Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
TULIS ARTIKEL
  • Beauty
  • Otaku
  • Entertainment
  • Film & Serial
  • Teknologi
  • Food
  • Traveling
  • Kesehatan
  • Hewan
  • Lifestyle
  • Lainnya
    • Alam
    • Bisnis
    • Biografi
    • Budaya
    • Buku
    • Edukasi
    • Esport
    • Finansial
    • Fashion
    • Gadget
    • Gaming
    • Horor
    • Hukum
    • Humor
    • Karir
    • Kriminal
    • Marketing
    • Misteri
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Parenting
    • Psikologi
    • Relationship
    • Sains
    • Sejarah
    • Seni
    • Sosial
Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
Home Budaya

Mendekatkan Kain Ulos Kepada Generasi Muda: Inovasi Tabrak Motif, Pelatihan, & Pendidikan

oleh danisya ara
09/12/2021

Sumatera Utara dengan kebudayaannya yang luar biasa tentu banyak di antara kita yang sudah tidak asing lagi dengan Kain Ulos. Yap, sebuah kain tenunan yang memiliki ciri khas unik di setiap coraknya. Kain Ulos merupakan benda yang wajib dimiliki bagi setiap masyarakat Suku Batak. Kain Ulos bukan kain biasa, namun kain yang dipakai pada saat acara-acara tertentu. Mengartikan bahwa Kain Ulos sebagai perlambang rasa kasih sayang, kehangatan, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Biasanya Kain Ulos diberikan kepada seseorang ketika akan mengemban sebuah amanat agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ragam Jenis Kain Ulos

Kain Ulos juga memiliki beragam jenis. Setiap masing-masing jenis Kain Ulos memiliki fungsi tersendiri karena terdapat banyak arti yang mendalam di setiap siklus kehidupan di Suku Batak. Pertama, ada Ulos Padang Ursa, Ulos ini digunakan untuk diikat di pinggang, biasanya digunakan untuk kain gendongan. Lalu, ada Ulos Mangiring yang biasanya dipakaikan kepada anak-anak pertama yang baru lahir dengan harapan dapat tumbuh baik sesuai harapan orang tua. Selanjutnya, ada yang namanya Ulos Antak-Antak dimana kain ini digunakan pada saat berkunjung untuk

bela sungkawa ke rumah duka. Dan ada Ulos Bintang Maratur, Ulos Bolean, Ulos Ragi Huting, Ulos Pinan Lobu-lobu, Ulos Ragi Hotang, Ulos Batak Pinuncan, dan Ulos Sibolang Rasa Pamontari. Tentunya Kain-kain Ulos ini memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Pada intinya banyaknya perbedaan fungsi dan banyaknya jenis Kain Ulos yang dimiliki oleh Batak dikarenakan keanekaragaman makna di dalam siklus kehidupan di Batak.

Secara harafiah, Ulos berarti selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin (Nainggolan, 2015). Menurut kepercayaan leluhur suku Batak ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Dahulu nenek moyang suku Batak adalah manusia-manusia gunung, demikian sebutan yang disematkan sejarah pada mereka. Hal ini disebabkan kebiasaan mereka tinggal dan berladang di kawasan pegunungan. Dengan mendiami dataran tinggi berarti mereka harus siap berperang melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari sinilah sejarah Ulos bermula.

Asal Usul dan Sejarah Kain Ulos

BacaJuga

Tidak ada artikel tersedia

Pada awalnya nenek moyang mereka mengandalkan sinar matahari dan api sebagai tameng melawan rasa dingin. Masalah kecil timbul ketika mereka menyadari bahwa matahari tidak bisa diperintah sesuai dengan keinginan manusia. Pada siang hari awan dan mendung sering kali bersikap tidak bersahabat. Sedang pada malam hari rasa dingin semakin menjadi-jadi dan api sebagai pilihan kedua ternyata tidak begitu praktis digunakan waktu tidur karena resikonya tinggi. Karena dipaksa oleh kebutuhan yang mendesak akhirnya nenek moyang mereka berpikir keras mencari alternatif lain yang lebih praktis. Maka lahirlah Ulos sebagai produk budaya asli Suku Batak.

Baca juga  Kain Songket Palembang, Warisan Budaya yang Mendunia

Pembuatan Kain Ulos biasanya menggunakan bahan alami berupa benang kapas yang diwarnai dengan cara merendama benang ke dalam pewarna alami yang berasal dari tanaman. Warna biru terbuat dari tanaman indigo, warna merah dari kayu secang dan mengkudu, warna kuning berasal dari kunyit, sedangkan hitam dihasilkan dengan mencampurkan mengkudu dengan indigo, serta hijau adalah campuran indigo dan kunyit.

