Liga 1 2020 masih belum menemukan kejelasan kapan akan bergulir kembali, kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia tersebut sudah tertunda nyaris setahun dan membuat klub-klub dilanda ketidakpastian. Sedangkan PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) masih berusaha untuk mendapatkan izin keamanan dari kepolisian untuk memutar kembali kompetisi yang sempat tertunda, walau hasilnya sampai saat ini izin masih belum turun.
Banyak pihak mulai dari suporter hingga pemain dan pelatih merasa bahwa melanjutkan Liga 1 yang sudah tertunda nyaris setahun adalah hal yang tidak masuk akal bin mustahil, pasalnya sudah terlalu banyak kerugian dari penundaan liga, apalagi sebenarnya kelanjutan liga ini sempat tertunda karena pada Oktober lalu sempat ada pernyataan bahwa Liga 1 akan berlanjut lagi, namun kenyataannya lagi-lagi terbentur izin dari kepolisian yang tidak didapatkan.
PSSI nampaknya masih berharap Liga 1 berlanjut dengan alasan negara-negara lain dapat melanjutkan kompetisinya dalam keadaan pandemi, sehingga PSSI berpatokan pada hal tersebut, termasuk juga faktor ekonomi yang berhenti di lingkup sepakbola menjadi alasannya. Padahal, dengan adanya ketidakpastian seperti ini, seluruh pihak malah akan semakin merugi karena hal tersebut.
Kerugian ini mulai terlihat sejak 2020 lalu, dimana sejumlah klub mengeluhkan kerugian yang amat besar secara finansial. Contoh saja salah satunya PSS Sleman, mereka mengalami kerugian hingga miliaran rupiah imbas ketidakpastian kompetisi Liga 1, dan kerugian ini berpotensi dialami juga oleh klub-klub lain dengan besaran yang berbeda-beda tentunya. Jika klub dipaksa menunggu lagi, kerugian akan makin membesar karena masih ada sejumlah pemain yang terikat kontrak dan harus dibayarkan gajinya, walaupun pada Desember kemarin banyak klub yang sudah mulai membubarkan timnya dan sejumlah pemain juga habis kontrak dengan timnya masing-masing. Salah satu hal yang juga mengganggu kondisi finansial klub adalah dana dari sponsor, dengan terhentinya kompetisi maka skema pembayaran yang sudah disepakati dengan sponsor yang menyangkut jumlah pertandingan menjadi terganggu, akibatnya sponsor memiliki kecenderungan menahan atau menunda pembayaran karena tidak ada pertandingan yang diputar.
Selain itu, tidak pastinya kelanjutan Liga 1 juga berimbas pada hengkangnya sejumlah pemain dari Liga 1. Selain beberapa pemain lokal yang dipastikan tidak bermain di Liga 1 apabila dilanjutkan seperti Ryuji Utomo yang membela Penang FC, Syahrian Abimanyu yang digaet klub kaya Malaysia yaitu Johor Darul Takzim namun kabarnya akan dipinjamkan ke klub lain, serta Todd Rivaldo Ferre yang hijrah ke Lampang FC di Liga 2 Thailand. Sejumlah pemain asing memilih tidak meneruskan kontrak ataupun dilepas oleh timnya, beban gaji mereka yang terbilang besar bagi klub apabila tidak bermain serta kesempatan bermain di kompetisi yang lebih “jelas” dimungkinkan menjadi alasan kepindahan mereka. Lihatlah sejumlah pemain asing yang mentas di Liga 1 2020 sudah menyebar di sejumlah klub baik di Asia Tenggara maupun lainnya, seperti Makan Konate dan David da Silva yang sekarang berseragam Terengganu FC setelah sebelumnya memperkuat Persebaya Surabaya.
Perihal izin keamanan sendiri yang menjadi “sandungan” utama Liga 1 tidak berjalan, nampaknya masih akan sulit untuk didapat PSSI dan PT. LIB. Pasalnya, sudah tiga kali bersurat dengan pihak kepolisian, hasilnya tetap saja nihil sehingga belum pasti Liga 1 akan diputar kembali. Kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia yang masih belum sepenuhnya terkendali bisa jadi salah satu pertimbangan mengapa izin belum juga diturunkan, termasuk untuk sejumlah kegiatan yang menimbulkan keramaian. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat kepolisian mungkin punya banyak pertimbangan, namun dengan harapan terus menerus bahwa izin akan diberikan, ketidakpastian akan selalu menaungi kelanjutan Liga 1.
Akhirnya, sebagai penikmat sepakbola Indonesia kita hanya bisa berharap. PSSI dan PT. LIB segera memberikan kepastian mengenai kelanjutan Liga 1, namun alangkah lebih baiknya jika karena sudah berganti tahun, sebaiknya PSSI dan PT. LIB memilih tidak melanjutkan musim 2020 yang tertunda berbulan-bulan dan fokus menyiapkan kompetisi musim 2021 dengan persiapan yang lebih matang, termasuk menyiapkan protokol kesehatan atau aturan-aturan dan regulasi tertentu agar bisa berjalan tanpa menimbulkan kasus positif COVID-19. Dengan kepastian tersebut, klub-klub akan lebih bisa fokus untuk menyiapkan musim baru dan mencari pemain dan sumber-sumber pendanaan untuk mendukung mereka di musim baru.
Karena dengan kondisi seperti ini, melanjutkan Liga 1 yang tertunda berbulan-bulan hingga saat ini adalah hal yang sia-sia.