Menjelang awal Ramadan atau Lebaran, kata ‘hilal’ sering terdengar sebagai penentu waktu pelaksanaan ibadah tersebut, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan arti kata itu.
Namun, Hilal memiliki arti yang lebih luas dan berkaitan dengan munculnya sesuatu yang dinantikan. Hilal menjadi bukti bergantinya periode fase bulan yang menjadi penanda awal bulan hijriah.
Dalam penentuan awal Ramadan, hilal dicari dan ditentukan dalam sidang Isbat penentu awal 1 Ramadan 1444 Hijriah.
Ada dua metode penentuan hilal yaitu hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan langsung). Namun, masih ada perdebatan mengenai metode yang lebih tepat.
Posisi Hilal Indonesia Sudah memenuhi Kriteria
Peneliti Astronomi Senior Planetarium Jakarta, Widya Sawitar, menjelaskan bahwa awal bulan baru kalender hijriah ditentukan oleh proses ijtimak atau konjungsi.
Ijtimak adalah sebuah momen bertemunya posisi titik Bulan dan Matahari dalam satu garis edar. Bulan baru juga disebut Anak Bulan atau hilal, yang berupa bulan sabit sangat tipis.
Hilal di Bulan Baru kalender Hijiriah ditentukan dari Tinggi Hilal yang diketahui, yang berada diatas horizon pada saat matahari terbenam.
Dalam sidang Isbat penentu awal Ramadan 1444 Hijriah, Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menyatakan bahwa posisi hilal di Indonesia sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada hari rukyat, 29 Syakban 1444 H.
Berkisar antara 6 derajat 46,2 menit sampai dengan 8 derajat 43,2 menit, dengan sudut elongasi antara 7,93 derajat sampai dengan 9,54 derajat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk.
Posisi Hilal Awal Ramadan Indonesia
Dalam konteks awal bulan puasa, posisi hilal awal Ramadan di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS secara hisab pada hari tersebut.
Meskipun hilal sering digunakan sebagai penentu awal Ramadan atau Lebaran, perdebatan mengenai metode penentuan hilal masih ada.
Hal ini kerap membuat perbedaan awal puasa dan lebaran. Karena itu, para pakar astronomi terus melakukan penelitian untuk mencari metode penentuan hilal yang lebih tepat sehingga perbedaan penghitungan dapat diminimalisir.
Simak terus artikel dari Digstraksi lainnya, untuk mendapatkan informasi lain terkait tentang dunia dan masih banyak lagi! Kalian juga bisa mendapatkan info penting lain di Facebook resmi Digstraksi