Penyanyi sekaligus pencipta lagu itu bernama Aryo Bimo. Ia menggunakan nama ‘Elegi’ atau ‘Suara Elegi‘ sebagai nama panggung. Menelurkan album perdananya bertajuk Merayakan Sepi. Disusul kemudian dengan album mini EPisodesatu. Dan yang teranyar Musim Jatuh, yang masih dalam tahap proses. Namun, beberapa lagu di Musim Jatuh ini sudah bisa didengar lewat platform musik: Spotify, Youtube, dll.
Berikut lagu-lagu Suara Elegi yang kudu kamu dengar:
1. Belajar Membenci “… mari belajar membenci … pelan-pelan, atau belajar tak peduli … diam-diam …“. Liriknya sangat gamblang dalam menceritakan seseorang yang barangkali tengah berusaha ‘mengajak’ dirinya untuk membenci orang yang pernah teramat dicintainya. Terkesan miris, bukan? Setelah saling mencintai menjadi saling belajar membenci.
2. Rindu yang Kita Tangisi Lagu ini masuk ke dalam album Merayakan Sepi. Salah satu lagu yang jumlah viewers-nya lumayan banyak di Youtube, baik yang Live Streaming ataupun Audio Official-nya. Lirik pembuka dari lagu ini cukup membuat lagu ini memiliki ruh nan sedemikian utuh, “… kita bertemu lagi akhirnya, di dua kursi dan satu meja di tengah kita, aku ingat pertemuan terakhir kita …”.
3. Bulan di Margonda Lewat judul lagu ini, Aryo Bimo seakan ingin mempertegas dari mana ia berasal. Bagi yang belum tahu, Margonda adalah sebuah jalan utama di kota Depok. Nama Margonda diambil dari nama seorang pejuang kemerdekaan yang pernah bertempur melawan pasukan Inggris. Dalam lagu ini, Suara Elegi bernyanyi dengan seorang perempuan, Hani Sujono, yang membuat lagu tersebut semakin terasa feel-nya.
4. Suatu Malam Tepat di Hari Sebelum Keberangkatanmu Menuju Kota yang Kau Cintai Lebih dari Aku Lagu dengan judul panjang, namun memiliki durasi yang terbilang pendek. Lagu yang menggambarkan pengharapan seseorang agar sang kekasih hati-nya kelak kembali pulang ke hadapannya. Di bagian akhir lagu ini ada semacam musikalisasi puisi.
5. Aku Ingin Bicara Jika lagu-lagu di atas merupakan lagu yang terdapat dalam album Merayakan Sepi, lagu ini adalah salah satu lagu yang ada di EPisodesatu. Nyaris sama dengan Belajar Membenci, tapi lagu ini terkesan jauh lebih tegas dan tega. Sebab, dalam lagu ini, mengisahkan seseorang yang ingin mengatakan kenyataan pahit, bahwa ia tak bisa lagi menjalani hubungan tersebut. Seolah-olah perpisahan yang lebih lekas adalah satu-satunya jalan terakhir dan terbaik baginya, tentu, setelah melewati berbagai cara agar tetap dapat bersama.
6. Datang Bulan Berbeda dengan lagu sebelum-sebelumnya di atas, makna di lagu ini bisa dikatakan sedikit samar-samar, tapi tetap ngena untuk didengarkan saat pulang bekerja. Bisa saja akan ada tikai dalam mengintepretasikan lagu ini ketika mendengar pertama kali dengan yang ke sekian kali. Nada ciamik membungkus lirik sederhana, perpaduan yang manis. Jangan dengarin ini kalo masih lajang!
7. Mandi Ujan Salah satu lagu dari Suara Elegi yang sedikit ‘ceria’, namun masih tetap menyimpan sisi melankolisnya. Masa kanak-kanak yang menyenangkan akan kembali teringat saat mendengarkan lagu ini, dan kemudian barangkali suasana hati akan mendadak ‘nyes’ ketika sampai pada lirik ini “ … Teman, hujan ada di ruang tamu, tepat di atas mata kaki. Maaf ,hari ini tak bisa pergi bermain …” Apakah yang dimaksud dari bagian lirik itu adalah perihal banjir? Hmmm, entahlah, hanya Mas Bimo yang tahu. 🙂