Musik dengan sifatnya yang universal, tidak saja memberi hiburan dan menggugah inspirasi pendengarnya, tapi juga memiliki berjuta manfaat bagi kehidupan. Penelitian terhadap musik inipun tidak pernah berhenti dilakukan, dan setiap kali diteliti selalu diperoleh manfaat baru dari musik.
Apa saja manfaat yang bisa diperoleh dibalik merdunya irama musik tersebut, berikut beberapa diantaranya:
1. Tingkatkan Kecerdasan Otak
Istilah “efek Mozart” tentu sudah tidak asing lagi bagi telinga ibu-ibu yang memiliki anak, karena meskipun belum ada bukti bahwa dengan memperdengarkan musik yang digubah oleh Mozart otak anak akan menjadi cerdas, namun banyak orang yang mempercayai “efek Mozart” tersebut.
Diluar itu, seorang ahli riset otak, Prof. Martin Gardiner juga telah melakukan sebuah penelitian terhadap 96 anak berusia 5 – 7 tahun di sebuah sekolah musik yang terdapat di Providence, Rode Island, Inggris.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa musik memberi pengaruh besar terhadap peningkatan kemampuan dasar calistung (membaca, menulis, dan berhitung). Bahkan, mereka yang kemampuannya di bawah rata-rata dalam membaca, begitu diperkaya dengan tambahan pelajaran music, mereka dapat mengejar ketertinggalan dari teman-temannya yang lain.
Tidak mengherankan jika ahli filsafat Yunani, Plato menyampaikan bahwa criteria orang cerdas dan terdidik terdapat pada musik dan matematika. Sementara komponis Indonesia Nistor Simanungkalit menyebutkan bahwa musik merupakan alat pendidikan yang dapat mengasah rasa intelektual.
2. Bentuk Kepribadian Anak
Memperdengarkan musik sesering mungkin kepada anak akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan kepribadian anak, karena musik bekerja pada level emosional yang paling dalam, demikian yang disampaikan pakar pendidikan anak yang juga pencipta lagu dari Sidney Australia, Angeline Neville.
Tidak perduli apakah anak tersebut dapat memainkan alat musik atau hanya sebagai pendengar, penikmat, atau pemerhati.
Anak-anak, utamanya yang masih Balita, memiliki sifat spontanitas yang tanpa disuruh akan menyanyi dan menari begitu mendengarkan irama musik yang disukainya.
Sifat spontan inilah yang harus diperhatikan dengan menjadikan musik sebagai bagian dari kehidupan anak sehari-hari tentunya dengan memperhatikan lirik dan bahasa yang digunakan untuk menulis syair lagu.
Karena syair yang diperdengarkan dengan iringan musik, akan tertanam di hati anak yang paling dalam, dan akan terus dia ingat di sepanjang hidupnya.
3. Pereda Depresi
Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dr. Andry Reza Rahmadi, SpPD., M.Kes. menyampaikan bahwa penyakit nyeri yang berkepanjangan yang menyebabkan pasien sulit beraktifitas dapat menimbulkan depresi pada diri pasien tersebut.
Untuk membantu penyembuhan pasien, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan terapi musik. Sebab dengan memperdengarkan irama musik pada pasien, akan terjadi peningkatan kesehatan secara alami termasuk proses penyembuhan fisik, ketrampilan motorik, fungsi kognitif, mental, emosional, estetika serta spiritual.
4. Penyembuh Berbagai Macam Penyakit
Di Jepang, penyembuhan penyakit stroke dengan menggunakan terapi musik sudah dilakukan sejak tahun 1960.
Pasien awalnya akan menjalani terapi medis, setelah kondisinya mulai membaik, dia akan masuk ke tahap rehabilitasi dini, dan pada tahap ini dia akan mendapatkan fisioterapi serta terapi tambahan yang salah satunya adalah terapi musik.
Karena terapi musik dipercaya dapat mempercepat pemulihan kecacatan motorik yang diakibatkan oleh stroke, seperti lumpuh, gangguan penglihatan, sulit untuk berbicara, dan gangguan keseimbangan.
Selain stroke, musik juga dapat mencegah penyakit jantung, karena saat mendengarkan musik, mood seseorang akan meningkat sehingga darahnya akan mengalir dengan baik dari dan menuju jantung melewati pembuluh darah.
Musik bisa membantu penderita Parkinson yang sulit berbicara/cedal dengan mengajaknya bernyanyi guna melatih pernapasan. Sebab yang membuatnya cedal adalah terjadinya gangguan pernapasan serta sulitnya menggerakkan mulut dan lidah.
Untuk penderita epilepsi, menurut hasil penelitian dari American Psychological Association, disarankan agar lebih sering mendengarkan musik guna mengurangi kejang yang kerap menyerangnya disebabkan karena gelombang otak penderita epilepsi berbeda dengan mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.
Sebab music yang tertangkap oleh telinga, akan dibawa menuju ke otak dan diproses di bagian otak yang sama dengan saat gejala kejang menyerang, yakni bagian otak yang bernama lobus temporal.
5. Meningkatkan Produktifitas Kerja
Dalam bukunya yang berjudul The Healing Energies of Music, Lingerman menyarankan kepada orang-orang yang sulit berkonsentrasi pada saat bekerja dengan cara bekerja sambil mendengarkan musik klasik.
Pendapat tersebut didasarkan pada study yang dilakukannya yang menunjukkan bahwa irama musik dapat menyentuh bagian otak yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi serta membuat seseorang dapat lebih produktif dalam bekerja. (*)