Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
TULIS ARTIKEL
  • Beauty
  • Otaku
  • Film & Serial
  • Teknologi
  • Food
  • Traveling
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Hewan
  • Lifestyle
  • Relationship
  • Entertainment
Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
Home Lifestyle

Krisis Seperempat Abad, Masih Jadi Momok Mengerikan Kehidupan Awal Dewasa

oleh Ardhaleva NI
09/07/2022

Krisis setengah abad atau yang lebih dikenal dengan Quarter Life Crisis, rupanya masih menjadi momok mengerikan bagi sebagian besar orang yang sedang berada dalam fase menuju dewasa. Tidak bisa dipungkiri karena quarter life crisis ini dialami oleh banyak orang rentang usia 20-30 tahun. 

Kok bisa sih di fase awal dewasa manusia mengalami krisis seperempat abad ini? Fase menjadi dewasa pasti dialami oleh semua orang. Quarter life crisis merupakan fase dimana manusia pada usia 20-30 tahun melakukan pencarian atas jati dirinya, banyak hal yang dipikirkan dan dikhawatirkan pada usia ini, entah itu keluarga, karir atau bahkan pendidikan. Dari beberapa kasus yang ditemui, krisis seperempat abad ini ditandai dengan adanya kebingungan akan kehidupan, kebingungan akan banyaknya pilihan dalam hidup.

BacaJuga

Tidak ada artikel tersedia
IKLAN

Dampak krisis seperempat abad ini sangat beragam, bisa dengan munculnya perasaan tidak nyaman, depresi, kesepian atau bahkan keputus asaan. Tapi, fase ini bukanlah sebuah ancaman atau hal yang harus ditakuti, mengingat dalam setiap fase pertumbuhan pasti selalu memiliki tantangan tersendiri. Jadi, fase ini wajar dan tentunya bisa diantisipasi dengan mengetahui faktor-faktor pemicu dan cara mengantisipasi saat atau bahkan sebelum mengalami.

Menilik lagi kebelakang, bahwa setiap fase pertumbuhan akan mengalami masa-masa tertentu. Jika dilihat dari dampak baiknya, dengan mengalami quarter life crisis manusia akan lebih mampu mengenali dirinya sendiri. Dan lebih pentingnya ketika manusia sudah mengenali dirinya sendiri, maka akan lebih mudah mengontrol dirinya pada tahap kehidupan selanjutnya. Maka dari itu untuk menghadapi fase ini, perlu dipersiapkan dengan baik. Misalnya dengan mengetahui hal-hal pemicu quarter life crisis sehingga nantinya ketika berada dalam fase ini jadi lebih tahu bagaimana cara mengatasinya. Berikut beberapa hal yang ,mungkin akan menjadi kebingungan saat seseorang mengalami quarter life crisis, antara lain:

IKLAN

Pertama, bingung menentukan pilihan dalam hidup. Mengingat dimana semakin dewasa manusia akan dihadapkan pada banyak pilihan, bisa itu pendidikan, pekerjaan, menikah dan hal-hal lain, belum lagi faktor dari dri luar seperti omongan keluarga dan kerabat. Tidak jarang hal-hal seperti ini membuat bingung, khawatir atau bahkan insecure.

Baca juga  4 Alasan Wanita lebih Menyukai Pria Lebih Tua

Kedua, takut mematahkan ekspektasi orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya hidup secara bersama-sama dan melakukan banyak interaksi sosial. Tidak bisa dipungkiri bahwa ekspektasi orang lain mulai dari keluarga, kerabat, pasangan hingga teman-teman yang tinggi juga membuat seseorang merasa tertekan dan dilema dalam mengambil sebuah keputusan. Karena anggapan takut gagal dan membuat orang lain kecewa karena ekspektasi yang diberikan sudah terlanjur tinggi.

IKLAN

Ketiga, lingkup pertemanan yang semakin mengecil. Lingkup pertemanan yang dulunya luas dan semakin lama dirasa semakin mengecil dan teman-teman mulai menjauh pastinya juga sering menimbulkan kebingungan. Membuat tanda tanya besar tentang apa kesalahan yang telah dilakukan sampai teman-teman mulai menjauh, yang justru malah berdampak pada pikiran menyalahkan diri sendiri atau bahkan membenci karena orang-orang terdekat mulai menjauh.

Keempat, masalah percintaan yang kompleks. Pada usia antara 20-30 tahun pastinya masalah percintaan merupakan masalah yang cukup kompleks ya. Di usia seperti itu banyak muncul pertanyaan “Kapan nikah?”, “Sudah ada calon belum?”, “Teman-teman seusia kamu sudah pada gedong anak loh”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering kali membuat bingung, ya bingung bagaimana menjawabnya, bingung juga karena beberapa teman disekitar sudah menikah dan keadaan kamu masih seperti itu. Akhirnya muncul perasaan bingung, merasa ditekan oleh lingkungan, dan berakhir menjadi fokus membandingkan diri dengan orang lain atau bahkan membuat spekulasi-spekulasi buruk bahwa diri sendiri tidak pantas untuk bahagia dan sebagainya.

