Ketika nonton drama korea Vizenzo ada yang membuat saya sedikit terkejut ketika salah satu permen kopi kesukaan saya waktu kecil nongol , wah kopiko sudah mendunia ternyata , keren bisa jadi sponsor drama korea. Sekali waktu saya penasaran sama drakor yang lagi heboh dibahas di twitter , Home town Cha Cha Cha , eh ternyata permen kopi itu muncul lagi dong.Ternyata tidak hanya di dua drakor itu saja didrakor lain juga muncul diantaranya Mine.Dan ternyata bukan saya saya yang heboh dengan kemunculan kopiko di beberapa serial korea, publik indonesia juga ramai membicarakan hal ini.
Mendengar permen kopi , yang ada dibenak kita adalah kopiko ,iya kan ? kopiko ini memang pionir permen kopi diindonesia dan saat ini sudah mendunia. Kopiko sendiri dipasarkan pada tahun 1982 oleh PT. Mayora .
Namun tidak banyak orang tahu ternyata ada permen kopi yang pernah popular juga di indonesia jauh sebelum ada kopiko. Permen kopi ini dikenal dengan hopjes. Permen hopjes sendiri memang bukan asli dari Indonesia tetapi dari Den hag Belanda dan tercipta secara tidak sengaja oleh seorang diplomat belanda bernama Baron Hendrik Hop ( 1723 – 1808 )
Hopjes ini terbuat dari susu , caramel serta ekstrak kopi.Teksturnya keras dan akan melunak ketika didalam mulut.Hopjes ini memiliki ciri khas dengan kemasan kertas pembungkus makanan.
Hopjes ini diciptakan secara tidak sengaja dari secangkir kopi, krim, dan gula yang ditinggal semalaman di atas penghangat ruangan. Ketika Hop dilarang mengonsumsi kopi karena alasan kesehatan,lalu ia meminta bantuan kepada pembuat roti bernama Theodorus van Haaren yang tinggal di lantai bawah rumahnya.

Kepada Haaren, Hop meminta permen ciptaanya diproduksi agar dia dapat menikmati rasa khas kopi tanpa harus meminumnya. Permen tersebut kemudian populer dan diberi nama dari Hop atau lebih lengkapnya haagsche hopjes (hopjes asal Den Haag).
Hopjes kemudian dijual dalam kemasan kaleng timah yang bahan bakunya berasal dari wilayah jajahan Belanda saat itu, Hindia Belanda. Hingga kini, rumah Hop masih berdiri sebagai titik bersejarah di Den Haag dan hopjes menjadi buah tangan khas dari kota tersebut.
Masuknya Hopjes ke nusantara adalah bagian dari pengaruh kolonialisme Belanda yang turut merambah bidang kuliner. Muncul berbagai nama hopjes dari dalam negeri. Seiring perkembangan zaman, kepopuleran hopjes meredup tetapi tidak serta merta punah dari peredaran. Produsen yang masih eksis di antaranya Jamin Haagsche Hopjes di Jakarta, Sumber Hidup (SH) di Probolinggo, dan Mia Nada Hopjes di Semarang.
Di indonesia sendiri hopjes dibuat dengan beberapa varian dibedakan sesuai warna pembungkus kertas, warna hitam untuk rasa original atau kopi, coklat untuk jahe, dan merah untuk teh.
Ada yang sudah mencoba permen Hopjes?