Karena ini sudah terjadi lebih dari 10 kali selama ini-di manasaya mengalaminya sendiri- jadi sepertinya saya harus menulis tentang ini.
Ada suatu fenomena baru yang saya sadari, entah mengapa rasanya semakin banyak saja orang tua muda yang sering membawa anaknya ke tempat publik (kafe, restauran, bioskop, rumah makan, mall, dsb) lalu kemudian membiarkan anak-anaknya itu tantrum, rewel, cranky, atau berteriak-teriak dan berlari sekencang mungkin k sana ke mari.
Tempat Publik Bukan Seperti di Rumahmu, Nak!
Berkali-kali saya mengalaminya menemui fenomena seperti itu.
Saat lelah bekerja dan hendak ngopi sejenak di kafe favorit, suasana tadinya tenang damai cocok untuk refreshing sejenak menghirup kopi sambil mendengarkan alunan musik yang adem di telinga.
Hingga tiba-tiba datang rombongan keluarga dan anaknya, duduk di sebelah saya, dan dalam waktu kurang dari 15 menit suasana tenang saya di kafe itu berubah jadi berisik luar biasa.
Berisik darimana? Dari suara gawai yang ditonton si anak dengan volume luar biasa keras hingga kerasnya mengalahkan suara musik di kafe itu!
Hei, ini kafe, ini bukan rumahmu Nak, saya ke kafe ingin santai bukan ingin dipusingkan oleh suara kencang gawaimu itu yang membuat suasana kafe jadi suasana lagu-lagu di taman bermain secara seketika! Begitu gerutu batinku.
Lalu ajaibnya lagi, orang tua anak itu cuek-cuek saja. Saya bisa pastikan orang tuanya bukan pemilik kafe, tapi kalau pun pemilik kafe tetap tidak pas lho bersikap begitu mengganggu kenyamanan yang pelanggannya.
Saya coba kasih ‘senyum’ ke orang tuanya, setelah lebih dari lima kali saya ‘senyumin’ baru si ibunya sadar dan meminta anaknya mengecilkan volume gawainya, yang segera saja digantikan dengan teriakan keras si anak menangis dan meraung tidak terima suara tontonannya dikecilkan.
Suara gawai berhasil dikecilkan, malah suara tangisan anak itu yang membesar.
Ada lagi di waktu yang lain, saat sedang di makanan cepat saji, ada beberapa anak berlari-larian dan saat saya membawa nampan makanan saya tiba-tiba salah satu anak itu menubruk saya, jatuhlah minuman saya.
Si anak yang menabrak dan menjatuhkan minuman saya kaget dan justru menangis. Saya bengong, kok dia yang nabrak dan dia yang nangis.
Lalu ibu anak itu datang sambil minta maaf dan menjewer anaknya itu, kemudian menggantikan minuman saya yang jatuh.
Tapi setelah itu, si anak tadi masih tetap lari-larian di tempat itu seolah tidak kapok dengan perbuatannya tadi, sambil ibunya sibuk makan dan main gawai.
Kejadian lain terjadi di bioskop, ini sudah sering sekali terjadi, saat menonton film dengan genre semua umur dan di belakang saya duduk anak-anak, lalu mereka senang sekali menggerakkan kaki dan menendang-nendang kursi saya berkali-kali.
Hingga saya menoleh kesal, hingga saya tegur “Tolong jangan ditendang-tendang ya kursinya…” sampai orang tuanya menegur anak-anak itu tapi tetap saja sesekali anak itu menendang-nendang kursi saya entah sadar atau tidak sadar.
Mungkin Bisa Memakai Head Set/Earphone di Tempat Publik…
Hingga suatu waktu yang lain lagi, saya dan kawan-kawan sedang mengadakan meeting di suatu restoran untuk rapat semi formal membahas suatu projek yang akan kami kerjakan.
Situasi awalnya berlangsung kondusif, tenang, nyaman, hingga lalu datang rombongan keluarga duduk di depan kami dan…
Wah! Pecah! Anak-anak mereka, yang dua lari-larian tabrak sana sini, yang satu dengerin gawai dengan volume maksimal, dan yang satu lagi nangis kencang sekali karena tidak mau makan sambil melempar sendok garpu.
Tidak kalah, para orang tua juga sibuk Video Call an dengan Loud Speaker. Suara mereka mendominasi suara restoran, musik kalah, suara pengunjung lain pun harus agak berteriak dengan kawannya karena teredam dengan kencangnya suara berisik dari keluarga itu.
Kami, saya dan kawan-kawan geleng-geleng kepala dan sejam kemudian memutuskan pindah tempat saja karena sudah tidak tahan.
Ini ada apa, kenapa terjadi fenomena seperti ini saat ini di mana orang tua terkesan membiarkan saja anak-anak mereka bersikap seenaknya di ruang publik.
Anak-anak Perlu Dipersiapkan dan Dilatih Dulu Dengan Baik di Rumah Ketika Hendak Di bawa ke Tempat Publik
Ayah, Bunda, tolong dengan sangat, jika putera-puterinya memang belum siap untuk memahami Etika dan Tata Krama berada di tempat publik maka mohon dengan sangat untuk tidak dulu membawa mereka ke tempat tersebut sampai mereka siap.
Anak-anak perlu sekali untuk dipersiapkan sejak di rumah bagaimana mereka harus bersikap dan berperilaku saat diluar rumah terutama di tempat-tempat publik yang akan bertemu dengan orang-orang lain.
Jangan sampai, anak tidak bisa membedakan mana tempat privat (rumah sendiri) dan mana tempat publik, lalu mereka bersikap seenaknya saja membawa perilaku bebas ala di rumah ke tempat publik, lalu orang tuanya meminta orang-orang lain untuk mentoleransi hal itu.
Kami, orang-orang lain yang ditemui itu orang asing yang juga punya hak berada di tempat publik itu baik untuk refreshing, hangout, dsb, jadi tolong jangan sering-sering menuntut kami untuk memaklumi perilaku buah hati kalian yang mengganggu kenyamanan kami.
Bukan kami tidak pengertian dengan kalian, tapi, ayolah itu tempat publik ada etika dan tata krama juga kesopan santunan sosial yang berlaku di situ yang umur berapa pun harus bisa berusaha mengerti, adaptasi dan menjunjung itu semua bersama. Okay!