Baik pesepakbola seperti Joshua Kimmich, dokter, pejabat pemerintah, penulis konten di internet, dan profesi-profesi lainnya, semua terkena dampak ketika pandemi COVID-19 melanda seantero dunia.
Bagi para pecinta sepakbola, tentu tidak bisa dilupakan bagaimana merebaknya COVID-19 membuat berbagai kompetisi sepakbola di seluruh dunia ditunda atau bahkan dihentikan.
Laga-laga yang masih bisa diteruskan, juga dengan terpaksa harus digelar tanpa kehadiran penonton, yang sebenarnya menjadi bumbu penambah kenikmatan siaran sepakbola.
Namun sebagai manusia, para fans sepakbola tentu harus bisa menentukan prioritas yang tepat. Keselamatan manusia tentu lebih penting dibanding hiburan di atas lapangan hijau.
Selain kesadaran menahan ego, umat manusia juga mau tak mau harus saling membantu untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada akibat adanya penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.
Beruntung, situasi pandemi semakin membaik. Riset, produksi, dan distribusi vaksin COVID-19 yang berperan penting mengatasi pandemi, bisa dibilang berjalan dengan pesat.
Pertandingan-pertandingan sepakbola di stadion mulai bisa membuka diri untuk penonton lagi. Tentu masih dengan pembatasan kapasitas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Protokol kesehatan yang berlaku untuk bisa menonton langsung di stadion, misalnya adalah pemakaian masker dan syarat menunjukkan bukti telah menerima vaksin COVID-19.
Kewajiban memperoleh suntikan vaksin COVID-19 tak hanya berlaku bagi penonton saja, namun juga seluruh official pertadingan dan seluruh pemain sepakbola yang berlaga.
Namun, dari sekian banyak manusia, dengan berbagai alasan ada sebagian orang yang menolak menerima vaksin COVID-19.
Salah satu yang menolak diberi vaksin COVID-19, adalah pesepakbola timnas Jerman yang bermain di klub Bayern munich, Joshua Kimmich.
Memprakarsai gerakan “We Kick Corona”, menolak mendapat vaksin COVID-19
Seperti yang telah ditulis di awal, bahwa umat manusia harus saling membantu untuk mengatasi berbagai persoalan akibat adanya COVID-19.
Josua Kimmich adalah salah seorang yang sadar akan hal tersebut. Ia secara aktif berinisiatif meluncurkan gerakan online “We Kick Corona”.
Gerakan itu ia prakarsai dengan Leon Goretzka, rekan setimnya di Bayern Munich, dengan tujuan untuk membantu lembaga amal, sosial, dan medis menghadapi pandemi COVID-19.

“We Kick Corona” telah menyumbangkan donasi ke berbagai pihak senilai 1 juta euro, atau sekitar 14,6 milyar rupiah.
Meski merupakan pemrakasrsa gerakan tersebut, ketika vaksin COVID-19 telah tersedia, Joshua Kimmich menolak berpartisipasi mendapat suntikan vaksin.
Joshua Kimmich mengatakan, ia berusaha menghindari terjangkit virus COVID-19 tanpa harus mendapat vaksin, dengan cara-cara seperti physical distancing.
Keputusan penolakan itu berakibat tidak bisanya Kimmich tampil di beberapa pertandingan Bayern Munich maupun pertandingan timnas Jerman.
Kemudian pada November 2021, Joshua Kimmich dinyatakan positif COVID-19. Kimmich dilaporkan merasa kehilangan indera perasa dan indera penciumannya.
Selain itu, Kimmich juga menderita dengan penurunan kapasitas paru-parunya setelah adanya endapan air di paru-parunya akibat infeksi tersebut.
Kimmich secara terbuka menyatakan bahwa keraguannya akan vaksin COVID-19 adalah hal yang salah, dan menyatakan ia akan turut mendapat vaksinasi.
Bek terbaik Eropa
Memang tak ada manusia yang sempurna. Manusia bisa membuat keputusan yang tepat, juga bisa membuat keputusan yang salah.
Tiap individu manusia mempunyai kekurangan dan juga memiliki kelebihan masing-masing.
Boleh disebut bahwa Joshua Kimmich salah mengambil keputusan di luar lapangan bola dalam hal keraguannya untuk mendapat vaksin COVID-19 lebih awal.
Namun di lapangan, dalam hal permainan sepakbola, bisa disebut pemain setinggi 1,77 meter yang bisa berposisi sebagai bek kanan atau gelandang bertahan itu lebih banyak mengambil keputusan yang tepat.
Keputusan yang tepat, maka berarti permainan yang bagus. Hal itu telah dibuktikan Kimmich dengan torehan penghargaan bek terbaik Eropa yang ia terima untuk musim 2019-2020.

Pada musim 2019-2020, Kimmich meraih treble winner bersama rekan-rekannya di Bayern Munich dengan menjuarai Bundesliga, DFB Pokal, dan UEFA Champions League dalam satu musim.
Sementara di kategori timnas, pemain lulusan akademi RB Leipzig itu telah terpanggil membela timnas Jerman di berbagai kategori usia.
Ia pertama kali terlibat di timnas Jerman dengan terpanggil timnas Jerman U-17 pada tahun 2011. Selanjutnya, ia terpilih menjadi anggota timnas Jerman U-18, U-19, U-21, dan timnas Jerman senior.
Bersama timnas senior Jerman, Kimmich telah merengkuh satu trophy dengan menjuarai ajang FIFA Confederation Cup pada tahun 2017.
Menjadi Ayah
Bukan hanya trophy yang menjadi kebahagiaan pemain yang sampai saat ini di level profesional baru membela dua klub, RB Leipzig dan Bayern Munich.
Pada 2019, Joshua Kimmich dilaporkan resmi menjadi seorang ayah. Seorang putra dilahirkan dari hubungannya dengan pacarnya, Lina Meyer.
Pada Oktober 2020, pasangan tersebut memiliki satu keturunan lagi, yang kali itu berjenis kelamin perempuan.