Gadget menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, bahkan saat pertama kali membuka mata di pagi hari, tak jarang hal yang pertama dicek adalah gawai pintar tersebut. Bahkan balita pun sudah mengenal gadget. Tak heran jika kemudian muncul jokes, balita sekarang pusarnya sudah ada colokan usb nya. Dalam perjalanan perkembangan dan penerapan teknologi muncullah istilah baru yang mulai digunakan pada tahun 1996, yang dikenal dengan Socio Informatic atau Informatika Sosial.
Apa itu Socio Informatic ? Secara definisi Socio Informatic adalah studi interdisipliner tentang desain, penggunaan, dan konsekuensi teknologi informasi yang memperhitungkan interaksi dengan konteks kelembagaan dan budaya. Penerapan teknologi haruslah mempertimbangkan berbagai macam aspek termasuk aspek sosial, jika tidak bukan hal yang mustahil jika justru muncul masalah baru. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Socio Informatic membahas mengenai aspek sosial dari perkembangan teknologi.
Socio Informatic juga harus ikut berkembang dan ada di berbagai sektor dengan kata lain dimana ada perkembangan IT disitu ada Socio Informatic. Hal ini sejalan dengan merebaknya istilah “Information Society for All” dimana masyarakat telah menggunakan teknologi untuk berbagai macam kegiatan bahkan kini semua bidang menggunakan teknologi yang mau tidak mau mengubah cara hidup masyarakat.
Teknologi informasi juga berkembang di bidang kesehatan dalam pelayanan kesehatan seperti konsultasi maupun perawatan kesehatan seperti peresepan obat yang semula semua kegiatan tersebut bersifat konvensional, dimana pasien harus mengunjungi tempat praktik dokter maupun instansi kesehatan. Kini, semua dapat dilakukan dimana saja, kapan saja. Perkembangan tersebut tentu memunculkan kekhawatiran mengenai dampak sosial teknologi dalam dunia kesehatan.
Teknologi ini banyak membantu apalagi di saat pandemi seperti saat ini dimana mobilitas keluar rumah dan bergerumbul menjadi hal yang dikurangi. Salah satu contohnya yaitu aplikasi Halodoc yang dengan siap siaga menjawab konsultasi pasien baik keluhan sampai resep obat. Bahkan setelah menggandeng Gojek pelayanan Halodoc semakin terasa manfaatnya. Tanpa harus keluar rumah dan berpanas-panasan. Obat juga bisa diantar ke rumah.
Salah satu tren penerapan perkembangan teknologi di bidang kesehatan yaitu konsultasi kesehatan secara online. Seiring dengan semakin masifnya internet di kalangan masyarakat, informasi mudah diperoleh. Pasien dapat mengkonsultasikan keluhannya dengan dokter-dokter pilihan sesuai dengan spesialisnya masing-masing tanpa khawatir karena, rekam medis nantinya juga akan dapat diakses melalui internet. Dengan adanya hal ini tentu akan mengurangi ketergantungan pada instansi kesehatan lokal seperti halnya dengan puskesmas desa.
Dalam praktik pengobatan biasanya, pasien menemui dokter, memberi tahu keluhan kemudian dokter merekomendasikan tindakan pengobatan untuk kesehatan pasien. Dalam pemberian rekomendasi yang berdasar pengalaman dan pengetahuan terbaiknya, dokter bertanggung jawab penuh atas perawatan pasien. Dari hal tersebut, terlihat tanggung jawab moral yang sangat penting dan belum terhubung dalam konsultasi online.
Bagaimana tidak ? Melalui konsultasi online, dokter hanya mendapatkan informasi pasien dari data yang diinputkan. Mengenai penyakitnya, dokter mendiagnosis juga hanya dari cerita pasien tanpa ada pemeriksaan secara fisik sehingga tidak menutup kemungkinan informasi yang diperoleh kurang dan tidak menutup kemungkinan juga akan meningkatkan kesalahpahaman dalam pembelian obat.
Selain itu, hubungan antara dokter dengan pasien pada dasarnya dilandasi dengan rasa kepercayaan dan keyakinan, sehingga tak jarang pasien yang memilih berobat kepada dokter x daripada dokter y, padahal jarak antara rumah dengan dokter y lebih dekat misalnya. Konon, dalam pengobatan juga terdapat sugesti dari pasien, kalau pasien yakin sembuh dengan berobat kepada dokter tersebut maka akan sembuh, pun sebaliknya jika pasiennya saja tidak memiliki kepercayaan kepada sang dokter, maka bukan hal yang mustahil jika pengobatan tidak berjalan dengan mulus.
Melalui konsultasi online pemandangan kepedulian dan keramahan dokter juga tidak terlihat yang bisa saja menjadi sarana motivator penyembuhan. Terlepas dari itu semua kepercayaan juga bisa dibangun dengan kualitas dan kompetensi dokter yang tertera pada aplikasi.
Hal keseluruhannya adalah bahwa teknologi baru tidak semestinya menggantikan teknologi lama, tapi akan memperbaharuinya. Dengan ketentuan ini, akhirnya, teknologi baru akan menggantikan teknologi yang lama. Itu seperti orang-orang yang memiliki TV hitam putih ketika TV berwarna diciptakan. Mereka menentukan apakah teknologi baru senilai dengan investasi.Steve Jobs
Referensi :
1. https://www.researchgate.net/publication/31597014_Social_Informatics_An_Information_Society_for_All_In_Remembrance_of_Rob_Kling
2. https://www.researchgate.net/publication/2239102_Learning_from_Social_Informatics_Information_and_Communication_Technologies_in_Human_Contexts