Dekubitus merupakan luka pada kulit serta jaringan di bawahnya yang disebabkan oleh penonjolan tulang, baik karena tekanan, gesekan atau kombinasi antara tekanan dengan gaya geser. Pasien luka dekubitus terbagi atas 6 karakteristik yang didasarkan pada kondisi luka yang diderita pasien.
Keenam karakteristik tersebut, mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat adalah:NonblanchableErythema, Partial Thickness SkinLoss, Full Thickness SkinLoss, Full Thickness TissueLoss, DepthUnknown, dan Suspected Deep Tissue Injury.
Beberapa bagian tubuh yang berisiko terjadi dekubitus adalah tumit, panggul dan sakrum akibat terjadinya kontak antara tonjolan tulang dengan permukaan kulit. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dekubitus tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu faktor tekanan dan faktor toleransi jaringan.
Faktor Tekanan yang Membuat Pasien Berisiko Terkena Luka Dekubitus
Faktor tekanan pada pasien luka dekubitus disebabkan oleh dua hal yaitu: mobilitas dan aktifitas serta penurunan persepsi sensori.
-
Mobilitas dan Aktifitas
Maksud dari mobilitas dan aktivitas adalah kemampuan dalam mengubah dan mengontrol posisi tubuh serta kemampuan untuk berpindah. Lansia yang memiliki problem imobilitas serta pasien yang terus menerus berbaring dan tidak mempu merubah posisi rentan terkena dekubitus.
-
Penurunan Persepsi Sensorik
Gangguan persepsi sensorik yang membuat seseorang tidak memiliki kemampuan untuk merasakan tekanan atau rasa nyeri juga menyebabkan meningkatnya risiko berkembangnya dekubitus.+
Faktor Toleransi Jaringan yang Membuat Pasien Berisiko Terkena Luka Dekubitus
toleransi jaringan pada pasien luka dekubitus terdiri atas dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri pasien atau faktor intrinsik serta faktor dari luar yang dapat memberikan efek deteriorasi pada lapisan kulit atau faktor ekstrinsik
1. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik terdiri atas 3 bagian, yaitu:
– Nutrisi
Pasien yang mengalami malnutrisi dan kehilangan berat badan terutama pada lansia rentan menderita dekubitas. Rendahnya berat badan dan kurangnya nutrisi ini menyebabkan kadar albumin menurun alias hipoalbumin yang kerap diidentifikasi sebagai faktor predisposisi terjadinya dekubitas.
– Usia
Bertambahnya usia berdampak pada perubahan kulit yang ditandai dengan penurunan jumlah sel, pengurangan masa otot, hilangnya elastisitas kulit, menipisnya lapisan subkutan dan menurunnya perfusi serta oksigenasi vaskular intredermal. Karena itulah pasien luka dekubitus mayoritas adalah orang-orang lanjut usia.
– Tekanan Arteriolar
Rendahnya tekanan arteriolar dapat menyebabkan turunnya toleransi kulit terhadap tekanan, sehingga saat mendapatkan tekanan yang rendah sekalipun dapat membuat jaringan menjadi iskemia.
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik terdiri atas 3 bagian, yaitu:
– Kelembaban
Kelembaban pada kulit, baik disebabkan karena drainase luka, inkontinensia fekal dan urine serta perpirasi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya dekubitus. Hal tersebut disebabkan karena kelembaban dapat menyebabkan maserasi dan membuat jaringan kulit mudah mengalami erosi. Disamping itu kelembaban juga dapat membuat kulit lebih mudah terkena pergeseran (shear) dan pergesekan (friction).
– Gesekan
Friction atau gaya gesek adalah tekanan yang terjadi pada dua permukaan yang saling melintasi,dalam hal ini kulit dengan benda lainnya, seperti sprei atau sarung bantal. Akibat gesekan tersebut, lapisan kulit paling atas atau epidermis menjadi rusak atau mengalami cidera.
– Pergeseran
Shear atau gaya geser merupakan peningkatan tekanan pada kulit yang sejajar dan berasal dari gaya gravitasi. Contoh paling mudah untuk menggambarkan tentang pergeseran, dapat ditemui pada para lansia yang saat duduk dengan posisi lebih dari 30O tiba-tiba merosot ke bawah.
Disaat merosot itulah tulangnya bergerak ke bawah sedang kulitnya tetap tertinggal yang menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan bagian dalam serta oklusi pembuluh darah.
Demikian faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien luka dekubitus. (*)