Maraknya kasus LGBT semakin ramai diperbincangkan di indonesia hal ini menarik perhatian para peneliti untuk melihat bagaimana pandangan ilmu psikologi terhadap LGBT. Beberapa artis papan indonesia terjerat kasus pencabullan sesama jenis. Fenomena ini mencuat ke permukaan setelah amerika serikat dan beberapa negara barat serta asia melegalkan pernikahan sesama jenis. di indonesia sendiri masih sangat tabu untuk diperbincangkan. Masyarakat juga menganggap LGBT sevagai kaum yang melanggar kodrat sebagai manusia.
Lalu bagaimana kasus LGBT sendiri di indonesia? Indonesia menempati posisi ke 5 penduduk dengan LGBT terbanyak setelah china, india, eropa, dan amerika. Beberapa lembaga survei menyebutkan bahwa indonesia memiliki 3% penduduk LGBT atau yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk di indonesia adalah LGBT. Atau lebih sedehananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat maka 3 orang diantaranya adalah LGBT. (Santoso, 2016). Itu artinya angka LGBT di indonesia sangat tinggi dibanding negara asia tenggara yang lainnya.
Lalu apa sebenarnya LGBT itu? LGBT merupakan akronim dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Lesbian di ambil dari pulau lebos yang mana perempuan di pulau tersebut menyukai sesama jenis lesbian adalah perempuan yang mengikatkan dirinya terhadap sesama perempuan. Sedangkan gay seorang laki laki yang mempunyai ketertarikan seksual terhadap laki laki. Biseksual sendiri merupakan laki laki maaupun perempuan yang mempunyai ketertarika terhadap laki laki dan perempuan diwaktu yang bersamaan. Transgender sendiri adalah seseorang yang menggunakan artribut gender berlainan dengan konsepsi yang dikontruksikan secara sosial oleh masyarakat.
Lantas apa hubungannya dengan pengalaman masalalu seseorang? Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan manusia bisa menyukai sesama jenis. Salah satunya yaitu pengalaman masa lalu seseorang. Faktor terpenting dalam membentuk dan mewarnai sosok anak adalah pola asuh orang tua terhadap anak. Pola asuh yang salah bisa saja membentuk kepribadian lain bagi sang anak, bahkan orientasi seksual nya juga berubah apabila pola pengasuh yang diterapkan pada anak terlalu otoriter ditambah siksaan atau kekerasan verbal maupun non verbal. Teman sebaya dan pergaulan menjadi faktor yang kedua yang menjadi penyebab orientasi seksual anak berubah. Mengapa bisa demikian? Teman sebaya bisa saja mempengaruhi perilaku seseorang. Biasanya anak akan lebih senang bercerita dengan teman sebaya nya dibandingkan dengan kedua orangtua mereka, mungkin itu bisa menjadikan efek nyaman kepada anak dan mengubah perilaku seksual nya terhadap sesama jenis.
Di islam sendiri LGBT merupakan perbuatan yang keji dan termasuk kedalam dosa besar. Banyak ayat yang menerangkan tentang LGBT sendiri. Allah telah mengecam dan memperingatkan dengan siksaan yang maksimal. Salah satu ayat dari alquran terdapat dalam QS Al-Anbiya’ (21):74-75. Selain itu ada berbagai hadist nabi yang banyak di sampaikan terhadap kaum LGBT. Sampai saat ini kaum LGBT masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Sumber :
- Pratama, M. R., Fahmi, R., & fatmawati. (2018). lesbian, gay, biseksual dan transgender: tinjauan teori psikoseksual, psikologi islam dan biopsikologi. jurnal psikologi islam, 27-34.
- Santoso. (2016). LGBT dalam perspektif hak asasi manusia . social work journal, 154-272.