Bekerja merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan banyak orang, biasanya dimulai hari Senin dan diakhiri di hari Jumat, tidak sedikit juga yang jam kerjanya tidak menentu.
Tidak peduli hari dan jam, yang jelas mereka hanya diberikan waktu libur satu atau dua hari dari tujuh hari yang diberikan.
Tak jarang, semenjak Covid melanda, tekanan demi tekanan terus dialami oleh para pekerja terutama bagi mereka di sektor penjualan.
Untuk memenuhi target perusahaan agar dapat memenuhi kewajibannya membayar seluruh karyawan.
Namun, ternyata tekanan tersebut memiliki dampak yang cukup besar.
Seluruh pikiran dan fisik terkadang bekerja di luar batas kemampuannya sehingga menimbulkan rasa sakit bahkan stres yang berlebihan.
Stres pada karyawan merupakan hal yang sering dialami sehingga beberapa pekerja lebih terkena penyakit mental atau bahkan penyakit fisik yang disebabkan pikiran yang kurang istirahat dan tidak seimbang.
Penyebab Stres Kerja
Penyebabnya adalah beban kerja yang tidak sesuai. Hal ini biasanya disebabkan oleh deskripsi pekerjaan yang tidak jelas.
Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan beberapa orang hanya dikerjakan oleh seorang karyawan demi menghemat pengeluaran perusahaan.
Terkadang perusahaan tidak memikirkan beban kerja, namun memaksa pekerja untuk bekerja maksimal melakukan pekerjaan yang over.
Makanya tidak aneh jika ada perusahaan yang karyawannya sering berganti akibat beban kerja yang belebihan.
Tak hanya itu, stres karena bekerja biasanya dialami orang-orang ambisius yang ingin memenuhi banyak target.
Sehingga tidak peduli terhadap waktu kerja yang seharusnya. Biasanya ini disebut orang yang gila kerja.
Tubuh yang dipaksa untuk memikirkan hal pekerjaan di luar batas kemampuan membuat orang-orang yang gila kerja dihinggapi stres dan overthinking di setiap menjelang tidur.
Tak dipungkiri dampak terburuknya adalah orang tersebut jatuh sakit.
Penyebab stres kerja lainnya adalah struktur pekerjaan yang tidak memiliki kendali sehingga tidak sedikit struktur yang paling bawah harus mengalami beban kerja yang berlebih.
“Maklum kita hanya bawahan,” perkataan tersebut biasanya muncul karena atas yang tidak kooperatif dalam membagi tugas pekerjaan.
Lalu, berikutnya adalah orang-orang yang mengalami stres akibat pekerjaan adalah orang-orang yang tidak memiliki dukungan baik internal maupun eksternal.
Contohnya adalah dukungan atasan atau teman satu kantor, atau dukungan keluarga.
Orang yang merasa sendiri tanpa dukungan lebih sering terkena stres pekerjaan.
Sudah jam kerja berlebihan, tidak dapat apresiasi, bahkan tidak ada yang mendukung pula. Biasanya orang-orang seperti ini lebih banyak di kalangan atasan.
Terakhir adalah kurangnya keterampilan atau tidak tepatnya keterampilan yang dimiliki dengan posisi kerja yang ditempati.
Ini biasanya terjadi pada freshgraduate karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Lalu, karena ia ingin bekerja dengan cepat, sehingga memaksakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilannya.
Bahkan ada juga yang sangat jauh dengan keterampilan yang dimiliki sehingga menyebabkan stres.
Sebuah Solusi
Banyak pekerja yang ingin mencoba melepaskan stres kerja namun masih gagal, padahal kesehatan mental sangat lah penting bagi pekerja agar dapat menghasilkan karya yang maksimal atau bahkan untuk produktivitas pekerja itu sendiri.
Langkah yang pertama ialah pekerja harus mengambil istirahat sejenak dari seluruh pekerjaan yang ia miliki.
Misalnya menonton film di hari libur, atau melakukan jalan-jalan sore untuk melepas kepenatan setelah seharian atau seminggu bekerja.
Istirahat sejenak juga dapat dilakukan saat jam istirahat, seperti tidur selama 15 menit sebelum makan siang atau bersenda gurau selama waktu istirahat berlangsung. Hal ini dapat mengurangi stres bekerja.
Lalu Menurut International Labour Organization (ILO), mengurangi stres pekerjaan juga bisa dilakukan dengan berdiskusi bersama atasan tentang pembagian kerja dan batasan pekerja itu sendiri.
Agar beban kerja yang diterima sesuai dengan kemampuan dan kapasitas karyawan sehingga dapat mengurangi stres kerja atau beban kerja yang berlebih.
Memang butuh keberanian, akan tetapi cara ini merupakan salah satu cara yang terbaik.
Langkah lainnya adalah melupakan pekerjaan sejenak. Misal ketika sudah pulang kerja atau hari libur untuk menyimpan seluruh alat komunikasi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Hal tersebut dapat mengurangi pikiran dalam memikirkan pekerjaan yang tidak ada habisnya.
Terakhir, jika semua langkah tidak bisa dilakukan adalah mencari pekerjaan lain yang sesuai kemampuan.
Namun tetap harus memperhitungkan. Pindah kerja setelah mendapatkan pekerjaan yang sesuai.