Perasaan cemas merupakan rasa takut atau khawatir yang wajar dan dapat terjadi kepada setiap orang.
Kecemasan adalah reaksi terhadap situasi tertentu yang mengancam, biasanya terjadi dalam perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau pengalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan pada proses pencarian identitas diri serta makna dalam hidup.
Gangguan perasaan ini sangat umum terjadi dan wajar asalkan tidak berlebihan dan berkelanjutan sebab cemas yang berlebihan dan berkelanjutan akan memengaruhi kesehatan seseorang.
Terdapat tiga jenis kecemasan, yakni kecemasan realistik, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.
a. Kecemasan realistik (realistic anxiety)
Kecemasan realistik merupakan keadaan rasa takut terhadap bahaya yang nyata di dunia luar.
Kecemasan ini menjadi pemicu timbulnya kecemasan lainnya, yaitu kecemasan neurotik dan kecemasan moral.
b. Kecemasan neurotik (neurotic anxiety)
Kecemasan neurotik merupakan rasa ketakutan terhadap hukuman yang diakibatkan dari suatu perbuatan yang dilakukan.
Hukuman ini belum tentu diterima atau terjadi karena hukuman serta pemberi hukuman dalam kecemasan ini bersifat khayalan.
Biasanya kecemasan ini timbul pada seseorang yang telah melakukan perbuatan yang sama sebelumnya serta menerima hukuman yang membuatnya cemas.
c. Kecemasan moral (moral anxiety)
Kecemasan moral merupakan rasa takut pada seseorang terhadap hati nuraninya.
Kecemasan ini timbul ketika seseorang melanggar standar nilai dari orang tua mereka.
Seseorang yang mengalami kecemasan ini biasanya berada dalam kondisi tertekan sehingga membuat mereka panik, tidak mampu berpikir jernih, dan tidak dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Kecemasan muncul karena adanya ancaman yang tidak nyata dan sewaktu-waktu dapat terjadi pada seseorang.
Adapun beberapa faktor yang memengaruhi kecemasan, yakni antara lain:
a. Faktor fisik
Kelemahan pada fisik dapat melemahkan kondisi mental seorang individu sehingga memudahkan munculnya kecemasan pada seseorang.
b. Trauma atau konflik
Timbulnya kecemasan bergantung pada kondisi seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman emosional atau permasalahan mental yang sebelumnya pernah terjadi pada seseorang akan memudahkan timbulnya kecemasan.
c. Lingkungan yang tidak baik
Lingkungan merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi kecemasan pada seseorang sehingga jika faktor ini kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian dan dapat memunculkan tanda-tanda kecemasan.
Adapun gejala pada kecemasan meliputi gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala-gejala yang bersifat fisik antara lain:
- Meningkatnya frekuensi denyut jantung.
- Berkeringat dingin.
- Pusing.
- Nafsu makan berkurang.
- Tidur tidak nyenyak.
- Dada terasa sesak.
Gejala yang bersifat mental antara lain:
- Ketakutan akan ditimpa bahaya.
- Tidak fokus.
- Tidak tenteram.
- Ingin lari dari kenyataan.
Metode dalam dunia psikologi untuk mengatasi berbagai gangguan emosional termasuk kecemasan adalah metode relaksasi.
Relaksasi merupakan salah satu teknik dalam terapi yang dikembangkan agar dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Terapi ini berupaya agar klien dapat mempelajari dan menangani respons cemas yang datang pada dirinya sehingga teknik ini dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang datang sewaktu-waktu tanpa bantuan terapis.
Bentuk relaksasi yang bisa dilakukan dan dikembangkan untuk pengendalian kecemasan, yakni dengan metode relaksasi pernapasan.
Metode relaksasi pernapasan ini bisa dilakukan jika berada dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan relaksasi yang rumit.
Misalnya, pada situasi kemacetan lalu lintas, jenuh karena menunggu, atau saat keadaan panik yang mengharuskan untuk menyelesaikan setumpuk pekerjaan.
Relaksasi ini dapat dilakukan sebagai cara yang mudah untuk mengendalikan kecemasan. Adapun langkah-langkah relaksasi pernapasan, yakni sebagai berikut:
- Duduk tegak dan rileks.
- Tarik napas dalam-dalam, lalu embuskan perlahan-lahan dengan mata terpejam. Ulangi tahap ini tiga kali atau lebih.
- Rasakan hangat dan dinginnya aliran udara yang berembus menyentuh rongga hidung.
- Setelah beberapa kali melakukan teknik ini, seseorang akan mampu mengontrol pernapasannya.
- Kenali pola pernapasan saat stres, jengkel, atau tegang sehingga akan semakin terampil dalam mengontrol pernapasan.
Saat cemas, pengendalian pernapasan menjadi buruk sehingga asupan oksigen ke paru-paru tidak kuat dan dapat memengaruhi kadar oksigen dalam darah.
Hal ini dapat mengakibatkan sel-sel otak kekurangan oksigen sehingga dapat mengacaukan aktivitas tubuh dan emosi.
Dengan demikian, metode relaksasi pernapasan akan membuat kadar oksigen dalam sel-sel otak dan tubuh terpenuhi dan diyakini dapat mengubah perasaan cemas menjadi lebih tenang dan rileks.