TIMNAS Indonesia menjadi sesuatu yang banyak ditunggu-tunggu, karena aksinya di lapangan yang selalu mengundang banyak penggemar untuk melihatnya. Apalagi setiap pertandingan timnas menjadi hal yang mesti ramai diperbincangkan di dunia maya.
Karena saking besarnya euforia dari timnas Indonesia, kemudian Indonesia mengangkat hal ini dalam sebuah film bernama Garuda di Dadaku yang muncul dan mulai diperkenalkan pada tahun 2009.
Sinopsis
Cerita dalam film ini didasari salah seorang pemeran yang bernama Bayu, yang punya keinginan besar menjadi pemain hebat dan bisa mendapatkan banyak prestasi dikancah Internasional bersama tkbas Indonesia.
Film ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah, pada tahun ,2009 dan Bayu harus berjuang untuk mendapatkan keinginannya tersebut dengan berbagai tantangan yang harus ia hadapi.
Apalagi dibalik keinginan dan ambisi dari Bayu meraih cita-cita nya menjadi pemain hebat untuk timnas Indonesia harus di tentang oleh salah satu kerabatnya, yaitu kakek Bayu bernama Usman, yang tidak menginginkan Bayu untuk menjadi pesepakbola apalagi untuk timnas.
Menurut Usman, jika menjadi pemain bola Bayu tak punya masa depan yang bagus, dan identik dengan kesusahan. Namun semangat tetap terbentuk bagi Bayu impiannya tersebut harus ia realisasikan. Ia berlatih bersama dua rekannya yang memiliki ambisi sama. Ia bersama Zahra dan Heri rekannya bermain bola.
Kiprahnya dimulai dari usia 13 tahun saat ia dipercaya oleh timnas Indonesia dibawah umur yaitu kelompok usia 13 tahun, ia terpilih masuk dalam jajaran skuad timnas Indonesia usia 13 tahun. Sebelumnya ia juga telah mengikuti seleksi untuk pemilihan skuad timnas Indonesia untuk mengikuti kompetisi di level internasional.
Dengan semangat yang membara, ia pun bersama dua rekanya tersebut rajin berlatih demi meraih apa impiannya untuk bermain bagi timnas Indonesia. Kemudian mimpi tersebut akhirnya berubah menjadi kenyataan, dan ia mulai sibuk dengan bergabung di skuad timnas garuda namun di kelompok umur 13 tahun.
Garuda di Dadaku 2
Lalu kemudian ceritanya berlanjut di cerita Garuda Dadaku sesion kedua, dimana Bayu kemudian melanjutkan perjalanannya karirnya bagi timnas Indonesia di usia 15 tahun, kemudian ia pun terpilih menjadi kapten tim, sebuah momen dan sebuah kesempatan baik bagi Bayu, anak yang mengawali karir sepakbolanya dengan perjuangan kerasnya.
Ia juga sukses mengantar timnas u15 meraih gelar juara di level Asia Tenggara sekaligus pembuktian ia sebagai komando lapangan menyandang ban kapten bagi timnas Indonesia.
Bayu yang menyandang gelar sebagai katen timnas, dia benar-benar membuktikan dirinya mampu membawa timnas meraih gelar bergengsi di tingkat Asean dan ia semakin dipuji atas suksesnya timnas yang ia pimpin.
Bayu dengan suport rekan sahabatnya Heri ia mampu menjawan semua tepisan soal dirinya dengan status sebagai pemain berlabel pemain junior timnas sekaligus merupakan prestasi yang membanggakan bagi dirinya.
Ia berjuang sangat luar biasa di kompetisi tersebut dan mencapai titik tertinggi dengan pencapaiannya menembus ke babak final. Hal tersebut juga tidak lepas dari pelatih timnas u15 Pak Wisnu yang diperankan oleh Rio Dewanto, mampu membawa Bayu dan kawan-kawan meraih gelar prestisius internasional.
Namun munculnya pemain bintang baru timnas u 15 bernama Yusuf membuat Bayu jadi kocar-kacir. Ia menjadi tak semangat lagi dan akhirnya ia memilih untuk menghindar dari perhelatan. Sementara ban kapten beralih ke Marco Dandy Wiriadinata.