Perasaan tentang sesuatu yang imut sulit untuk dijelaskan, terutama dari sudat pandang ilmiah. Ada lebih dari 1000 studi penelitian telah dilakukan pada emosi ketakutan, sementara studi penelitian tentang sesuatu yang kita anggap “menggemaskan” kurang dari 10.
Sesuatu dapat dianggap imut jika:
1. Kepala yang relatif besar terhadap ukuran tubuh 2. Dahi yang lebih besar 3. Mata besar 4. Pipi bulat 5. Dagu kecil 6. Hidung kecil
Dan karakteristik tersebut adanya pada… bayi (baik bayi manusia maupun hewan).
Mengapa bayi? Mengapa kita tidak bereaksi terhadap orang dewasa seperti kita bereaksi terhadap bayi?
Jawabannya dapat kita temukan dalam biologi evolusi. Cara kita mewariskan gen kita adalah dengan memiliki bayi. Tetapi, bayi membutuhkan kita untuk menjaga dan merawatnya agar tetap hidup.
Dengan menganggap bayi tersebut imut, secara naluriah kita merasa ingin merawat dan melindunginya untuk kelangsungan hidup keturunan. Penelitian terbaru memperluas konsep keimutan menjadi isyarat pendengaran dan penciuman (saat bayi tertawa dan bau bayi yang luar biasa) yang mendorong kasih sayang.
Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kita tidak hanya berpikir benda kecil itu imut, tetapi juga sesuatu yang imut itu lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Misalnya, para ibu salah mengira ukuran anak bungsunya jauh lebih pendek dibandingkan ukuran sebenarnya. Ilusi tersebut dapat mengakibatkan mereka mengalokasikan perawatan dan sumber daya lebih besar kepada anak yang terakhir lahir.
Penelitian yang dilakukan di Universitas Hiroshima, Jepang, Menemukan bahwa keimutan dapat meningkatkan kinerja kita dan semakin berhati-hati — barang atau perabotan kecil yang tipis dan tampak imut akan mudah pecah jika kita tidak hati-hati.
Kita menyukai hal-hal yang imut karena hormon bahagia – Dopamin, Serotonin, dan Oksitosin – dilepaskan.
Definisi imut juga bisa merujuk pada sesuatu yang cantik dan manis, bisa itu wajah, karakter kartun atau anime, dan lain-lain. Untuk yang satu ini kita bahas di artikel lain
Saat melihat sesuatu yang imut, muncul keinginan untuk mencubit, meremas, hingga menggigit hal yang menggemaskan tersebut tanpa ada maksud untuk melukai, mengapa hal itu bisa terjadi?
Kondisi ini disebut agresi imut atau secara ilmuah lebih dikenal sebagai ekspresi dimorfik adalah ekspresi emosi negatif terhadap pengalaman yang sangat positif. Bentuk ekspresi dimorfik lainnya adalah menangis karena pengalaman yang membahagiakan.
Saat ekspresi dimorfik terjadi, sinyal emosional yang kuat dikirim ke otak dan muncul perasaan gelisah seperti ingin bergerak atau meraih sesuatu lalu meremas, mencubit, menggigit dan seakan ingin dekat dengan sesuatu yang ingin diraih tersebut. Meskipun terdengar berbahaya, emosi ini benar-benar aman.