ciputat.
Pada Mei 2022, Ciputat dinobatkan sebagai daerah dengan suhu tertinggi se-Indonesia oleh BMKG.
Hal itu terjadi karena wilayah tersebut berada pada evalasi rendah dan cukup dengan permukaan laut.
Cuaca panas ini bisa berdampak positif dan negatif bagi kehidupan. Dampak positif dari musim panas yaitu berkurangnya bencana longsor dan banjir, serta meningkatkan hasil panen.
Namun, di lain sisi terdapat juga dampak negatif musim kemarau, yaitu sumur tidak lagi mempunyai persediaan air bersih karena jumlahnya menurun, kondisi air pertanian yang mongering bisa menyebabkan gagal panen.
Selain itu, terdapat dampak negatif juga bagi kesehatan, diantaranya yaitu alergi gatal akibat cuaca panas, dehidrasi, peningkatan penyakit ISPA, bahkan dalam kasus yang serius bisa menyebabkan kanker kulit jika anda lalai menjaga kesehatan kulit anda.
Tentunya anda tidak ingin mengalami dampak negatif seperti di atas bukan?
Menurut Penulis, cuaca memang tidak bisa kita kendalikan, tetapi kita bisa mencegah mengurangi dampak dari cuaca ekstrem ini.
Di bawah ini merupakan kiat-kiat untuk menghadapi musim kemarau:
1. Pemenuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi
Disaat musim kemarau tentu saja tenggorokan Anda akan terasa kering, untuk meminimalisir hal itu terjadi, bawalah air mineral kemanapun Anda pergi. Hal itu guna memenuhi kebutuhan cairan tubuh anda.
2. Gunakan sunscreen sebelum keluar rumah
Terpapar langsung dengan sinar UV memiliki dampak negatif, salah satunya yaitu meningkatkan risiko kanker kulit.
Namun, banyak diluaran sana yang masih mengabaikan penggunaan sunscreen saat keluar rumah, terlebih lagi saat matahari sedang terik.
Menurut penulis, penggunaan sunscreen sangat diperlukan untuk mengurangi risiko penyakit kanker yang diakibatkan oleh paparan sinar UV.
Gunakan sunscreen 10 menit sebelum anda bertemu dengan matahari.
3. Gunakan pakaian yang menyerap keringat
Cuaca panas gersang tentu saja menjadi penyebab tubuh berkeringat. Penggunaan pakaian dengan daya serap baik tentu saja diperlukan untuk menghindari rasa gatal yang ditimbulkan akibat dari keringat.
Rasa gatal itu bisa saja menjadi serius jika Anda tidak segera menanganinya.
Beberapa orang bisa jadi terserang alergi cuaca panas yang sangat mengganggu aktivitasnya.
Jika anda mulai merasakan gatal yang sangat mengganggu, segera periksakan diri Anda ke pelayanan kesehatan terdekat.
4. Rajin berolahraga
Cuaca ekstrem bukanlah penghambat untuk menjalankan aktivitas, salah satunya berolahraga.
Anda bisa berolahraga pada pagi ataupun sore hari.Cahaya matahari juga diperlukan tubuh untuk pemenuhan kebutuhan vitamin D.
5. Jaga kebersihan tubuh
Saat musim kemarau datang, anda mungkin sering berkeringat. Keringat yang berlebihan dan tidak segera dibersihkan akan menimbulkan beberapa penyakit baru. Maka dari itu, jagalah kebersihan diri anda.
Bagaimana? Siap untuk menghadapi cuaca ekstrim?
Semoga tulisan ini membantu Anda untuk terhindar dari dampak negatif akibat cuaca ekstrem tahun ini.