Fakta Menarik Mengenai Kebun Setan di Hutan Hujan Amazon

Aisyah Syifa Ar Rahman

Fakta Menarik Mengenai Kebun Setan di Hutan Hujan Amazon

Brazil adalah salah satu aset paling berharga di planet ini karena hutan hujannya yang lebat menutupi hampir 60% dari seluruh wilayah Brazil meliputi para, amazonas, maranhao, goias, mato grosso, acre, amapa, rondonia dan roraima, menjadikan hutan Amazon Brazil sebagai unit konservasi yang memberikan banyak manfaat tidak langsung bagi umat manusia melalui layanan yang mengatur lingkungan hidup, dari evaporasi yaitu salah satu tahapan siklus hidrologi, yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi, menstabilkan tanah, menyimpan karbon serta mencegah pemanasan global, hingga menyediakan habitat bagi sejumlah spesies.

Hutan Amazon atau dikenal sebagai Amazon di Amerika Selatan.

Wilayah ini biasa disebut dengan Amazonia atau Amazon Basil yang meliputi wilayah seluas 7.000.000 km².

Hutan Hujan Amazon juga merupakan ruang peraga dari keanekaragaman kehidupan di bumi, karena Hutan Hujan Amazon termasuk salah satu dari hutan tropis paling luas di dunia.

Kekayaan sumber daya alam juga sangat banyak ditemukan, seperti burung yang berwarna-warni, serangga atau hewan-hewan lain yang hidup di antara banyak sekali pohon, semakan, sulur-suluran dan bunga liar.

Perjalanan yang menelusuri sungai di hutan ini pada umumnya menyikapi beraneka ragam tumbuhan.

Penemuan di dekat hulu Amazon di Peru terdapat sebuah lokasi yang sebagian dipenuhi dengan satu spesies bunga dedalu yang disebut Duroia hirsuta.

Tegakan pada pepohonan Duroia disebut juga sebagai ‘‘ yang dinamai Chullachaki dikarenakan orang terdahulu mengatakan bahwa kebun tersebut itu dimiliki oleh roh jahat yang berada di hutan.

Deborah Gordon adalah pemimpin dari suatu tim riset yang mencari penjelasan ilmiah untuk memecahkan sebuah misteri yang terkandung dalam ‘kebun setan’ ini.

Dalam deskripsi percobaan mereka, para peneliti menyatakan bahwa para ‘petani’ memelihara kebun ini adalah semut-semut yang hidupnya di dalam rongga batang pohon Duroia.

Koloni semut ini bernama oleh semut Myrmelachista schumanni. Adapun kemampuan mempertahankan dan mengembangkan habitatnya, para semut yang berada di kebun setan mendapatkan hidup hingga ratusan tahun.

Para semut ini mampu mencegah spesies tumbuhan lain di kebun ini dengan cara menyuntikkan zat kimia beracun ke dalam tumbuhan penyerbu dan menciptakan sebuah ruangan bagi pertumbuhan pohon Duroia yang berperan sebagai tempat tinggal bagi semut-semut.

Zat kimia yang digunakan pada semut adalah asam format dengan nama lain adalah formica.

Para semut menggunakan asam format ini agar tidak ada yang menyaingi kebunnya.

Asam format ini berperan sebagai disinfektan agar mempermudah semut untuk melindungi semut dari mikroba parasit.

Faktanya ilmuan (saintis) mengungkapkan bahwa semut pada kebun setan ini adalah spesies pertama yang ditemukan menggunakan asam format sebagai herbisida.

Zat kimia memainkan peranan penting bagi serangga dalam hal komunikasi, pemikat pemangsa dan pertahanan terhadap mangsa.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi