Skripsi yang baik itu adalah skripsi yang selesai. Perjalanan menyelesaikan Skripsi bukanlah hal yang gampang, perlu perjuangan ekstra untuk bisa akhirnya dinyatakan lulus. Mulai dari uang, tenaga, pikiran, air mata, dan stress yang muncul, semua itu harus terlewati dulu. Tidak menyerah ditengah jalan sudah termasuk pilihan yang bagus. Karena tak jarang beberapa orang memilih untuk sebaliknya. Bahkan ketika saya kuliah pernah mendengar kabar mahasiswa akhir gantung diri.
Mahasiswa itu bunuh diri penyebabnya memang bukan semata- mata karena skripsi, ada hal lain yang jadi pemicunya. Menurut surat yang dituliskannya ‘ia’ (yang meninggal) mengaku selalu dibandingkan dengan adiknya, usahanya tidak pernah dihargai, begitu kurang lebih. Beban kuliah yang harus diselesaikan saja sudah sangat bikin stress apalagi ditambah tidak adanya dukungan terutama dari orang tua tentu bisa dibayangkan seberat apa beban yang ‘ia’ emban. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk “menyelesaikan” semuanya. Ya, sangat disayangkan. Tapi itulah keputusan yang ia ambil dan jadikan pelajaran saja buat yang lain.
Mengakhiri hidup bukan berarti menyelesaikan semua masalah, karena kita gak tau kedepannya akan seperti apa. Akan lebih berat atau lebih indah, gak ada yang tahu. Bagaimana pun hidup yang ada sekarang harus dihadapi, salah satunya skripsi.
Mengerjakan skripsi memang bukan hal mudah, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang bisa dikendalikan dan yang tidak. Apa saja itu?
Faktor yang bisa dikendalikan itu yang berkaitan dengan diri sendiri, seperti emosi, pikiran, dan fisik. Mengerjakan skripsi itu harus didukung oleh ketiganya. Gak bisa ngerjain skripsi pas badmood, apalagi fisik lagi sakit. Kalau kayak gitu pikiranpun gak mau jalan. Pengalamanku, dulu ketika ngerjain skripsi sering banget beralasan sedang badmood yang akhirnya menunda- nunda. “ntar dulu deh nunggu mood bagus” satu jam ditunggu tak kunjung bagus, 2 jam ditunggu masih sama aja, begitu seterusnya hingga seharian. Akhirnya gak menghasilkan apa- apa. Sayang banget waktunya terbuang begitu saja.
Kalo sedang bad mood itu bukan hanya ditunggu, tapi diatasi. Ya, lakuin hal- hal yang bisa membuat mood bagus, misalnya makan makanan yang disuka, jalan- jalan sebentar buat cari angin, ketemu teman, ngobrol, nonton youtube, dan lainnya yang sesuai dengan diri kita masing- masing. Tapi inget ya, jangan kebablasan. Niat membangun mood malah lupa waktu, kan gak lucu. Kalau bisa sih pertahankan good mood, jangan sampai terpengaruh sama hal yang bisa menimbulkan bad mood. Seperti ngepoin mantan, misalnya.
Lalu pikiran, mungkin pernah ngalamin dimana semangat mau mengerjakan skripsi memuncak tapi tiba- tiba pikiran gak bisa diajak kerjasama. Kosong, gak tau mau menulis apa. Pernah?
Mungkin pernah ya, gak papa wajar kok. Kalau sudah begini coba tenangin dulu caranya dengan mengatur nafas. Ambil nafas dalam, tahan lalu hitung sampai 10, lepaskan. Ketika berhitung, fokuskan pikiran untuk menghitung (sebutkan dan rasakan setiap hitungannya) jangan sambil memikirkan hal lain ya. Ulangi hal itu berulang kali sampai merasa tenang ya. Tapi kalau pikiran masih kosong juga, coba tulis apa saja yang yang ada dipikiran di selembar kertas ‘aku sedang kosong, aku gak memikirkan apa- apa’ apa saja yang ada dipikiran itu tulis saja.
Ini sebagai cara untuk memahami pikiran. Meski awalnya tulisan tanpa arti, lama- lama tulisan itu akan memancing hal lain yang harapannya berkaitan dengan skripsi tentunya. Gak papa kalau perlu waktu lama, saya pun dulu sering 2 jam awal gak menghasilkan apa tapi jam berikutnya sudah mulai ada hasilnya. Itu semua proses.
Ketika emosi dan pikiran sudah, lalu fisik. Bisa jadi fisik ini yang utama, tapi kadang diabaikan. Sampai ada penyakit yang dikenal dengan penyakit anak kos. Ya, asam lambung. Ini karena makan yang gak teratur, makan gak sehat yang sudah menjadi kebiasaan. Jangan sampai penyakit ini menghambat skripsi ya. Pokoknya jaga kesehatan dengan cara makan sehat dan teratur, tidur teratur, jauhi begadang, rajinlah olahraga. Itu 4 jalani dulu juga InsyaAllah fisik sehat. Memang gak mudah, tapi cobalah untuk dimulai ya.
Meski emosi, pikiran dan fisik sudah dikendalikan semua, tapi jangan berharap banyak bahwa skripsi akan berjalan mulus ya, karena ada banyak faktor diluar kendali diri kita yang tetap berpengaruh besar. Dosen pembimbing, lingkungan, subjek, itu gak selamanya berjalan sesuai kemampuan kita. Sebaik apapun usaha kita jika dosen pembimbing susah untuk di konsulin, skripsi kita juga gak akan mulus. Mau gak mau itu ada diluar kendali kita ya.