Dahulu pula kain ulos sering digunakan untuk pakaian sehari-hari dengan rasa bangga akan kain yang dikenakannya dan berharap rasa bangga ini akan terus mengalir dalam jiwa generasi muda sampai kapanpun. Namun, kenyataannya generasi muda Indonesia mulai kehilangan jati dirinya sebagai rakyat Indonesia yang memegang teguh budaya Indonesia. Budaya daerah mulai luntur seperti minat yang rendah untuk melestarikan kain ulos di Sumatera Utara. Minat yang rendah ini akan menyebabkan budaya itu punah dengan tidak diteruskannya kepada generasi muda.

Menurunnya Minat Masyarakat Terhadap Kain Ulos

Perkembangan zaman yang membuat nilai Kain Ulos menurun di mata masyarakat Batak. Stereotip yang dimiliki masyarakat batak yakni penenun dianggap sebagai pekerjaan orang miskin, pekerjaan yang tertinggal zaman sehingga pekerjaan emas ini secara perlahan ditinggalkan oleh masyarakat Batak itu sendiri. Dengan menurunnya minat masyarakat terhadap Kain Ulos, maka penurun pula minat masyarakat untuk menjadi penenun (Firmando, 2020). Kebutuhan Ekonomi sebuah keluarga juga merupakan salah satu faktor yang membuat pekerjaan menenun ini ditinggalkan. Perkembangan tren telah bergeser dan dikendalikan oleh industri. Banyak sekali tren yang berkembang dari gaya berbusana anak muda yang hidup di jalanan dan yang sekarang tengah digemari adalah penampilan busana kebarat-kebaratan sehingga kaum muda mulai meninggalkan budaya mereka sendiri.

Baca juga  Selain Songket, Kain Jumputan Tak Kalah Eksis di Palembang

Bagaimana upaya pemerintah dalam hal ini? Anak muda pun sudah menolak pekerjaan ini karena dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Langkah yang sebaiknya pemerintah gunakan adalah memberikan edukasi yang mendalam akan kehadiran Kain Ulos dalam salah satu kekayaan budaya Indonesia. Kemudian membuat kumpulan penenun senior yang difasilitasi sebagai pusat pembelajaran tenun Ulos di Batak dan mewajibkan anak muda untuk mengunjunginya. Dengan begitu anak muda merasa memiliki suatu kewajiban yang harus diselesaikan dengan harapan kewajiban tersebut dapat berubah menjadi kecintaan terhadap Kain Ulos.

Penerapan “Tabrak Motif” pada Kain Ulos

Upaya yang dapat dilakukan agar minat masyarakat terhadap Kain Ulos meningkat ialah dengan menerapkan konsep “Tabrak Motif” pada Kain Ulos agar dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap Kain Ulos di era modern yang semakin berkembang sehingga perlu adanya inovasi baru dalam suatu produk agar diminati oleh khalayak umum contohnya pada Kain ulos melalui konsep “Tabrak Motif”. Konsep busana “Tabrak Motif” pada Kain Ulos dibuat agar dapat menarik perhatian generasi muda untuk dapat melestarikan budaya khas Batak yang mulai mengalami penurunan minat terhadap Kain Ulos. Berbeda halnya seperti kain biasa, dengan adanya konsep “Tabrak Motif” memberikan suasana baru dalam pemakaian Kain Ulos. Sehingga generasi muda bisa menjadikan Kain Ulos sebagai salah satu gaya berpakaian yang menarik, fashionable dan tetap kekinian serta tidak kelihatan kuno. Dan bisa menjadi potensi baru bagi pengrajin Kain Ulos untuk memasarkan produknya ke berbagai konsumen.

Dengan menerapkan konsep “Tabrak Motif”, dapat menyaingi minat masyarakat terhadap produk luar negeri serta dapat melestarikan kain ulos di berbagai daerah. Bahkan pendatang baru atau mancanegara akan tertarik dengan Kain Ulos karena tampilannya yang unik serta memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kain yang lain. Untuk mempermudah dalam pemasarannya dapat dipasarkan melalui sosial media dan bisa diperjualkan di berbagai tempat wisata di Sumatera Utara. Selain bisa dipasarkan bisa juga dikenalkan ke berbagai daerah maupun berbagai negara bahwa Kain Ulos telah tampil beda dengan konsep “Tabrak Motif”. Dengan begitu banyak daerah maupun negara dapat mengenal Kain Ulos sehingga perhatian masyarakat terhadap Kain Ulos dapat meningkat dan tidak lagi ditinggalkan.

