Kenapa Piala Milik Kita di Sekolah Nggak Bisa Dibawa Pulang?

Erfransdo

Kenapa Piala Milik Kita di Sekolah Nggak Bisa Dibawa Pulang?

Mendapatkan piala atau piagam penghargaan adalah dambaan semua siswa di . Selain dapat mengharumkan nama sekolah, pemenang piala pun dapat membanggakan orang tua di rumah. Setidaknya kan bisa minta hadiah ke mamah sama ayah karena jerih payah sampai juara di suatu meskipun masih tingkat kecamatan, belum sampai nasional apalagi kancah internasional.

Pertama kali saya mendapatkan piagam penghargaan berupa piala serta sertifikat yaitu saat saya menduduki bangku SMP, tepatnya ketika saya sudah kelas 3, beberapa bulan sebelum menjadi anak SMA. Kala itu saya dan dua orang teman saya mengikuti lomba cerdas cermat alias LCC di bidang matematika dan IPA.

Dengan usaha dan semangat yang gigih, akhirnya kami dapat menjuarai ajang tersebut dengan menang telak atas dua lawan kami di babak final. Alhasil, kami pun berhak membawa piala, sertifikat, dan uang pembinaan atas kejuaraan tersebut.

Meskipun kami beranggotakan tiga orang, namun tetap saja pialanya hanya diberi satu. Ya namanya juga kejuaraan kelompok, bukan individu. Setelah piala tersebut kami terima, masing-masing dari kami tidak bisa membawa pulang piala tersebut barang satu hari pun ke rumah.

Piala tersebut langsung dibawa oleh pembina kami ke sekolah lalu disimpannya ke rak piala khusus di sekolah sebagai inventaris. Padahal yang membawa dan menyabet piala tersebut adalah kami yang bertarung di ajang perlombaan, bukan sekolah.

Tapi sejujurnya meskipun kami tidak bisa membawa pulang piala tersebut ke rumah masing-masing, namun kami sangat bangga karena berhasil menyumbangkan piala yang cukup bergengsi ke rak piala di sekolah kami. Setidaknya kami bisa berkontribusi terhadap prestasi sekolah.

Sehingga ketika nanti kami menginjakkan kaki di sekolah tersebut beberapa tahun mendatang, masih ada jejak-jejak prestasi kami yang tak akan pernah terlupakan. Ya palingan pialanya sudah berdebu atau dimakan usia.

Setelah memenangkan piala pertama saya tersebut, syukur alhamdulillahnya saya mendapatkan piala-piala lagi di SMA, baik prestasi individu maupun berkelompok. Lagi-lagi di sana saya tidak bisa membawa pulang piala ke rumah untuk dipajang dan dipamerkan ke keluarga.

Saya hanya bisa mendokumentasikannya saja saat di sekolah. Meskipun agak kecewa, namun seperti sebelum-sebelumnya saya tetap bangga karena bisa menyumbangkan piala ke rak piala di sekolah saya.

Saya sempat bertanya-tanya, mengapa kok piala-piala hasil kejuaraan yang siswa menangkan tidak bisa diklaim dan dibawa ke rumah masing-masing untuk dipajang seperti piala-piala saat lomba di TK atau PAUD ketika saya masih kecil? Ingin bertanya pada pembina atau guru bersangkutan, rasa-rasanya takut tidak sopan.

Biarlah, piala-piala tersebut tersimpan rapi dengan banyak kenangan dibaliknya. Toh kalau dibawa ke rumah pun pada akhirnya akan lapuk dimakan usia takut tidak terurus.

Menurut saya, ada beberapa alasan mengapa piala yang kita dapatkan saat kejuaraan sekolah tidak dapat kita bawa pulang ke rumah.

Pertama, karena kita mengikuti lomba atas nama sekolah, maka piala dan piagam penghargaan tersebut pun diberikan atas nama sekolah dengan perantara atau peraihnya atas nama kita. Maka dari itu, piala tersebut haknya ada di sekolah dengan catatan kita yang mendapatkannya.

Berbeda kalau kita mengikuti lomba tidak atas nama sekolah, seperti misalnya ikut lomba puisi pada event umum tanpa nama sekolah alias pribadi, nah baru jika juara pialanya murni milik kita. Mau dibawa pulang atau dirusak pun monggo.

Kedua, jika piala-piala hasil kejuaraan para siswa dibawa pulang oleh masing-masing pemenangnya ya sekolah nggak bisa pamer piala dong. Ini sekolah kok nggak punya piala, masa iya nggak ada satu pun siswanya yang berprestasi. Hehe bercanda, Slur.

Maksudnya, piala-piala yang disimpan di sekolah di rak-rak piala kan tujuan utamanya untuk membranding sekolah juga agar para calon siswa meyakini bahwa sekolah yang akan mereka tempati ini memiliki segudang prestasi. Kalau nggak ada satu pun piala yang terpajang kan aneh banget dilihatnya.

Ketiga, kita nya saja yang tidak bisa membawanya ke rumah. Sebenarnya bisa-bisa saja piala tersebut kita bawa pulang, asalkan tidak ketahuan. Wkwkwk. Soalnya saya pernah bawa pulang piala milik saya ke rumah meskipun pada akhirnya saya kembalikan lagi ke sekolah karena merasa bersalah.

Jangan ditiru ya, Gaes. Kalau kalian kekeuh mau banget pialanya dibawa pulang, ya tinggal duplikat saja piala aslinya. Masalah selesai.

Meskipun nggak bisa dibawa pulang dan dipajang di rumah, tapi setidaknya kita bisa berkontribusi terhadap prestasi sekolah. Tentunya tidak setiap orang bisa mendapatkan kesempatan meraih piala kejuaraan untuk sekolah.

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi