Siapa sih orang yang tidak mengenal internet? dari yang muda hingga tua, pasti setuju bahwa dunia internet sangat asyik untuk ditelusuri. Tetapi kita harus waspada terhadap berita palsu yang berseliweran di internet, khususnya media sosial.
Banyak sekali manfaat dari media sosial, salah satu nya untuk berkomunikasi walau jarak yang jauh, mendapatkan berbagai macam informasi, dan menyebarkan berita. Tak jarang, saya pun seringkali memanfaatkan media sosial sebagai platform untukk mencari berbagai macam berita dari ranah manapun. Namun, saya selalu menemukan beberapa berita palsu yang kebenaranya tidak dapat dipertanggung jawabkan, terkesan hanya menggiring opini saja, dan bahkan bisa dikatakan berita tersebut hanya sekadar menyebarkan kebencian terhadap suatu pihak.
Nah, disinilah kita harus teliti dan mengusut kembali apakah berita tersebut ditulis oleh media online yang terjamin akan kebenaran berita yang di sampaikan atau sekadar opini yang bersifat subjektif. Hoax kini seolah menjadi santapan masyarakat Indonesia, terutama di masa pandemi Covid-19. Banyak berita baik baru, berita buruk, atau hanya rumor yang berkaitan dengan berita yang disampaikan, atau kebenarannya belum bisa dikonfirmasi. Namun masyarakat seolah berlomba-lomba menyebarkan informasi tersebut tanpa mempertimbangkan benar atau tidaknya berita tersebut.
Pasti anda bertanya, berasal darimana kah hoax itu terjadi? menurut saya, alasan yang paling mendasar tersebut terpecah menjadi tiga: 1) karena adanya misinformasi, 2) adanya kepentingan suatu individu atau kelompok, 3) kurangnya pemahaman netizen untuk mencari sumber-sumber yang valid. itulah pengalaman saya ketika saya bertanya kok bisa ya, mereka termakan berita palsu itu?

Mari kita flashback sejenak. Saya ambil contoh kasus pada kejadian beberapa waktu silam, peristiwa tenggelamnya kapal Nanggala 402 yang sangat mengiris hati seluruh rakyat Indonesia itupun tak lepas dari adanya berita palsu yang beredar pada media sosial.
Pasti anda pernah membaca salah satu berita yang mengatakan bahwa kapal tersebut diledakan oleh negara lain. Yang membuat saya tercengang adalah, banyak sekali orang yang percaya terhadap berita tersebut tanpa menggali informasi lebih lanjut. Padahal, pihak KNKT (Komite Nasional Keselamatan transportasi) telah memberikan alasan terkait tenggelamnya kapal selam yang membawa rudal asal china itu disebabkan karena adanya kegagalan fungsi dari salah satu mesin dimana hal itu menyebabkan kapal selam turun dikedalaman yang melebihi batas maksimum dan remuk akibat tekanan air.
Sudah semestinya kita berhenti menyebarkan berita-berita yang tidak relevan dan kredibel tersebut. Ditambah, keadaan yang semakin kritis tak membuat beberapa orang berhenti membuat berita palsu yang membuat bulu kuduk merinding.
Ada hal hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah adanya berita palsu yakni:
- melihat kredibilitasnya dengan cek sumber berita tersebut
- cocokkan dengan berita yang lain dan lihat perbedaannya
- membuka forum diskusi terbuka yang berhubungan dengan berita tersebut
- jangan cepat percaya dan usahakan tidak menyebarluaskan berita yang tidakk diketahui sumbernya
Itulah tips sederhana agar kita dapat terhindar dari berita palsu. jadilah netizen yang pintar untuk memilah informasi-informasi di internet.
Cerdaskanlah bangsa kita dengan selalu skeptis, tidak asal menelan sebuah informasi, dan sebarkanlah berita yang bermanfaat sekaligus berkualitas di media sosial.Ferencia Annasta – Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.