Manusia memiliki dua aktifias penting pada dirinya. Aktifitas mental dan akifitas fisik. Aktifitas mental ia lakukan melalui berpikir, berimajinasi, dan bermimpi.
Berpikir adalah suatu aktifitas mental dengan tujuan untuk memberikan abstraksi terhadap apa yang terjadi pada dunia luar dan di dalam diri manusia.
Berimajinasi adalah suatu aktifitas mental untuk menciptakan fiksi atau sesuatu yang belum pernah ada. Bermimpi adalah aktifitas mental ketika kita tidur malam.
Aktifitas fisik manusia lakukan salah satu tujuannya adalah untuk menjaga tubuhnya tetap sehat dan menyelesaikan pekerjaan.
Untuk tetap sehat, manusia biasanya berolahraga. Penulis disini berniat berpendapat mengenai salah satu pendukung aktifitas berpikir yakni membaca.
Membaca adalah kegiatan memasuki gudang ilmu yang tak terbatas luasnya. Membaca berarti mengonsumsi informasi.
Informasi yang diterima bisa berasal dari banyak sumber, misalnya buku dan artikel. Kedua sumber ini memiliki banyak variasi genre. Mulai dari yang ilmiah hingga fiksi. Membaca ini sangat penting teman-teman.
Topik apa pun yang dimilki oleh bahan bacaan tersebut bisa memperkaya sudut pandang kita. Bila Anda belum suka membaca, coba cari topik-topik yang Anda minati dan mulai lah membaca.
Semakin sering Anda mempraktikkannya, saya yakin kesadaran anda akan semakin terpicu untuk membaca lagi. Setelah menyelami bidang yang Anda sukai, mungkin saja akan timbul rasa penasaran untuk mencoba membaca bidang lain yang belum kita kenali sama sekali.
Membaca memperbanyak kaca mata yang bisa gunakan untuk melihat dunia. Dan informasi dalam bentuk bacaan, penulis yakini, tidak akan pernah habis.
Membaca, menurut pertimbangan penulis, bila dijadikan kebiasaan, adalah proses investasi terbaik untuk diri sendiri.
Membaca membuat kita lebih cerdas. Cerdas disini maksudnya adalah menggunakan informasi yang kita terima untuk menyelesaikan masalah dalam hidup sehari-hari.
Informasi yang kita terima dalam bacaan merupakan pengetahuan-pengetahuan yang amat penting. Informasi itu bisa berupa suatu pendapat yang belum pernah Anda dengar sebelumnya atau yang bersifat praktis dan dapat langsung di gunakan.
Buku tentang minimalis misalnya. Ini pandangan yang sangat baik untuk pembaca yang kadang kala mungin membeli barang yang tidak begitu dibutuhkan. Atau buku tentang memasak makanan sehat.
Buku ini akan sangat bagus untuk mereka yang belum pernah memasak dan memiliki niat untuk belajar melakukannya. Ilmu positif yang bisa dipraktikkan langsung dalam kehidupan adalah ilmu yang bagus dan merupakan investasi terbaik.
Membaca menambah pembendaharaan kosakata kita. Bagi penulis, ini sangat benar, mengapa? Karena buku cenderung mampu memberikan informasi-informasi yang baru untuk Anda.
Terutama untuk pembaca yang menekuni bidang yang berbeda dari topik buku tersebut. Contohnya, seorang akademisi bahasa yang belum paham sepenuhnya soal ekonomi, bila ia membaca buku di bidang bisnis dan investasi, maka pasti akan ada banyak kosakata baru yang di peroleh.
Lebih jauh, orang yang hanya membaca buku dengan bahasa gaul misalnya, ketika ia membaca buku ilmiah, ia tentu akan menemukan kata-kata atau istilah yang lebih ‘akademis’. Semakin banyak buku yang Anda baca, semakin banyak penambahan kosakata baru yang Anda miliki.
