Facebook tangguhkan halaman berita Palestina menyusul dengan liputannya yang bergulir tentangan serangan kekerasan Israel di Masjid al-Aqsa pada hari Jumat (15/04/2022).
Situs berita Al-Qastal mengatakan pada hari Sabtu (16/04/2022) mengatakan jika Facebook telah menghapus halamannya tanpa peringatan atau penjelasan, yang menyebabkan kehilangan ribuan pengikut.
“Tanpa perkenalan atau peringatan sebelumnya, halaman Al-Qastal (dalam bahasa Arab) di Facebook tiba-tiba dihapus karena liputan luas tentang peristiwa Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, meskipun kepatuhan ketat terhadap standar penerbitan Facebook,” Kata Al Qastal dalam sebuah keterangan.
Dilansir dari Middle East Eye, Masih belum jelas mengapa Facebook menghapus halaman berita Arab Al-Qastal.
Outle bilingual yang berbasis di Yerusalem tersebut menuduh platfrom media sosial tersebut menyerah pada tekanan dari ortroritas Israel yang dimana bertujuan untuk membukang suara orang-orang Yerusalem.
Sebelumnya pada hari Jumat, Al-Qastal mengkonfirmsi jika pasukan Israel telah menargetkan dua wartawannya selama kerusuhan di Masjid Al-Aqsa Yerusalem Timur.
Lebih dari 150 orang terluka dan sedikitnya 400 orang ditangkap oleh pasukan Israel yang menyerang jamaah di dalam masjid dalam serangan empat jam.
Al-Qastal juga membenarkan jika pasukan Israel telah menembakan granant kejut ke kepala salah satu repoternya, Nesreen Salaem, selama liputrannya tentang serangan tersebut.
Sedangkan Reporter Mohammed Samreen dilaporkan terluka, dengan perluru baja berlapis karet di kaki.
Dia kemudian ditahan halaman masjid kemudian dibawa ke pusat interogasi Al Mascobiya, kata al-Qastal.
Ia juga menambahkan jika Facebook sebelumnya telah membelakukan pembatasan pada halamannya tanpa penjelasan apa pun.
Penyesoran terhadap Palestina.
Meta, yang merupakan perusahaan multinasional yang berbasis di California yang memiliki Facebook dan Instagram, sering dituduh menyesor pengalam orang Palestina dan narasi mereka di platformnya.
Beberapa jam setelah serangan Israel pada hari Jumat, supermode Belanda-Palestina Bella Hadid mengklaim jika dia dilarang oleh Instagram karena memposting tentang Palestina.
Omar Suleiman, seorang pengkhotbah muslim asal Amerika, juga mengklaim pada hari Jumat jika akunnya telah dibatasi.
Awal tahun ini, sebuah halaman berita Palestina dengan pengikut berjumlah satu juta setengah pengikut di Facebook terpaksa untuk menutup operasinnya di Yerusalem setelah raksasa media sosial itu melarang akunya.
Sementara itu Jaringan berita Maydan al-Quds yang meliput berita dari Yerusalem selama lebih 18 bulan menurut direktunya, Bila Nour, Facebook telah menutup halaman tersebut pada tahun 2021, hari yang sama dengan pembuhunan pria Palestina bernama Fadi ABu Shkheidem oleh pasukan Israel setela dia melakukan serangan penikaman di dekat Chain Gate yang merupakan salah satu gerbang ke al-Aqsa. Masjid di Kota Tua Yerusalem.
Nour juga mengatakan jaringan tidak benar-benar memihak dalam laporan insiden tersebut.
Pada bulan November 2021, aktivis dan jurnalis Palestina meluncurkan kampanye yang disebut Facebook Censors Jerusalem untuk meningkat kesadaran tentang dugaan upaya Meta untuk menyesor konten Palestina di platfrom media sosia andalannya.
Sebagian besar dari apa yang mereka katakan sebagai insiden penyesoran dikatakan pada Mei 2021, selama protes solidaritas dengan orang-orang palsestina yang menghadapi ancaman pengusiran di Sheikh Jarrah di Yerusalem, peryebuan oleh Pasukan Israel ke Masjid al-Aqsha, serangan 11 di Gaza, dan kekerasan antarkomunitas di kota-kota mayoritas Palestina di Israel.