Jika dilihat dari Google Maps, perjalanan Jakarta – Jogja menggunakan motor akan memakan waktu lebih dari 10 jam dan itu menempuh jarak 530-an kilometer (dengan catatan tidak berhenti alias laju terus).
Namun kenyataannya, pengendara mana yang mau melakukan perjalanannya tanpa henti?
Padahal nyebat di pinggir jalan saat dalam perjalanan jauh menggunakan motor itu asiknya tak terkatakan (bagi yang ngeroko, sih).
Atau, masa iya, pengandara tidak buang air kecil agak sekalipun? Ngisi bensin?
Ya begitulah, Google Maps tetaplah Google Maps, ia tak lebih dari penunjuk arah.
Dan pada Maret lalu, saya melakukan perjalanan itu. Motoran dari Jakarta ke Jogjakarta, yang pada awalnya sendiri, namun alhamdulillah-nya ketemu juga dengan pengendara lain dengan tujuan yang sama.
Perjalanan kali itu saya menghabiskan waktu yang cukup banyak, nyaris 24 jam hingga benar-benar sampai di rumah. Banyak faktor yang membuat perjalanan saya terhitung amat lambat.
Pertama, karena itu adalah kali pertamanya saya menempuh perjalanan di malam hari semenjak berkacamata, yang artinya saya masuk dalam kategori pengendaraa amatir.
Kedua, saya tidak dan belum hapal jalan yang saya tempuh. Sesekali saya mesti berhenti saat hendak melewati sebuah fly-over untuk melihat aplikasi penunjuk arah di handphone saya, karena memang mata saya tidak begitu jelas melihat papan hijau penunjuk arah di pinggir jalanan itu.
Ketiga, faktor tubuh nan kurus yang membuat saya tidak tahan dengan terpaan angin. Dan mungkin banyak lagi faktor lainnya.
Tapi, apa sih yang mesti dipersiapkan untuk melakukan perjalanan jauh, khususnya adalah Jakarta -Jogja, dan khususnya lagi yaitu menggunakan motor?
1. Mental Jika anda termasuk golongan amatir, dengan kata lain baru akan mencoba melakukan ‘motoran jarak jauh’ ini, mau tak mau harus mematangkan niat dan menebalkan tekad.
Kenapa? Ya, karena perjalanan Jakarta – Jogja bukan perjalanan Jakarta – Depok atau Jakarta – Bekasi, yang cuma memakan waktu hitungan jam yang tak lebih dari 10 jam.
Terlebih lagi jika perjalanan itu dilakukan pada malam hari, tentu menghadapi jalan Pantura tidaklah mudah (ini jika anda memilih jalur utara) yang mana anda akan bertemu truk-truk besar dan lobang-lobang jalanan yang pastinya tidak tertebak di mana ia berada.
2. Perlengkapan Berkendara yang Memadai Seperti yang sudah saya katakan, perjalanan jauh tidaklah mudah, terlebih di malam hari.
Anda tidak hanya akan melawan minimnya penerangan jalan, angin malam juga jadi salah satu musuh terbesar pengendara motor.
Maka, barangkali memakai dua atau tiga lapis baju. switter, jaket, akan membuat anda sedikit lebih aman.
Tapi jangan sampai terlalu nyaman, bisa-bisa anda dipenuhi hasrat untuk tidur.
Yang mana itu bisa mempengaruhi psikologis anda, menjadikan anda mendadak malas untuk melanjutkan perjalanan.
Dan jika perjalanan di siang hari, debu adalah halangan yang sangat menyebalkan, di sisi lain terik matahari juga menjadikan perjalanan anda terganggu.
Mungkin menyiapkan masker (berhubung pandemi kita sudah otomatis memakai masker), jaket dan kacamata hitam adalah solusi.
3. Kondisi Motor yang Baik Motor yang rentan ‘sakit’, bisa jadi akan membuat perjalanan anda sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan.
Namun jika kendaraan yang anda pakai adalah vespa, mungkin agak bisa sedikit tertolong dengan tradisi mereka, di mana setiap kali ada vespa mogok pasti akan ditolong oleh pengendara vespa lainnya.
Tentu saja ini hanya dilakukan bagi mereka yang benar-benar kepepet dan nekat.
4. Duit Tidaklah rahasia bila duit adalah faktor pendukung yang signifikan untuk melakukan setiap perjalanan jauh. Duit, tentunya akan membuat anda rileks dan santai hingga sampai pada tujuan.
Misalnya, untuk makan, bensin, rokok, dan parkir jika anda mampir ke Indomaret atau barangkali ke ATM.
Dan jangan lupa pula, anda pasti butuh internet untuk setidaknya melihat GPS, atau jauh lebih penting agar anda dapat whatsapp-an guna mengabari orang-orang yang mengetahui perjalanan yang sedang anda lakukan.
5. Doa yang Sungguh-sungguh Yang terakhir ini sebenarnya sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Terlepas dari apapun keyakinan anda, berdoa adalah cara terbaik untuk tetap tenang dan waspada dalam melakukan perjalanan jauh.
Dengan berdoa tentu saja anda sedang mengingat Tuhan, bukan? Meminta agar dilancarkan perjalanan dan diberikan keselamatan.
Tuhan sudah keruan mendengar setiap doa-doa yang diucapkan hamba-Nya, dan itu akan membuat anda semakin siap untuk menghabiskan waktu yang terbilang panjang saat berkendara.
Terlepas dari pengalaman saya melakukan perjalanan Jakarta – Jogja yang cuma satu kali, namun itulah beberapa hal yang perlu anda persiapkan.
Jika anda sedang merencanakan perjalanan jauh, usahakan untuk tidak melakukannya sendirian, berangkatlah bersama teman atau kerabat.
Andaipun tidak ada, semoga di perjalanan anda menemukan kawan yang juga tengah menuju ke kota yang sama. TTDJ!