Jika kita melihat Liga Belanda di mata kita masih tertuju pada dua klub besar yaitu Ajax Amsterdam dan juga PSV Eindhoven yang merupakan dua penggawa di kompetisi Liga Belanda yang selalu memghiasi kejuaraan, dan seolah menjadi ikon dari Eredivisi.
Eredivisi sebuah kompetisi bertajuk klub klub kasta teratas di Liga di negeri kincir angin, dimana dua klub ini lebih menarik karena selalu menciptakan bintang pemain yang dikenal dunia.
Dimana belum secara spesifik, muncul klub unggulan, yang kemudian melahirkan juara baru dan keliahatannya akan lebih menarik, karena demikian akan menjadi lebih kompetitif iklim Liga domestik yang ketat.
Hal baru, di mana salah satu klub yaitu FC twente yang pernah menjuarai kompetisi Liga Belanda yaitu tepatnya pada tahun 2010, dimana saat itu FC twente berhasil menjuarai title juara liga Belanda untuk pertama kali semenjak klub ini berdiri tahun 1965, saat itulah, mereka sukses nenggusur PSV, yang berada di urutan kedua, perlahan tapi pasti, FC Twente sukses mempertahankan posisinya di peringkat atas, dan pemuncak klasemen.
Sekaligus menjadi gelar pertamanya di kompetisi Eredivisi Belanda, menyaingi salah satu punggawa yaitu PSV Eindhoven dan berhasil merengkuh posisi pertama di klasemen setelah sukses mempertahankan peringkat pertama, yang dikawal ketat oleh PSV Eindhoven, dan akhirnya posisi pertama ini bertahan hingga akhir musim, dan membawa FC twente menjuarai kompetisi Liga Belanda yang sangat bersejarah untuk pertama kalinya sepanjang masa.
Berkat Steve McLaren
Momen mengharukan, dimana kala itu FC Twente dikomandoi oleh pelatih bernama Steve McClaren.
Ia merupakan Pelatih berkebangsaan Inggris dan terbukti ia telah mampu membawa timnya meraih kesuksesan, melampaui tim favorit juara lainnya.
Kehadiran Mc Laren begitu berdampak pesat terhadap oerforma FC Twente, yang kemudian memberikan inovasi dan terobosan yang signifikan.
Alhasil ia telah mempersembahkan penampioan Twente dalam 21 laga, dengan 80% lebih presentase kemenangan dan hasil itu membuat Twente kian kuat di deretan teratas klasemen.
Momen krusial
Di penghujung musim 2009/2010 saat itu, pesaingnya PSV, gagal merebut tiket juara, setelah dipertandingan krusial, justru mereka takluk dari NAC Breda pada Maret 2010.
Hasil itu membuat PSV harus terseret dari puncak klasemen, dan kekalahan
PSV Eindhoven dimanfaatkan oleh FC Twente, dengan kemenangan atas klub RKC Walalwijk, selang sehari pasca kekalahan PSV 2-1.
Saat itu gol dibuat oleh Kenneth Perez, dan membuat pertandingan terasa sangat mengejutkan.
Kesempatan pastinya ada bagi PSG untuk merebut kembali singgasana klasemen, namun Twente juga begitu kuat dan sulit untuk dikejar, dominasinya begitu kuat hingga musim selesai.
Musim yang sangat memorial, bagi kedua tim, dimana Twente secara mengejutkan dapat tampil di urutan terbaik.
Sementara PSV sendiri mendapatkan kekecewaan usai gagal mempercundangi Twente yang saat itu memang tampil dinamis, penuh percaya diri, apalagi kemenangan seolah menjadi patokan mutlak, dan rasanya sulit untuk mengejar disaat tim sudah down secara mental dan secara tim karena target juara didepan mata namun harus menyerah ditangan klub yang baru pertama merasakan gelar juara.
