Banyak dari mangaka memulai karirnya dengan mengeluarkan berbagai macam judul manga, biasanya mereka akan memulai dengan manga one-shot terlebih dahulu.
Dalam dunia manga sebutan one-shot ditujukan pada manga yang hanya muncul sekali atau hanya ada 1 chapter, lalu tanpa ada kelanjutan lagi alias tamat saat itu juga. Namun, hal ini dapat berlanjut ke versi serial, jika seri manga tersebut mendapat respon positif.
Tentunya hal ini akan berbeda bagi mereka yang telah lama berkecimpung di dunia manga, dimana para veteran mangaka tersebut telah banyak melahirkan berbagai manga yang tidak hanya mendapat respon positif tetapi juga berhasil terjual sampai puluhan juta kopi.
Sebut saja, Rumiko Takahashi yang terkenal dengan Ranma 1/2, Inuyasha dan Rin-ne, selain itu ada juga Yoshihiro Togashi yang tidak hanya sukses dengan karya pertama yaitu Yuyu Hakusho , tetapi karya keduanya justru lebih populer dan lebih laris lagi, yang tidak lain adalah Hunter X Hunter.
Pada umumnya manga yang sudah mendapatkan kepopulerannya akan diadaptasi ke versi anime, walaupun begitu tidak semua mangaka memiliki nasib baik yang seperti dialami para mangaka di atas.
Ada pula beberapa mangaka terkenal yang justru karya selanjutnya tidak hanya tidak laku, namun beberapa bahkan dipaksa berhenti karena berbagai alasan. Berikut ini deretan manga dari mangaka terkenal yang tidak mendapatkan respon yang positif dan harus berakhir buruk :
5. Hard-Boiled Cop and Dolphin
Manga yang satu ini sebenarnya memiliki premis cerita yang unik, dimana seorang petugas kepolisian memliki partner seekor lumba-lumba yang dapat berbicara.
Tugas mereka seperti polisi pada umumnya yaitu untuk memecahkan berbagai misteri kejahatan. Namun manga yang dipublikasikan oleh Weekly Shonen Jump ini sangat disayangkan harus berhenti di volume ke-5 nya, yang dapat menandakan bahwa manga ini kurang diminati sementara dari segi penjualan juga buruk. Manga ini merupakan karya terbaru Ryuuhei Tamura yang sebelumnya terkenal dengan Beelzebub.
Permasalahan dari manga ini terdapat pada alur ceritanya, apakah akan diarahkan sebagai komedi/gag manga atau akan lebih ke action.
Hal ini dikarenakan gag manga susah untuk mendapatkan kepopuleran di WSJ, sementara elemen action dari manga ini juga sangat lemah, dimana dari adegan pertarungan dan kekuatan para karakternya terlihat biasa saja, tanpa ada sesuatu yang berbeda dari yang manga bergenre action lainnya.
4. Build King
Kali ini manga terbaru dari Shimabukuro Mitsutoshi yang harus menjadi korban ketatnya persaingan di Weekly Shonen Jump.
Jauh sebelum munculnya manga ini Shimabukuro memang sudah dikenal dengan manganya yang berjudul Toriko. Keunikan Shimabukuro dalam setiap karyanya adalah tema dan worldbuilding yang tidak biasa dengan art yang khas.
Jika pada Toriko tema yang muncul adalah dunia masak-memasak, kali ini Build King hadir dengan tema yang tidak kalah uniknya yaitu dunia pertukangan, walaupun begitu nasib dari manga yang satu ini berbanding terbalik dengan Toriko, karena manga ini terpaksa berhenti hanya dengan 3 volume.
Sangat disayangkan, karena manga ini memilki potensi yang sangat banyak untuk dieksplor. Bisa jadi, karena Tonkachi sebagai karakter utamanya secara design dan kekuatan tidak menarik bagi pembaca, dimana Tonkachi terlihat sangat kekanak-kanakan.
Selain itu art yang dimunculkan Shimabukuro pada karyanya kali ini juga tidak sedetail pada saat membuat Toriko yang membuat karyanya ini tidak memiliki nilai lebih.
Art yang bahkan terasa seperti manga tahun 80-an atau 90an, yang dirasa kurang cocok dengan selera pembaca manga saat ini.
3. Kagamigami
Kagamigami merupakan manga terakhir yang dibuat oleh Toshiaki Iwashiro. Toshiaki Iwashiro sendiri merupakan mangaka yang terkenal dengan Psyren.
Pada jamannya manga yang satu ini memang sangat populer, mungkin jika dibuat lebih panjang lagi jalan ceritanya akan dapat menyaingi kepopuleran One Piece atau Naruto.
