John Thomson merupakan nama pemain sepak bola yang mungkin belum begitu menjadi nama yang familiar bagi publik sepak bola Indonesia.
Pemain ini merupakan pemain berkebangsaan Skotlandia yang lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, pada tanggal 1909.
Sepanjang kariernya di dunia sepak bola, Thomson yang bermain sebagai penjaga gawang sempat terpilih membela Skotlandia, dengan rincian:
- Membela tim Scottish League XI pada tahun 1928 hingga 1930, tampil sebanyak 4 kali
- Membela tim nasional Skotlandia, pada tahun 1930 hingga 1932, tampil sebanyak 4 kali
Thomson mengarungi dunia profesional sepak bola sejak tahun 1924. Ia telah bermain untuk beberapa klub, yaitu:
- Bowhill Rovers, bermain dari tahun 1924 hingga tahun 1925.
- Wellesley Juniors, bermain dari tahun 1925 hingga tahun 1926.
- Celtic, bermain dari tahun 1926 hingga tahun 1931, tampil sebanyak 164 kali.
Saat bermain bagi Celtic yang merupakan salah satu klub besar Skotlandia, Thompson menemui takdirnya, meninggal saat ia bermain untuk klub itu.

Laga yang Membuat John Thomson Meninggal
Pada tanggal 5 September 1931, terjadi sebuah laga antara klub Celtic melawan klub Glasgow, yang mendapat sebutan sebagai “Old Firm Derby“.
Derby tersebut merupakan derby yang melibatkan dua klub Skotlandia paling sukses, yang sama-sama berbasis di kota Glasgow.
Laga dua klub satu kota tersebut dilangsungkan di Stadion Ibrox Park di Glasgow itu mampu menarik perhatian sekitar 80.000 orang.
Peristiwa naas yang menimpa Thomson terjadi pada babak kedua. Saat itu, Thomson dan pemain Rangers sama-sama mengejar bola.
Pemain Rangers yang berusaha berebut bola dengan Thomson tersebut adalah Samuel English, seorang striker Rangers.
Karena perebutan bola itu, kepala Thomson bertabrakan dengan lutut Sam English -julukan Samuel English.
Akibat tabrakan yang fatal itu, tengkorak John Thomson patah dan arteri di pelipis kanannya rusak.
Benturan yang Berakibat Parah
Setelah benturan itu, Thomson dengan segera dibawa keluar lapangan dengan tandu oleh petugas yang berwajib.
Banyak orang yang berpikir Thomson mengalami gegar otak parah, namun nyawanya masih akan bisa terselamatkan.
Namun, beberapa orang yang menyaksikan luka yang didapat Thomson tersebut menduga efeknya akan lebih parah bagi Thomson.
Salah seorang saksi kejadian menyatakan, bahwa ia mendengar suara terengah-engah di tribun utama dan satu jeritan melengking seorang wanita muda yang ketakutan.
Suara melengking wanita muda itu diyakini sebagai teriakan dari seorang penonton wanita berusia 19 tahun bernama Margaret Finlay.
Ketika itu, Finlay hadir ke stadion menonton laga itu bersama Jim Thomson, yang merupakan saudara laki-laki John Thomson.
Kemudian seorang pemain Rangers yang kebetulan juga merupakan seorang mahasiswa kedokteran, turut melihat kondisi Thomson.
Mahasiswa kedokteran tersebut memperkirakan bahwa kecil kemungkinannya nyawa Thomson akan terselamtkan.
Luka-luka yang Diderita Thomson
Setelah John Thomson memperoleh perawatan dari St Andrew’s Ambulance Association atau Asosiasi Ambulans St Andrew, ia dibawa dengan tandu lagi.
Menurut laporan dari media The Scotsman, Thomson “terlihat dibawa dengan tandu dan melihat ke arah gawang tempat terjadinya benturan.”
Dari Stadion Ibrox Park, selanjutnya Thomson dibawa oleh tim medis ke rumah sakit Victoria Infirmary di kota Glasgow.

John Thomson dinyatakan menderita luka robek di tulang parietal tengkoraknya, yang menyebabkan tengkoraknya hancur ke bagian dalam dengan diameter sekitar 5 cm.
Nyawa Thomson Tak Terselamatkan
Pada pukul 17.00, Thomson mengalami kejang-kejang hebat. Dokter Norman Davidson mencoba melakukan operasi darurat.
Operasi itu dilakukan untuk mencoba menurunkan jumlah tekanan yang disebabkan oleh pembengkakan otak.
Namun, operasi tersebut tidak berhasil dan John Thomson dinyatakan meninggal pada pukul 21:25.
Pasca Meninggalnya John Thomson
Pertandingan Old Firm Derby yang menyebabkan tubrukan yang naas bagi Thomson berakhir dengan skor tanpa gol 0-0.
Sam English yang terlibat dalam peristiwa itu dinyatakan tidak bersalah dan bebas tuntutan hukum, namun ia mengalami trauma yang sangat mendalam.
Makam Thomson di Bowhill, Fife, Skotlandia, menjadi tempat ziarah bagi banyak penggemar Celtic hingga saat ini.
Pada makam itu, tertulis sebuah pesan: “They never die who live in the hearts they leave behind” atau yang berarti “Mereka tidak pernah mati yang tinggal di hati yang mereka tinggalkan”.
*Foto-foto di artikel ini bersumber dari wikimedia. Header artikel diedit oleh penulis