Lagi-lagi mengulik tentang kerajinan khas Palembang yang tiada habisnya. Palembang tak hanya dikenal dengan kain Songket dan Jumputan yang mendunia, kerajinan yang satu ini pun ikut andil dalam warisan budaya Palembang. Lakuer atau Leker berasal dari istilah bahasa inggris yakni lacquer yang berarti bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga bernama latin Laccifer lacca. Kita bisa temui kerajinan ini dalam bentuk alat-alat rumah tangga seperti meja, kursi, lemari hingga hiasan dinding.
Lakuer menggunakan 3 warna, yakni merah, hitam dan emas. Warna hitam digunakan sebagai warna dasar pada mebel, sedangkan warna merah dan emas dijadikan warna hiasan. Biasanya, hiasan Lakuer berupa gambar sulur tanaman. Dahulu, hampir di setiap rumah orang Palembang memajang Lakuer di rumahnya karena mebel ini menjadi barang yang paling dibanggakan oleh orang Palembang.
Asal-Usul Lakuer
Lakuer pertama kali dikenal di Tiongkok pada masa dinasti Ming (1368-1643 M). Awalnya, Lakuer digunakan untuk menulis pada batang bambu, namun pada masa dinasti Chou (1027-256 M) pengaplikasian lakuer menjadi lebih luas, mulai dari tempat makanan hingga untuk menghias tandu dan membuat kereta kecil. Selanjutnya, Lakuer ini mulai masuk ke Palembang sekitar abad ke-6 masehi hingga abad ke-7 masehi. Lakuer dikenalkan dalam bentuk bentuk upeti atau hadiah yang diberikan oleh raja dari negeri Cina kepada raja-raja Sriwijaya.
Proses Produksi Lakuer
Lakuer dibuat dengan menggunakan mesin bubut yang bertujuan untuk membentuk kayu menjadi silindris atau bulat. Apabila ingin membuat Lakuer dalam bentuk kotak, maka tidak memerlukan mesin bubut, namun cukup dengan membuatnya dari bilah-bilah kayu. Selanjutnya, pada bagian permukaan kayu diamplas dan diberi warna lalu dijemur hingga kering. Jika ada bagian yang berlubang maka diatasi dengan cara didempul dan kembali diamplas. Proses selanjutnya adalah melukis kayu dengan tinta China. Motif yang dipilih biasanya terinspirasi dari motif alam, seperti bunga atau tumbuhan lain yang ada di sekitar.
Sedangkan untuk warnanya biasanya dipilih merah darah hitam, merah kesumba, dan emas (prada). Sementara warna dasar yang dipilih adalah hitam dan merah kesumba. Proses terakhir ialah pemolesan permukaan agar berkilau dan cat bisa tahan lebih lama. Biasanya, pengrajin akan akan melapisinya lagi dengan cairan serlak (vernis), lalu dijemur kembali. Hal ini bertujuan agar Lakuer terlihat lebih cemerlang. Untuk membuat satu Lakuer, pengrajin rata-rata membutuhkan waktu sekitar 20 hari, mulai dari pembentukan, pengecatan, hingga menghaluskan. Perlu diketahui bahwa kayu terbaik untuk pembuatan Lakuer ini adalah kayu mahoni.
Tempat Membeli Lakuer Palembang
Sentra Lakuer Palembang terletak di 19 ilir, tidak jauh dari Masjid Agung Palembang. Di sepanjang toko, kita bisa melihat aneka Lakuer yang sudah jadi maupun setengah jadi. Layaknya pameran, hasil jadi dari Lakuer ini dipajang untuk menarik perhatian pembeli. Peminat kesenian ini tidak hanya dari masyarakat Palembang saja, namun sudah mencapai Pulau Jawa dan bahkan sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Nama Lakuer semakin dikenal sejak kesenian ini dijadikan souvenir dari Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Palembang. Lakuer juga pernah diberikan sebagai souvenir Sea Games XXVI sampai Parlemen Negara-Negara Islam Dunia di Sumatera Selatan sehingga membuat kerajinan ini diboyong oleh para peserta event internasional tersebut. Bagi kamu yang ingin melihat Lakuer asli Palembang, maka bisa mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Museum Balaputera Dewa, Rumah Limas dan rumah-rumah Adat khas Kota Palembang.