Mengenal Arthur Schopenhauer, Filsuf Pesimisme yang Eksentrik

Edwin Samuel Hasibuan

Mengenal Arthur Schopenhauer, Filsuf Pesimisme yang Eksentrik

Kebanyakan orang memandang hidup sebagai anugrah.  Bahkan dalam melihat masalah dan berbagai pergumulan hidup, kita cenderung akan melihat dengan sudut pandang positif dan menganggap itu sebuah anugrah yang diberikan Tuhan pada kita. Alih-alih mencari solusi terkait masalah yang sedang dihadapi kita malahan menyodrokan diri pada motivasi-motivasi positif dan quotes-qotes membangun, yang setidaknya membuat kita merasa sedikit tenang.

Namun hal tersebut tidak berlaku terhadap . Ia adalah seorang pesimis yang mempunyai sudut pandang yang amat sangat berbeda dalam memandang hidup dan kebahagian. Dan akan menjadi suatu pengalaman yang mengesankan jika kita mencoba mengenal dan memahaminya.

Arthur Schopenhauer lahir dari keluarga yang berlatar belakang pedagang yang tersohor di kota kelahirannya di Danzig. Setelah penyerangan Prusia pada tahun 1973 atas kota kelahirannya ini , ia harus  hidup berpindah-pindah dari Paris, Inggris ,dan pada akhirnya  menetap di Hamburg. Di Hamburg ia memulai prospek bisnisnya. Karena menginginkan menjadi seorang yang terpelajar dan hidup dalam lingkungan akademik  pada tahun 1809 ia memutuskan untuk belajar di University of Gotinggen dan mengakhiri kegiatan berdagang dan bisnisnya.

Dalam berfilsafat Schopenhauer terinspirasi dari filsafat Kant. Ia membahas tentang das ding ansich milik Kant, dengan pendekatan yang sangat berbeda dari para filsuf lainnya. Bukan hanya dari Kant, filsafat Schopenhauer juga banyak terinsipirasi dari filsafat india . Dalam teori kehendaknya Ia banyak mengadaptasi pemikiran-pemikiran filsafat india. Pembahasannya mengenai nirwana juga dipastikan bersumber dari filsafat India.

Potret Arthur Schopenhauer, Sumber: en.wikipedia.org
Potret Arthur Schopenhauer, Sumber: en.wikipedia.org

Karya-karya Schopenhauer sangat berbeda dengan para filsuf lainnya. Pada umumnya para filsuf akan melihat suatu objek kajiannya secara optimis. Namun inilah keseruan jika kita mendalami karya Schopenhauer.Dalam karyanya yang membahas tentang kebahagian, Schopenhauer terlihat sangat menunjukan sifat pesimis.

Schopenhauer melihat bahwa kebahagiaan adalah Ketika kita tidak mempunyai kehendak. Membatasi diri untuk tidak menghendaki sesuatu akan membuat kita bebahagia. Karena Menurutnya saat kita berkehendak kita hanya akan masuk kedalm kesia-ksiaan. Karna pada ujungnya kita hanya akan mendapati 2 hal, yang pertama kita akan merasa bosan jika kehendak itu telah didapatkan, dan yang kedua kita akan menderita jika apa yang kita kehendaki tidak bisa didapatkan. Melihat bahwa akhir dari kehendak adalah dua hal tersebut maka menurutnya lebih baik kita tidak usah berkehendak untuk mencapai kebahagiaan  yang sesungguhnya.

Bukan hanya pesimis Arthur Schopenhauer juga seorang misoginis (pembenci wanita ), dan dalam hal-hal tertentu didalam tulisannya terlihat juga ia  merupakan seorang pembenci manusia. Satu-satunya yang tidak ia dibencii di dunia ini hanyalah  Atma , anjing pudelnya.

Misoginis dalam dirinya terlihat dalam pernyataannya   “woman is animal with long hair and short sighted” . Bukan hanya itu saja, ia juga pernah terlibat perkelahian dengan seorang wanita yang membuat wanita tersebut jatuh dari tangga rumahnya dan menderita cacat seumur hidup. membuat nya harus bertanggung jawab atas kehidupan perempuan tersebut dan harus membiayainya sekitar 15 thaler setiap tiga bulan sekali . Dua puluh tahun kemuadian ketika wanita itu wafat . Ia menuliskan dalam buku catatannya “Obit anus, abit onus” yang artinya lenyap sudah beban.

Karya dan buah pemikirannya yang besar tidak hanya berpengaruh di bidang filsafat, bagi Albert Einstein karyanya sangat berpengaruh dalam hidupnya. Ilmuwan pencetus teori relativitas ini sangat mengagumi Artur Schopenhauer bahkan foto Schopenhauer di pajang di ruang kerjanya, bersamaan dengan foto para fisikawan besar inggris yaitu : James Clerk Maxwell, Michael Faraday, dan, Newton. 

 Hingga masa tuanya, Schopenhauer tetap  hidup melajang , walaupun dikabarkan ia banyak menjalin hubungan dengan wanita, namun semuanya kandas bahkan berakhir menjadi skandal. Dan ia terus melajang hingga ia meninggal pada 21 September 1860. 

Follow Digstraksi di Google News

Baca Juga

Rekomendasi