Baca juga  5 Tanda-Tanda Bahwa Mental Kamu Sudah Di Fase Dewasa

Krisis seperempat abad, bukan merupakan hal yang harus dikhawatirkan secara berlebih, tetapi juga bukan hal yang bisa disepelekan begitu aja. Karena tentunya setiap permasalahan memiliki jalan solusinya, begitu juga dengan fase krisis setengah abad ini, ada solusi yang bisa dilakukan untuk menghadapi atau bahkan mengantisipasi saat terjadi atau mungkin ketika sedang mengalami fase ini. Dengan cara lebih mengenali diri sendiri, membuat perencanaan masa depan (10 tahun kedepan), menyadari bahwa pada dasarnya seseorang akan selalu datang dan pergi silih berganti, memilih lingkungan pertemanan yang suportif, dan membatasi penggunaan sosial media.

Dengan mengenali diri sendiri, maka seseorang akan tahu bagaimana kapasitas dirinya, apa kelebihan dalam dirinya serta apa kekurangan dalam dirinya. Sehingga menjadi tahu keputusan apa yang akan diambil dan tidak akan terlalu kebingungan dalam menentukan pilihan.

Membuat rencana masa depan juga sangat membantu seseorang tentang apa yang ingin dijalankan, sehingga persiapan yang dilakukan juga akan lebih matang dan tau kedepannya dirinya akan melakukan apa.

Menyadari bahwa setiap orang akan datang dan pergi silih berganti. Dengan menyadari bahwa tidak akan ada orang yang selamanya selalu bersamamu, akan membuat kamu lebih menyadari arti hidup dan bagaimana harus bertindak. Hal ini juga bisa membantu untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada siapapun, serta membuat sadar bahwa jika terkadang seseorang menjauh maka tidak akan menyalahkan diri sendiri, karena hal itu memang wajar dan memang pasti akan terjadi dalam kehidupan ini.

Baca juga  Kazuyoshi Miura, Pesepakbola Jepang yang Masih Aktif di Usia 51 Tahun

Memilih lingkup pertemanan yang suportif tentunya merupakan hal yang harus dilakukan. Pribahasa mengatakan “Barang siapa yang berteman dengan penjual parfum, maka akan tertular wanginya”. Hal ini membuktikan bahwa pertemanan yang suportif akan sangat berdampak.

Membatasi penggunaan sosial media. Mengapa perlu adanya pembatasan penggunaan sosial media? Untuk mengurangi perasaan insecure tentunya. Karena berbagai postingan yang tersebar di media sosial tidak menutup kemungkinan akan membuat insecure alias minder dengan pencapaian orang lain. Bagus kalau misal kita termotivasi dengan pencapaian orang lain, kalau minder dan merasa rendah diri itu justru malah membuat semakin terpuruk, selalu ingat bahwa setiap orang punya waktunya sendiri, tidak perlu risau jika temanmu sudah bisa ini itu di usia yang sama denganmu, sedangkan kamu tidak. Itu semua tidak masalah, karena setiap orang punya porsinya masing-masing, begitu pula kamu yang sangat berharga. Membatasi penggunaan sosial media juga tidak dipungkiri mampu membantu untuk lebih produktif mengerjakan hal lain dibandingkan menghabiskan waktu untuk melihat postingan orang lain. 

Jadi, persiapkan diri untuk menghadapi fase krisis setengah abad ini dengan memahami faktor penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya jika sedang mengalami.

Tag: kedewasaanumur
IKLAN

Baca Juga

Tidak ada artikel tersedia
Lainnya

Terbaru

Cardcaptor Sakura dan Granblue Fantasy

Kolaborasi Granblue Fantasy dan Cardcaptor Sakura Dimulai

3 Februari 2023
Auto Ubah Senjata Free Fire

Cara Aktifkan Fitur Auto Ubah Senjata di Garena Free Fire

3 Februari 2023
Penjualan PS5

Sony Umumkan Penjualan PS5 Tembus 32,1 Juta Unit

3 Februari 2023
Apa itu TikTok

Apa itu TikTok?

3 Februari 2023
Solo Leveling Arise

Solo Leveling Arise, Apa yang Kita Ketahui Dari Game Aksi RPG Baru Netmarble

3 Februari 2023
IKLAN
  • ABOUT
  • CONTACT US
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • BERITA GAME
© 2022 Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
  • Alam
  • Beauty
  • Biografi
  • Bisnis
  • Budaya
  • Buku
  • Edukasi
  • Entertainment
  • Fashion
  • Film & Serial
  • Finansial
  • Food
  • Gadget
  • Gaming
  • Hewan
  • Horor
  • Hukum
  • Humor
  • Karir
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Marketing
  • Misteri
  • Olahraga
  • Otaku
  • Otomotif
  • Parenting
  • Psikologi
  • Relationship
  • Sains
  • Seni
  • Sejarah
  • Sosial
  • Teknologi
  • Traveling

© 2022 Digstraksi