Dan itu dapat memperkaya penyampaian Anda dalam berbicara. Pembaca bisa menggunakan kosakata yang tepat untuk situasi yang tepat.
Pembicara yang mampu memilih kata dalam berkomunikasi di nilai menunjukkan kemampuan intelektual yang luar biasa.
Banyak membaca membantu memperbaiki tata bahasa dalam berbicara. Tata bahasa cenderung di anggap kurang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Namun bila Anda mampu berbicara dengan teratur, tenang, sebab akibatnya jelas, dan langsung ke intinya, bukan tidak mungkin bahwa pembaca akan di pandang memiliki ‘tingkatan’ yang berbeda oleh lawan-lawan bicara Anda dalam hal komunikasi.
Ini, penulis percayai, berlaku dalam bahasa apa pun yang pembaca gunakan dalam hidup sehari-hari.
Coba Anda bayangkan bila sedang berbicara dengan orang yang penyampaiannya ‘belepotan’, (ya orang boleh saja berbicara dengan tidak teratur, itu hak dia) tetapi pasti Anda akan merasa sedikit canggung jika tidak menangkap poin pembicaraannya.
Kepekaan dapat ditingkatkan dengan membaca. Ini khusus untuk pembaca yang gemar membaca cerita novel, dan fiksi lainnya yang sejenis.
Kepekaan atau sensitifitas, berdasarkan pengalaman penulis, muncul akibat membaca kalimat-kalimat yang mengandung emosi dengan penuh penghayatan.
Para pencinta bacaan genre romance, mystery, thriller, dan horror cenderung mengatakan ‘kalimatnya ngena di saya’. Perasaan itu kemudian mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca buku tentang ibu, pembacanya akan ingat pada ibu mereka. Membaca tentang ayah dan pentingnya keluarga, menimbulkan isak tangis karena mengingat perjuangan keluarga mereka sendiri.
Mereka yang suka membaca berpeluang besar lancar dalam menulis. Kita gunakan logika sederhana, mereka yang tidak pernah melihat tulisan, pasti tidak bisa menulis.
Mereka yang tidak pernah membaca cerita, akan sulit untuk menulis cerita. Sebaliknya, bila seseorang rajin membaca buku, artikel, atau jurnal, pasti akan mudah membuat karya tulis.
Mengapa demikian? Karena mereka kaya akan kosakata dan memahami struktur penulisannya. Bila Anda berniat menjadi penulis, maka sukailah membaca sejak dini.
Di masa lampau hingga saat ini, membaca buku adalah kebiasaan para pemimpin dan figur publik dunia.
Presiden – presiden kita terdahulu—Soekarno, Soeharto, Habibie, Megawati, SBY—diketahui sebagai sosok-sosok yang gemar membaca. Presiden kita yang sekarang pun demikian. Lebih jauh lagi, John F. Kennedy, Albert Einstein, Michio Kaku, Mark Manson, Simon Sinek, Robert T. Kiyosaki, Deepak Chopra, Morgan Housel, Sam Harris, Yuval Noah Harrari, Stephen Krashen, dan Noam Chomsky, dengan wawasan luas yang mereka miliki, pastilah orang yang suka membaca.
Atau tokoh-tokoh dambaan generasi milenial dan Z di Indonesia contohnya: bapak Renald Khasali, Mardigu Wowiek, Gita Wirjawan, Sudjiwo Tedjo dan Rocky Gerung, yang sudah tidak diragukan lagi penampilannya di depan publik dan platform Youtube, mereka adalah pencinta buku.
Bila mau mengikuti kecerdasan orang-orang yang sudah penulis sebutkan tadi, bacalah buku. A leader is a reader.
Membaca memberikan banyak manfaat bagi diri kita sendiri, jadi mari tingkatkan niat kita untuk terus tumbuh dan berkembang dengan banyak membaca.
Tidak ada yang sia-sia dari kegiatan ini, karena ia memberikan kita sudut pandang-sudut pandang baru.