Tidak berhenti sampai disini, kehebatan Iwashiro juga terbukti dengan melahirkan mangaka-mangaka hebat yang saat ini sedang naik daun, seperti Ryuuhei Tamura, Matsumoto Naoya dan Yuuki Tabata.
Manganya yang satu ini memang memiliki beberapa kemiripan dengan Psyren, dimana kekuatan supernatural menjadi tema utama.
Sebagai manga dengan genre action sebenarnya adegan pertarungan dalam manga ini sangat menarik, dimana setiap karakternya memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan tereksplor dengan cukup baik.
Namun sangat disayangkan manga ini terasa sangat pendek karena terpaksa berhenti pada volume ke 5. Belum diketahui mengapa harus berhenti sedini itu, padahal memiliki potensi belum tergali yang masih bisa berkembang lebih jauh lagi.
2. Birdmen
Berbeda dengan deretan manga sebelumnya yang memang harus berakhir sangat awal dengan alur cerita yang buruk, Birdmen tidak bisa dikatakan demikian.
Manga yang satu ini sendiri sebenernya cukup sukses di pasaran, hanya saja karya Yellow Tanabe sebelumnya yang tidak lain adalah Kekkaishi dapat dikatakan lebih sukses lagi, bari dari segi adaptasi animenya maupun penjualan manganya.
Cerita dari manga ini cukup unik dimana sekelompok remaja tiba-tiba memiliki kemampuan misterius untuk menjadi manusia burung.
Kekuatan sebagai manusia burung dalam manga ini diceritakan secara misterius dimana mulai dapat terungkap perlahan-lahan dari chapter ke chapter.
Walaupun tergolong sebagai manga dengan genre action, tapi porsinya sangat sedikit, sehingga bagi pembaca yang mengharapkan adegan pertarungan yang spektakuler tentu akan kecewa, karena manga yang satu ini lebih menitikberatkan pada slice of life dan sci-fi.
Manga yang satu ini baru berakhir pada volume ke 16, walaupun bagi sebagian orang endingnya terkesan sedikit terburu-buru.
1. Samurai 8: Hachimaruden
Pada saat berita bahwa manga ini akan segera terbit, banyak dari pembaca manga yang antusias untuk menantikannya. Hal ini dikarenakan nama besar dibaliknya, yaitu Masashi Kishimoto yang sampai saat ini masih terkenal berkat Naruto.
Manga ini mencoba menggabungkan tema samurai dengan kemajuan teknologi, sehingga menghasilkan sebuah dunia yang unik.
Namun pada saat akhirnya chapter pertamanya rilis, banyak yang menyayangkannya karena berbagai masalah yang muncul.
Salah satunya adalah terlalu banyak informasi yang muncul dalam satu chapter sehingga membuat membosankan, sementara konsep kekuatan dalam karya Masashi yang satu ini juga berbelit-berbelit terlebih diberikan pada chapter-chapter awal, sehingga pembaca sudah dapat mengetahui keseluruhan kisah sejarahnya cukup dari beberapa chapter saja, dan tidak menyisakan misteri untuk kedepannya .
Banyak pembaca yang mengharapkan bahwa seiring berjalannya waktu, ceritanya akan semakin baik lagi. Namun setelah sekian lama berjalan justru ceritanya makin memburuk, ditambah lagi Hachimaru sebagai karakter utamanya, berubah dari anak difabel yang tidak bisa bergerak tanpa alat bantu tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat menjadi pahlawan dengan kekuatan yang dapat menyelamatkan galaksi.
Pada karya Masashi sebelumnya selain cerita , art dari Naruto merupakan nilai lebih, namun hal yang sama tidak ditemui karena orang yang menggambar adalah Okubo Akira, dengan art yang khas, namun sulit diikuti karena banyak adegan pertarungan yang digambar bersamaan dengan latar belakang, menjadikan adengan pertarungannya kurang jelas.
Dengan berbagai masalah tersebut kemudian tidak mengherankan mengapa manga ini mendapat rating yang sangat rendah.
Dari deretan manga di atas sebagain besar manganya berasal dari Weekly Shonen Jump. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa WSJ merupakan majalah manga yang paling ketat dan bergengsi, saking ketatnya banyak mangaka baik yang terkenal maupun yang sedang memulai debutnya akan diberhentikan jika tidak segera memperlihatkan kemajuan yang signifikan.
Sangat disayangkan memang, terutama karena banyak manga yang berpotensi harus berhenti tanpa sempat memunculkan potensi sebenarnya.