Pelatihan dan Pembelajaran Pembuatan Kain Ulos Agar Tetap Terjaga Kelestariannya

Baca juga  Selain Songket, Kain Jumputan Tak Kalah Eksis di Palembang

Selain dengan penerapan konsep “Tabrak Motif”, tanpa diadakannya pembelajaran tentang pelatihan atau pembuatan Kain Ulos maka Kain Ulos tidak akan berkembang. Pada zaman modern ini banyak generasi muda yang menghiraukan dan melupakan produk dalam negeri salah satunya yaitu kain ulos, bahkan mereka terlalu mengikuti tren yang ada di sosial media seperti membeli produk luar negeri. Dalam hal ini perlu adanya pembelajaran bagi para generasi muda mengenai pembinaan dan pelatihan maupun proses pembuatan kain ulos agar mereka sadar bahwa produk dalam negeri jauh lebih menarik dan perlu dikembangkan. Pembelajaran mengenai pelatihan dalam pembuatan kain ulos perlu dilakukan dengan baik kepada para penenun maupun pemula agar mampu melestarikan maupun untuk meningkatkan desain dan motif serta agar mampu berinovasi dalam berkreasi dan berkarya.

Kurikulum Pendidikan Sebagai Sarana Pelestarian Kain Ulos

Inovasi dalam pendidikan juga perlu dilakukan, guna mendukung pelestarian Kajn Ulos. Peran pendidikan sangat penting untuk menjembatani pelestarian Kain Ulos dengan menerapkan dalam materi pembelajaran sekolah. Agar para siswa dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada Kain Ulos dan membuat Kain Ulos untuk mereka sendiri. Kerja sama yang dilakukan di sektor pendidikan juga merupakan hal yang penting agar pada generasi mendatang Kain Ulos dapat terjaga kelestariannya. Melihat kondisi sekarang ini, Kain Ulos mulai menghilang dari permukaan. Oleh karena itu, kerja sama dan dukungan dari kedua belah pihak antara masyarakat dengan pemerintah sangat diperlukan agar kita bisa bersama-sama menjaga Kain Ulos yang semakin digerus zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Erlyana, Y 2016, ‘Kajian Visual Keragaman Corak Pada Kain Ulos’, Dimensi DKV, vol. 1, no. 1, hh. 35-46.

Firmando, B 2020, ‘Strategi Adaptasi Pemasaran Kerajinan Tenun Ulos Pada Pasar Tradisional, Modern dan On Line di Tapanuli Utara (Studi di Kota Tarutung)’, Jurnal Ekonomi Islam, vol. V no. 1, hh 22-47.

Indonesia, W 2021, Kain Tenun Ulos Khas Batak, dilihat pada 11 November 2021, . (Disarikan dari berbagai sumber).

Marpaung, V 2015, ‘Kajian Estetika Penerapan Ragam Hias Kain Ulos Ragi Hotang Batak Toba Pada Busana Siap Pakai’, Inosains, vol. 10, no. 2, hh. 58-66.

Nainggolan, E 2015, ‘Perkembangan Industri Tenun ULOS di Kelurahan Sigulang- Gulang, Kecamatan Siantar Utara dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1998-2005’, hh. 1.

Tag: inovasi tabrak motifkain tradisionalkain ulos
IKLAN

Baca Juga

Tidak ada artikel tersedia

Terbaru

Link Nonton Fantasy Boys Episode 1

Link Nonton Fantasy Boys Episode 1

2 April 2023
Link Download The Sims 4 Gratis

Link Download The Sims 4 Gratis Tanpa Ribet PC

2 April 2023
Link Nonton Joseon Attorney: A Morality Episode 2 Sub Indo, Klik Di Sini!

Link Nonton Joseon Attorney: A Morality Episode 2 Sub Indo, Klik Di Sini!

1 April 2023
Link Nonton Gratis The Real Has Come Episode 4 Sub Indo, Klik Di Sini!

Link Nonton Gratis The Real Has Come Episode 4 Sub Indo, Klik Di Sini!

1 April 2023
Lee Do Hyun dan Lim Ji Yeon Telah Resmi Berpacaran!

Lee Do Hyun dan Lim Ji Yeon Telah Resmi Berpacaran!

1 April 2023
  • ABOUT
  • CONTACT US
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • BERITA GAME
© 2023 Digstraksi
Tidak ada hasil
View All Result
  • Alam
  • Beauty
  • Biografi
  • Bisnis
  • Budaya
  • Buku
  • Edukasi
  • Entertainment
  • Fashion
  • Film & Serial
  • Finansial
  • Food
  • Gadget
  • Gaming
  • Hewan
  • Horor
  • Hukum
  • Humor
  • Karir
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Marketing
  • Misteri
  • Olahraga
  • Otaku
  • Otomotif
  • Parenting
  • Psikologi
  • Relationship
  • Sains
  • Seni
  • Sejarah
  • Sosial
  • Teknologi
  • Traveling

© 2023 Digstraksi